Bab 1. Cinta Satu Malam
Pandangan Andrea kosong, pengkhianatan itu terus berputar di otaknya. Cinta yang dia jaga selama tiga tahun lenyap tak tersisa, dia tidak menyangka di balik sikap manis tunangannya tersimpan hal menjijikkan yang baru dia ketahui.
"Aku yang mendukungmu selama tiga tahun ini, tapi kau malah memilih bersama wanita miskin yang tidak sebanding denganku. Lihatlah Denis, kau akan menyesali perbuatanmu!” Andrea terus menegak minumannya, dia bahkan sudah dikendalikan oleh alkohol untuk melupakan semua rasa sakitnya.
"Berikan satu botol lagi!” perintah Andrea lirih yang sudah mulai mabuk. Tanpa sadar dia mencekal tangan seorang laki-laki yang ada di samping. Menyentuh tubuhnya dan tersenyum menggoda saat melihat ketampanannya.
"Menikahlah denganku, aku yang akan membiayai hidupmu!" Andrea berdiri dengan sempoyongan, dia menyentuh garis rahang lelaki itu dengan sensual.
"Gila! Aku tidak mau menikah denganmu–" Lelaki itu mendorong Andrea dengan kasar, Andrea terjatuh, tetapi wanita itu kembali bangkit dan langsung membungkam bibir lelaki bernama Alvaro dengan liar.
Alvaro pun mematung, tubuhnya seakan tidak percaya jika penyakit langka yang dideritanya tidak muncul ketika wanita gila itu menciumnya dengan tiba-tiba. Alvaro mulai penasaran, dia lalu membalas ciuman Andrea tak kalah liarnya. Alvaro menginginkan wanita itu, apa pun yang terjadi, dia harus mendapatkannya karena wanita itu adalah obat yang dia cari selama ini.
"Aku menginginkanmu," bisik Andrea lirih di telinga Alvaro.
Lelaki itu langsung menggendong Andrea dan membawanya keluar dari klub. Alvaro membawa Andrea ke hotel terdekat, dia sudah tidak tahan karena gairahnya terpancing oleh wanita yang tidak dia kenal. Dia menginginkan lebih, dia tidak ingin hanya ciuman liar yang mereka berdua lakukan.
"Jangan salahkan aku jika kau menyesalinya nanti!” Alvaro langsung membopong Andrea setelah asistennya selesai mengurus kamar mereka. Dia tidak peduli dengan identitas wanita itu. Saat ini, dia hanya akan menuntaskan gairah yang selama ini tidak pernah dia keluarkan. Alvaro memang masih perjaka karena penyakit langka yang dia derita, setiap kali berdekatan dengan wanita tubuhnya bereaksi lain. Kondisi Alvaro akan lemah dan dipenuhi ruam di tubuh bekas jamahan wanita yang menyentuhnya.
"Aku akan memuaskanmu," bisik Alvaro setelah membanting Andrea di atas ranjang empuk.
"Panas, tubuhku panas …." Andrea terus mengeluh dengan tubuh yang menggeliat meminta di puaskan.
Alvaro tidak tahu apa yang terjadi, melihat Andrea dia kini sadar jika ada orang yang berniat buruk dengan wanita yang ada di bawahnya.
"Puaskan aku," lirih Andrea sembari menarik dasi Alvaro. Andrea dengan tidak sabar membuka kancing kemeja Alvaro, keringat dingin yang memenuhi tubuhnya, sungguh membuatnya tak bisa lagi menahan diri terlalu lama.
Alvaro yang gemas langsung menahan tangan Andrea, dia menarik tangan nakal itu ke atas kepalanya dan langsung memberikan ciuman liar pada bibir merah Andrea.
Malam itu, percintaan panas terjadi, Alvaro tidak menyangka jika wanita liar yang memaksanya menikah ternyata masih perawan. Alvaro pikir wanita itu sudah tidak perawan, apalagi jika melihat dari sikapnya yang sudah sangat berani mencium lelaki tak dikenal secara sembarangan.
"Aku akan menjagamu, mulai malam ini kamu milikku." Alvaro mengecup bibir Andrea sekilas dan langsung mendekapnya dalam pelukan. Hanya wanita itu yang mampu menyembuhkan penyakitnya, apa pun yang terjadi Alvaro tidak akan melepaskannya begitu saja.
