Sofia dan teman-temannya saat ini sedang makan di kantin sekolah, Kayla sudah kembali ikut bergabung setelah dia dan Sofia membuat kesepakatan bersama. Tiba-tiba saja senior dari kelas dua menghampiri, mereka tak lain adalah Dava dan kedua temannya yang bernama Dirga dan Adnan.
“ Sofia, ada yang mau kasih kamu brownies nih.” Seru cowok yang bernama Dirga.
“ Cowok dari siapa kak.?” Celetuk Mayang yang penasaran.
Kemudian keduanya mendorong Dava yang terlihat kiku berhadapan dengan keempat juniornya itu, tapi Dava lebih malu untuk berhadapan dengan Sofia dimana dia sengaja membuat brownies untuk di berikan kepada Sofia.
“ Dava buat brownies buat kamu Sof, tapi dia malu dan bingung cara ngasihnya gimana.” Seloroh Adnan.
“ Apaan sih, diam lo pada.” Sahut Dava kesal.
“ Kak Dava kenapa ngasih browniesnya Cuma buat Sofia? buat kita nggaka da nih.?” Lontar Naura mewakili perasaan Kayla saat itu.
“ Aku buat banyak kok, ini bisa buat kalian berempat. Tapi kalau Sofia mau berbagi.” Jawab Dava.
“ Maaf kak, tapi aku nggak makan coklat.” Ujar Sofia seakan menjadi sambaran petir untuk Dava saat itu.
“ Kasihan banget lo bro, ya udah sih mending buat gue aja browniesnya.” Timpal Dirga lagi.
Saat itu Sofia hanya ingin menjaga perasaan Kayla, dia tidak ingin ada kesalahpahaman lagi yang membuat pertemanan mereka rusak. Alhasil Dava memberikan browniesnya kepada Kayla, dan di terima dengan senang hati oleh gadis itu.
“ Terima kasih ya kak.” Seru Kayla kegirangan.
“ Sama-sama.” Balas Dava justru terlihat tidak senang.
Setelah ketiga senior mereka pergi, Kayla segera melirik Sofia. Bukannya senang dia justru memarahi Sofia karena telah mempermalukan Dava di tempat umum, niat Sofia untuk menjaga peraaan Kayla ternyata gagal dan hal itu tetap salah di mata Kayla.
“ Dia kan nggak suka makan coklat Kay.” Sahut Mayang.
“ Lo nggak lihat minuman Sofia rasa apa.?” Tunjuk kayla pada es coklat milik Sofia.
“ Ya udah kenapa sih, lo pasti bete juga kan kalau seandainya Sofia terima brownies kak Dava.” Sahut Naura berhasil membuat Kayla terdiam.
**
Sofia sedang merapihkan barang-barangnya sambil memasukkan buku ke dalam tas, dia menoleh ketika ketiga temannya sedang mengobrol akan sesuatu. Sofia pun mempercepat pergerakannya agar dapat bergabung mendengar pembicaraan mereka.
“ Kita mau ke mall jalan-jalan sekalian shopping, lo pasti nggak bisa ikut bareng kita kan.” Sahut Kayla to the point.
“ Sayang banget ya apa-apa kamu harus izin dulu, belum tentu bokap kamu ngizinin kalau kamu telepon sekarang.” Kata Mayang sambil menyentuh pundak Sofia.
“ Yuk cabut.” Ajak Kayla kemudian.
“ Tunggu bentar.” Sahut Sofia membuat langkah mereka berhenti.
“ Aku mau ikut juga, tapi kali ini biarkan aku pulang ke rumah. Setidaknya mang Ujang udah selesai nganterin aku pulang jadi dia nggak bisa di salahin sama papaku.” Lanjut Sofia kemudian membuat mereka bertiga sepakat.
Setelah itu Sofia bergegas menemui mang Ujang untuk di antar pulang, Kayla dan yang lain akan menunggunya di dekat kompleks setelah Sofia selesai berganti pakaian.
Setelah Sofia tiba di rumah dia langsung naik ke atas kamarnya, dia menolak makan siang dengan alasan sudah makan. Sekitar sepuluh menit kemudian dia keluar dengan pakaian kasual dengan sangat hati-hati.
