Andrea masih terkulai lemas setelah percintaan liar yang mereka lakukan bersama, Andrea tidak tahu apa yang terjadi pada Alvaro, tetapi melihat Alvaro yang merintih kesakitan otaknya tidak bisa berpikir lebih, dia langsung mengikuti apa yang Alvaro inginkan.
“Maafkan aku An, kamu pasti terkejut." Alvaro menatap Andrea dengan perasaan bersalah.
"Tak masalah, lagian kita sudah menikah." Andrea menarik pakaiannya yang tergeletak dan kini dia langsung memakainya, banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan dan kini dia tidak bisa tinggal diam setelah melakukan tugasnya sebagai istri.
"Setelah ini aku pergi dulu ya, nanti malam kita ketemu. Aku akan menceritakan alasannya padamu," ujar Alvaro yang juga bergegas berganti baju karena dia harus menghadiri meeting penting, dia tidak ingin gagal memenangkan tender dan membuat investor saham di perusahaannya semakin meremehkannya.
"Hati-hati," ucap Andrea ketika Alvaro akan pergi.
Alvaro mengangguk, dia mengecup kening Andrea lalu meninggalkan dirinya yang kini mematung. Andrea merasakan berdebar ketika Alvaro melakukan hal itu. Dulu Denis memang memperlakukan dirinya sangat manis, tetapi sikap Alvaro membuatnya seakan jatuh cinta untuk kedua kalinya.
"Bos," panggil Gery ketika Andrea hanya diam mematung setelah kepergian Alvaro.
"Kenapa?" tanya Andrea dan langsung meninggalkan Gery.
Lelaki itu sebenarnya ingin mengatakan hal mengganjal di hatinya, tetapi rasanya berat karena Gibran sudah meminta bantuannya untuk menyembunyikan semuanya sampai Alvaro yang mengatakan hal itu pada Andrea sendiri. Awalnya dia memang terkejut dengan Alvaro yang menjadi suami Andrea, tetapi kini dia merasa lebih tenang setidaknya Andrea tidak bersama dengan orang yang hanya memanfaatkan dirinya.
“Nggak jadi bos,” ujar Gery dia lalu pamit kembali ke meja kerjanya.
Gery pikir suatu saat nanti semuanya pasti akan terungkap, tidak mungkin Alvaro akan terus menyembunyikan hal itu. Semua yang terjadi merupakan rahasia sementara demi kebaikan bersama.
“Aneh, aku kembali kedalam untuk menyelesaikan semuanya. Jangan ganggu aku,” ucap Andrea pada Gery yang masih terlihat bingung.
Gery kini merasa jika Andrea masih belum tahu siapa Alvaro yang sesungguhnya. Selama ini dia yang mewakili Andrea bertemu kolega bisnis dan kini dia baru sadar jika ternyata bos besar bentley grup adalah suami bosnya. Kini secara langsung Gibran tahu bahwa Andrea adalah Dandelion sang pengrajin perhiasan yang mereka kontrak selama ini.
“Ya Tuhan, jangan biarkan aku menyimpan rahasia ini terlalu lama.” Gery menggelengkan kepalanya perlahan, dia mencoba mengabaikan semua pikiran di kepalanya dan mencoba untuk fokus mengerjakan hal yang telah tertunda.
***
Alvaro kini diam, dia baru saja mencerna semuanya. Penyakit langkanya kini bisa diobati ketika dia melakukan seks bersama istrinya, mungkin dokter tidak akan menyangka dengan apa yang dia ceritakan, tetapi setidaknya Alvaro kini terbebas dari penyakitnya untuk sementara waktu.
“Bos tidak sadar sesuatu?” Tanya Gibran.
“Apa yang aku lupakan?” Tanya Alvaro bingung.
“Asisten istrimu adalah orang yang menjadi penghubung perusahan dengan Dandelion,” ucap Gibran.
“Sial, aku bahkan tidak sadar karena aku sudah tidak tahan dengan rasa sakitku.”
“Dia memang tidak mengatakan apapun, tapi aku tahu karena hanya dia yang bisa menghubungkan kita dengan Dandelion. Anda tenang saja aku sudah mengatakan agar Gery tidak mengungkap identitas anda,” ucap Gibran.
“Good, aku akan memberitahu Andrea sendiri ketika aku sudah siap.” Gibran hanya mengangguk, dia tidak ingin ikut campur lebih banyak lagi.
Setelah itu mereka langsung menuju ke tempat diadakannya rapat, semuanya memang terasa mendebarkan tapi Alvaro memiliki keyakinan bahwa apa yang dia tawarkan akan memenangkan tender besar yang sejak 6 bulan lalu. Persiapan yang lama dan menghabiskan tenaga membuatnya tidak boleh gentar, apapun yang terjadi dia harus mendapatkan tender itu.