***
Andrea terbangun dari tidurnya, tangannya memijat kepalanya yang terasa berat. Andrea masih tidak sadar jika kondisinya begitu berantakan setelah percintaan yang dia lakukan semalam.
"Apa yang aku lakukan?" Andrea bertanya pada dirinya sendiri karena dia sungguh tidak mengingat apa yang terjadi.
"Kau sudah bangun rupanya," ucap Alvaro yang kini sudah rapi dengan kemejanya.
"Siapa kamu, apa yang telah terjadi semalam?" tanya Andrea yang kini menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
"Semalam kau merengek dan mengajakku menikah. Harusnya kau ganti rugi, aku yang menjadi korban saat ini," ucap Alvaro.
Andrea memukul kepalanya, dia tidak menyangka jika keputusan untuk menghibur diri di klub malam membawanya ke dalam petaka. Andrea begitu bodoh hingga karena sakit atas pengkhianatan yang dilakukan oleh tunangannya.
"Lalu apa yang akan kau lakukan untuk bertanggung jawab?" tanya Alvaro mendesak.
Andrea mengumpat dalam hatinya. Sebenarnya dia juga rugi dalam kasus ini, tetapi Andrea ingat bahwa dia yang memulai semuanya hingga kondisinya menjadi rumit seperti ini.
"Menikahlah denganku, aku akan membiayai hidupmu!" Andrea dengan asal mengatakannya, dia bahkan tidak tahu siapa lelaki yang ada di depannya.
"Apakah itu harga yang cukup setelah kau menyebabkan hal sebesar itu?" tanya Alvaro.
"Aku akan bertanggung jawab atas hidupmu! Sudahlah, ambil ini! Hubungi aku, kita bertemu besok untuk mengurus pernikahan kita." Andrea berbicara dengan nada tinggi, dia sudah tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapi lelaki yang menuntut untuk bertanggung jawab kepadanya.
"Baiklah, jam 10 sampai di kantor pencatatan sipil. Aku akan melaporkanmu ke polisi jika mengingkari janji!” ucap Alvaro yang langsung pergi meninggalkan Andrea. Ancaman itu terdengar bukan main-main.
Andrea pun jadi berteriak kesal, dia tidak menyangka jika kesialan mulai datang ketika pengkhianat itu mulai menampakkan kejahatannya. Andrea berjanji, dia tidak akan melepaskan mereka begitu saja. Andrea akan membalas atas apa yang telah mereka perbuat kepadanya.
***
Andrea pulang ke apartemennya, dia adalah pewaris grup Madison. Kekuasaan mereka dipertimbangkan hampir di seluruh negara. Grup Madison memang memiliki bisnis yang menggurita dan Andrea adalah anak satu-satunya. Namun, dia memilih untuk menyembunyikan identitasnya dari siapa pun, termasuk pada Denis–tunangannya yang tampak menunggunya di depan pintu apartemennya. Melihat kedatangan Denis, ingatan akan pengkhianatan itu kembali datang. Dia tidak menyangka jika lelaki yang begitu dia cintai sampai tega mengkhianatinya.
"Kamu dari mana saja, An? Aku mencarimu." Denis coba menarik tangan Andrea, tetapi wanita itu langsung menghempaskannya dengan kasar.
"Apa pedulimu?" tanya Andrea yang kini coba menahan amarahnya.
"Kamu tunanganku, An, kamu sudah tidak sayang padaku?"
Andrea tertawa, dulu senyum lelaki itu sangat menenangkan hatinya. Namun, setelah dia tahu yang sebenarnya, dia merasa mual melihat sikap manis lelaki yang bertingkah b***t di belakangnya. Andrea bersyukur Denis tidak pernah bertemu dengan keluarganya. Dulu Andrea kesal dengan sang ayah karena tidak mau datang saat dia ingin mengenalkan lelaki itu, tetapi kini dia baru tahu jika Denis bukanlah lelaki yang baik. Andrea begitu menyesal karena tidak mengikuti apa yang dikatakan oleh ayahnya.
"Lebih baik kita selesai saja, aku tidak sanggup melihat wajahmu itu. Sangat memuakkan," ucap Andrea yang kini berusaha untuk masuk ke dalam apartemennya.
"Apa maksudmu?" tanya Denis yang sedikit panik.
