Bab 4

929 Kata
Dering ponsel mulai menyeruak masuk ke dalam rungu seorang wanita cantik yang tengah tertidur pulas. Wanita itu—Hazel Oswald, tengah berusaha keras membuka matanya untuk mengetahui siapa yang menganggu tidurnya kali ini. Dengan bibir yang mengerucut sebal, Hazel segera meraih ponselnya yang berada di atas meja samping ranjangnya. "Hal—" belum sempat Hazel menyelesaikan ucapannya, orang yang di seberang telepon sudah menghujaninya banyak pertanyaan. 'Kau di mana sialan?! Kenapa susah sekali dihubungi, hah? Aku sampai hampir gila terus-terusan menelponmu.’ “Astaga, kenapa juga menelponku? Jika kau menelponku hanya untuk marah-marah saja, lebih baik urungkan. Aku benar-benar tidak ingin mendengarmu mengoceh, Em.” ‘Bagaimana aku tidak marah-marah? Kau saja susah dihubungi di saat genting begini,’ “Memangnya ada apa? Ini masih pagi dan kau menganggu tidurku asal kau tau!” Hazel menggerutu sebal. ‘Aku tidak peduli mau di sana pagi, siang, sore, atau malam sekalipun. Masalahnya sekarang, kau harus menghadiri acara live di salah satu siaran televisi nanti malam. Aku—’ “Em, acara live apa? Aku lihat tidak ada jadwal itu kemarin. Kau jangan mengada-ada ya? Atau kau sengaja menerima job itu padahal tau kalau aku sedang berlibur saat ini?” ‘Kau curiga padaku? Aku lupa memberitahumu, bahkan lupa merubah jadwalnya. Terus ini bagaimana? Harusnya bisa kan jika kau pulang ke New York sekarang? Acaranya masih nanti malam.’ Hazel menganga tak percaya mendengar ucapan Emily di seberang sana. “Bisa-bisanya kau bicara begitu, Em? Aku baru sampai Berlin semalam, Em, semalam! Dan kau memintaku untuk kembali ke New York sekarang juga?! Gila kau ya! Seremuk apa badanku jika itu sampai terjadi. Aku tidak mau. Kau harus atasi masalah itu sendiri. Salahmu juga kan kenapa sampai lupa merubah jadwalku?” ‘Hazel please! Kali ini saja. Aku benar-benar lupa merubah jadwalnya, bukan disengaja yang langsung menerima job secara mendadak. Job ini aku terima sejak dua minggu yang lalu. Kau tidak ingat apa jika apa jika dua minggu ada transferan uang masuk? Coba kau cek, itu bayaran untuk job malam ini. Daripada harus bayar royalti, lebih baik kau pulang sekarang dan datang ke acara itu. Lagi pula lusa kau ada pemotretan juga. Apa bedanya pulang ke New York sekarang dan besok? Sama saja kan? Sama-sama capek dan lelah. Masa liburan hanya 2 hari?’ “Masih mending dua hari, setidaknya aku masih bisa bernafas dengan lega dan menikmati waktu yang sedikit dengan tenang. Daripada sekarang, belum juga genap 24 jam aku berada di sini, kau sudah menyuruhku untuk kembali ke New York, memang sialan kau Em!” Hazel benar-benar tak habis pikir sekali. Rasanya kesal bukan main. Kenapa juga harus ada jadwal di saat ia sedang ingin menikmati waktu berlibur yang super singkat ini? ‘Aku benar-benar minta maaf, tapi bisakah kau langsung kembali sekarang? Aku pesankan tiketnya, oke?’ “Ck! Terserahlah!” sahut Hazel kesal sendiri. Rasanya percuma ia pergi jauh-jauh ke Berlin untuk liburan, jika pada akhirnya ia harus kembali lagi dalam hitungan jam. Sialan, bukan? Hazel tak mendapatkan apapun selain lelah. Karena itulah, ia langsung mematikan panggilan telepon tersebut secara sepihak. Hazel bahkan mengabaikan pesan masuk yang baru saja masuk dari Emily. Berniat untuk kembali meletakkan ponselnya ke atas meja nakas, ia justru gagal fokus pada sebuah lembar kertas yang ada di sana. Terselip di bawah gelas minuman, bekasnya semalam. [ Kau benar-benar menikmatinya semalam. Jika kau butuh kehangatan dariku, jangan sungkan-sungkan untuk menghubungiku lebih dulu, seperti kau yang lebih dulu mengajakku bermalam. Daren Cyrill +1 (646) xxx-xxx ] "Daren Cyrill?" gumam Hazel lalu melipat kertas itu dan menyimpannya ke dalam tas. Hazel melihat dirinya dibalik selimut, sudah bisa ditebak bukan jika dirinya memang masih dalam keadaan polos tanpa pakaian. Kembali ingatannya melayang pada kejadian semalam, begitu gila dan liarnya ia bersama pria itu. Saling berbagi kehangatan penuh gairah. Bahkan saling mengejar kepuasan dan kenikmatan berkali-kali. "Ku akui, kau memang benar-benar hebat Daren. Aku bisa basah jika memikirkanmu!" monolog Hazel. Wanita itu kembali menggelengkan kepalanya, agar tidak memikirkan hal-hal seperti itu. Dia bisa gila jika terus memikirkan pria yang semalam. Bahkan Hazel masih merasakan bekas-bekas jemari pria itu yang menyentuh kulitnya. Hazel dengan terburu menyingkap selimut dan masuk ke kamar mandi. Terpampang jelas tubuh polosnya berjalan. Hazel menatap pantulan dirinya di kaca dalam kamar mandi tersebut. "Sial!" Hazel mengumpat saat mengetahui Daren meninggalkan banyak jejak kissmark di tubuhnya. "Emily pasti akan memarahiku lagi," keluhnya berusaha menghapus bekas kemerahan itu. Tentu saja Emily pasti akan marah. Secara seorang Hazel Oswald adalah model. Pekerjaannya adalah berfoto. Susah sekali menutupi bekas kissmark sebanyak itu. Sebenarnya bisa diakali dengan ditutup dengan foundation, tapi sialnya itu terlalu banyak. Daren benar-benar meninggalkan banyak jejak semalam, dan bodohnya Hazel tak menyadari itu. Hazel kembali menghembuskan nafas berat. Baiklah, dia akan mengabaikan masalah ini dulu. Ia ingin merilekskan badannya yang terasa pegal luar biasa akibat pergumulan panas semalam. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membersihkan diri di dalam kamar mandi. Beruntung, semalam Daren bersedia diajak untuk melakukannya di kamar hotel yang memang sudah ia booking selama berlibur di Berlin. Wanita itu mulai menyamankan posisi didalam bathup. Dengan aroma mawar merah yang begitu pekat membuatnya begitu tenang. Hazel sangat menyukai bunga mawar merah dan sangat mencandu baunya. Hazel mulai memainkan busa-busa yang mengelilingi tubuhnya. Meniup-niupnya agar menjadi gelembung-gelembung kecil yang berterbangan. Itu membuat Hazel sedikit senang. Kaki jenjangnya ia angkat. Hazel terpaku menatap bentuk kakinya sendiri yang terlihat begitu sempurna. Tak jarang banyak yang mengatakan jika kakinya begitu indah setiap kali pemotretan berlangsung. "Memang susah menjadi orang yang terlalu sempurna," gumam Hazel penuh percaya diri. Tapi apa yang di katakannya barusan memang sebuah kebenaran. Hazel memang cantik dan terlihat begitu sempurna.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN