Plaakk!! Wajahnya terbuang ke kanan. Dia memegang pipi kirinya. Deg! Rahangnya mengeras. “Aku sudah katakan jangan melawanku, Aishe.” Gumamnya pelan. Aishe, kedua matanya mulai memerah. Dia mulai takut. Dia meremas-remas kedua tangannya. Dia tidak tahu kenapa tangan kanannya bisa melakukan tamparan untuk Tuannya. Sejujurnya, itu diluar kendali dirinya. “Tu-Tuan … saya … min-ta maaf …” Dia sedikit sesunggukkan dan merundukkan pandangannya ke bawah. Enardo menegakkan tubuhnya. Dia sedikit mengelus pelan pipi kirinya. “Berani sekali kau menamparku.” Geramnya dengan gigi saling merapat. Namun saat melihat raut wajah penuh ketakutan disana, tiba-tiba saja dadanya memanas. ‘s**t! Apa yang aku lakukan ?!’ Bathinnya