"Pikir saja salahmu, aku tidak peduli kau tidur dengan w************n itu. Kita putus hubungan," ujar Andrea.
Denis menarik tangan Andrea kasar dan mendorongnya ke dinding, dia merasa kesal karena Andrea mencampakkannya begitu saja. Lelaki itu merasa punya harga diri, dia tidak akan rela jika Andrea yang terlebih dahulu mengakhiri hubungan mereka.
"Jika kamu putus denganku, kamu pikir siapa yang mau sama wanita miskin sepertimu?" tanya Denis dengan tatapan tajamnya.
Andrea menatap Denis dengan seringainya, dia baru sadar setelah sekian lama kini sifat Denis yang asli baru terungkap. Andrea bersyukur Tuhan telah menunjukkan keburukan Denis lebih awal sebelum pernikahan mereka berlangsung.
"Aku lebih baik dibandingkan dengan lelaki murahan sepertimu, tiga tahun aku mendukungmu, tapi kau malah selingkuh dengan sahabatku. Gila memang, bodohnya lagi, kenapa aku baru tau? Jika bukan karena wanita itu, aku tidak akan pernah tau kelakuan gila kalian di belakangku." Andrea tertawa, dia begitu membenci Denis.
"Dia hanya pemuas nafsuku karena kamu melarangku untuk menyentuhmu. Seandainya saja kamu tidak melarangku, aku tidak akan melakukan itu!" Denis menarik tubuh Andrea agar lebih dekat dan coba mencium bibir wanita itu dengan liar.
"Lepaskan aku!" Andrea sekuat tenaga mendorong Denis.
"Aku seharusnya tidak lembek padamu Andrea," ucap Denis lalu menampar Andrea keras.
Ponsel Andrea berdering, dia langsung mengangkatnya tanpa tahu siapa orang yang sedang menelponnya. Andrea berteriak meminta tolong ketika Denis mulai mendorongnya kasar, lelaki itu tidak peduli dengan pintu yang masih sedikit terbuka karena tas Andrea yang terjatuh di sana. Denis coba memperkosa Andrea karena dia tidak ingin kehilangan wanita itu.
"Harusnya kamu tau sayang, aku sangat mencintaimu." Denis merobek kemeja Andrea hingga bahunya terekspos jelas. Denis pun tersenyum, kembali mencium liar tubuh Andrea yang begitu diimpikannya sejak sekian lama.
Tiba-tiba seorang lelaki masuk dan langsung menjauhkan tubuh Denis dengan menendangnya hingga terpental jatuh.
"Lepaskan dia!"
Denis menatap kesal. Kembali berdiri, lalu coba membalas perlakuan dari lelaki yang ternyata adalah Alvaro. Ya, Keputasan Alvaro untuk mengikuti Andrea sangat tepat karena ternyata Andrea dalam bahaya.
Serangan demi serangan dari Denis mampu dipatahkan oleh lelaki itu, dia membawa lelaki itu keluar dan melemparnya keluar pintu. Alvaro pun menutup pintu dengan rapat dan tidak lupa memasang kunci ganda, dia langsung memeluk Andrea yang menangis sesenggukan setelah mendapatkan kekerasan dari mantan tunangannya.
"Sudah, tenanglah! Sekarang aku tidak akan membiarkan orang lain menyakitimu." Alvaro langsung menggendong Andrea menuju kamar wanita itu, dia hanya ingin menenangkan Andrea yang masih syok atas perlakuan Denis.
"Jangan tinggalkan aku!" Andrea menarik tangan Alvaro ketika lelaki itu akan pergi mengambil obat untuk Andrea.
Alvaro menggelengkan kepalanya. “Tenang saja! Aku hanya ingin mengambil obat untukmu.”
Selesai mengobati luka yang didapat Andrea, wanita itu pun tampak tertidur dalam dekapan Alvaro.
“Laki-laki itu pasti akan menyesali semuanya.” Alvaro yang merasa pernah melihat Denis pun langsung mengambil ponsel dan mulai menghubungi asistennya. "Cari tau semua tentang Andrea Madison, termasuk laki-laki yang ada hubungan spesial dengannya! Aku ingin kau memberikan pelajaran pada laki-laki itu, buat dia hancur sejatuh-jatuhnya!”