Roland menatap manik mata Stella yang berjarak hanya tiga centi dari matanya. “Aku tidak butuh pembuktian apa pun darimu. Aku sudah cukup tahu tentang itu. kau tidak perlu ingatkan aku soal itu. Dalam hal ini, justru aku yang mengkhianatimu. Aku salah.” Tegas Roland mengakui kesalahannya. “Thanks, sayang. Kamu sudah memberiku banyak harapan dengan bicara seperti ini.” Stella meraih tangan Roland dan mengecup punggung tangan pria itu cukup lama. Roland terdiam merasakan sentuhan bibir Stella yang mendarat di punggung tangannya. Tidak ada apa pun yang dia rasakan. Jika dulu ia selalu bernafsu bahkan hatinya tersengat saat bersentuhan dengan Stella, tapi sekarang rasa itu berubah. Roland semakin merasa buruk di mata Stella. Batinnya kini malah teringat dengan beby. Bahkan Stel