Roland memasuki kamar tempat Riana terbaring. Ia menghambur dengan langkah lebar mendekati bed, menatap wajah Riana yang memucat seperti kapas, bibir memutih dan tatapan sayu. Kondisi Riana sungguh sangat buruk, ditempeli berbagai macam peralatan medis. Roland langsung meluncur ke rumah sakit sesaat setelah Kenzo mengabari kalau Riana dalam keadaan kritis. Kedua orang tua Roland sudah ada di kamar itu beberapa menit sebelum Roland datang. Mereka adalah pebisnis handal hingga jarang berkumpul bersama keluarga. Mereka selama ini lebih sering berada di Hongkong, mengurus bisnis dan perusahaan di sana. Kini mereka tampak bersedih dan menangis di ruangan itu, seperti sudah tahu apa yang akan terjadi. “Kak!” lirih Riana lemah. Suaranya tidak begitu jelas karena mulutnya tertutup peralat