Pukul 4 mereka sudah sampai di tempat meeting, hampir saja terlambat jika Gibran tidak mengemudikan mobilnya dengan sangat cepat. Alvaro segera duduk dan meeting mulai berjalan, awalnya Alvaro mulai tenang, tetapi kini dia mulai panik karena beberapa rancangannya dipresentasikan oleh orang lain dia menyimak semuanya dengan baik, walau rancangan itu hampir mirip tapi ada satu hal yang bisa membuktikan bahwa rancangannya kini telah dicuri oleh pesaingnya.
“Dari perwakilan Bentley silahkan presentasi,” ujar moderator setelah perusahaan saingan Alvaro menyelesaikan presentasi.
Laki-laki itu memulai presentasi dengan tenang, dia tidak peduli dengan tatapan mata dari banyak orang yang mengiranya menjiplak. Alvaro menyelesaikan semuanya sampai selesai hingga penyelenggara kini mulai bertanya akan penawaran Alvaro yang sama persis dengan perusahaan Galatama.
“Apa anda bisa menjawab kenapa presentasi anda sama dengan Galatama grup?” tanya penyelenggara tersebut.
“Pada kenyataannya mereka yang mencuri rancangan saya tuan, mereka tidak bisa menjawab pertanyaan anda terkait rancangan yang saya tampilkan di sini,” ucap Alvaro menunjuk rancangan unik yang sengaja dia sisipkan sesuai dengan sisi uniknya.
“Apa alasannya?” tanya penyelenggara tersebut.
Alvaro menjelaskan semuanya, terkait rancangan serta anggaran yang tidak dijelaskan oleh Galatama grup sebelumnya. Alvaro menjelaskan secara mendetail dan terperinci hal itu membuktikan bahwa memang dia pemilik rancangan sebenarnya.
“Galatama grup anda didiskualifikasi dari tender ini,” ujar penyelenggara yang sejak awal lebih menekankan kejujuran dalam tender ini, dia tidak menerima kecurangan dalam bentuk apapun.
“Kalian akan menyesal jika menerima orang yang bahkan tidak bisa menyentuh wanita, emangnya kalian mau kalau dia mati tidak ada yang meneruskan project kalian yang terus berlanjut itu?” ujar pimpinan Galatama yang mulai berani.
“Apa buktinya bahwa saya tidak bisa menyentuh wanita? Saya bahkan sudah menikah.” Alvaro menunjukkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
Alvaro menatap Gala dengan pandangan meremehkan, kini dia sadar bahwa Damian menggunakan orang lain untuk merendahkannya, bahkan dengan tidak sopannya dia mencuri rancangan final yang telah dia siapkan untuk perebutan tender hari ini.
“Tolong bawa Pak Gala keluar dari sini,” ujar penyelenggara karena tidak ingin terjadi keributan yang semakin mengganggu.
Penyelenggaara akhirnya menutup rapat, dalam seminggu mereka akan mengumumkan pemenang tender karena mereka harus menyeleksi vendor terbaik yang bisa dia percayai untuk melaksanakan project besar yang akan menjadi inovasi baru di negara ini.
Alvaro keluar dari ruangan dengan penuh kelegaan, dia tidak tahu apakah dia berhasil atau tidak, yang pasti dia sudah melakukan terbaik. Alvaro meminta Gibran segera mengantarnya pulang, dia bahkan sengaja memesan makan malam sebagai ucapan terima kasih pada Andrea yang sudah menyelamatkannya hari ini.
“Menurutmu apakah aku harus mengatakan pada Andrea tentang penyakitku?” tanya Alvaro ketika perjalanan pulang.
“Lebih baik mengatakan hal jujur tuan, dengan begitu nyonya bisa membantu anda kapanpun.” Alvaro mengangguk, dia malu akan penyakitnya, tetapi dia sadar tanpa Andrea dia bahkan tidak bisa sembuh dengan secepat ini.
“Apakah dia tidak takut dengan aku yang punya penyakit aneh ini?” tanya Alvaro.
Alvaro hanya takut jika Andrea berpikiran buruk dan akhirnya pergi meninggalkannya karena merasa malu dengan penyakit aneh yang diderita olehnya. Hal ini kembali membuat Alvaro berpikir bahwa mungkin saat ini bukan waktu yang tepat untuk menceritakannya pada Andrea.
“Jangan katakan apapun pada Andrea, selama Damian masih mengincarku aku harus bersamanya.”