Sedangkan Jack dan Kepala Keamanan mansion, mereka saling melirik satu sama lain melihat ekspresi Tuan Besar mereka. Mereka tidak tahan. ingin tertawa, tapi tidak mungkin. Ingin rasanya mereka berdua menyeret pria bertubuh atletis ini. Dan menyuruhnya untuk bergabung disana. Tapi itu sungguh tidak mungkin. Bisa-bisa mereka berdua yang hanya tinggal nama esok hari. Enardo, entah kenapa kakinya semakin sulit melangkah. Namun dirinya seakan tidak sabar melihat bayi merah yang tengah digendong oleh sang Grandpa, Abercio Ottar Palguna. “Hahh …” Dia menghela panjang nafasnya. Perlahan, kaki jenjangnya melangkah menuju mereka yang duduk disana, di taman mini. Taman yang dia tahu dibuat khusus untuk bayi yang tengah mereka ajak bermain.