Sesampainya di rumah, Roland dan kedua orang tuanya menunggu di ruangan utama. “Riri akan dimakamkan di Jakarta saja!” ucap Roland. “Ya. kau benar. Sebab Riri memang lahir dan besar di Indonesia. Kehidupan kita ada di sana,” jawab Momy Roland dengan wajah yang masih sembab. Roland kemudian memerintah anak buahnya untuk mengurus penerbangan jenazah Riana ke Indonesia. Ruangan benar-benar sepi. Semuanya membisu dalam suasana berkabung. Rasa kehilangan masih terpaut dalam hati. Tak lama kemudian, langkah sepatu mengetuk lantai terdengar menggema. Di tengah situasi hening, suara langkah terdengar keras membahana. Sejurus pandangan menoleh ke sumber suara. Tampak Stella melangkah dengan gerakan terburu-buru menuju ke arah Roland. Kepanikan menghias wajahnya. “Sayang, aku dengar R