Saat itu mang Ujang dan mbok Tati berada di dapur sehingga mereka tidak tahu kalau Sofia pergi secara diam-diam, setelah berhasil keluar dari pagar rumah dirinya pun segera berlari menuju mobil yang sudah menunggunya.
“ Berhasil.” Ucap Sofia setelah ia berada di dalam mobil Naura.
“ Lo nggak lupa sesuatu kan.?” Tanya Kayla kemudian Sofia dengan paham dan langsung menunjukkan tasnya dan memberitahu kalau dia tidak pernah lupa untuk membawa atm.
“ Ayo pak, jalan.” Sahut Naura pada supirnya.
Dari kejauhan terlihat sosok Diandra yang menyaksikan Sofia pergi dengan mata kepalanya sendiri, awalnya dia ragu jika itu adalah Sofia tapi dia hafal dengan tas favorite gadis itu sehingga dia hanya bisa menyaksikan Sofia pergi dengan mobil yang perlahan keluar dari kompleks perumahan.
**
Seperti biasa ketika Sofia pergi bersama teman-temannya, dia akan selalu menjadi atm berjalan untuk mereka. Namun hal itu tak sedikit pun membuat Sofia merasa kesal ataupun marah. Dia senang bisa memberikan kebahagiaan pada teman-temannya, selama mereka masih ingin bertemannya apapun akan di berikan oleh Sofia.
“ Eh yang ini lucu, beli yuk.” Kata Kayla menunjuk blouse berwarna biru muda.
“ Yang ini juga lucu nih.” Tunjuk Naura pada dress bermotif bunga.
Setelah memilih-milih Sofia memberikan atmnya kepada Mayang untuk membayar tagihannya, dan yang pergi ke kasir saat itu adalah Mayang dan Kayla sementara Sofia dan Naura menunggu di luar toko.
Mulai dari belanja pakaian, aksesoris lucu, hingga cemilan ringan dan lain-lain. Semua menggunakan atm Sofia, hal itu membuat Mayang penasaran dengan jumlah uang yang ada di dalam atm milik Sofia.
“ Enak banget sih jadi kamu, udah kaya, anak semata wayang, apapun bisa kamu dapatein dengan mudah loh.” Seru Mayang ketika mereka sedang nongkrong di sebuah kafe.
“ Uang bukanlah segalanya, percuma banyak uang kalau aku nggak sebebas kalian.” Jawab Sofia.
“ Walaupun orang tua gue kaya, mereka nggak sebanyak itu kasih uang ke gue. Hidup emang beda-beda, tapi kalau mau di pilih gue mau hidup kaya lo Sof.” Lontar Naura.
“ Kalau kamu Kay, gimana kabar bokap lo yang pengusaha kaya itu? Lo kayaknya udah nggak pernah pamer barang branded lagi ya.” Ucap Naura kembali melirik Kayla.
“ Gue bukan nggak mau pamer, Cuma lagi males aja.” Balasnya datar.
“ Seorang Kayla malas pamer, sangat mustahil.” Seloroh Mayang.
“ Diam lo, banyak bacot banget dari tadi.” Lontar Kayla kesal.
“ Guys, gue kayaknya harus balik dulu deh. “ Naura tiba-tiba beranjak dari tempatnya saat mendapat pesan dari orang tuanya.
“ Loh kenapa buru-buru? “
“ Bokap gue nyuruh gue balik sekarang, maaf banget ya. Kalian pulangnya naik taksi aja ya.”
“ Aku ikut, rumah kita kan dekat.” Sahut Mayang segera bangkit dari tempatnya.
Akhirnya Naura bergegas pulang bersama Mayang dan meninggalkan dua temannya, saat ini Sofia dan Kayla saling memandang satu sama lain. Mereka terpaksa harus pulang dengan taksi, saat itu Sofia kebelet dan meminta Kayla untuk menunggunya selagi dia pergi ke toilet.
Kembalinya Sofia dari toilet dia sudah tidak menemukan Kayla di sana, Sofia celingak-celinguk mencari gadis itu di sekelilingnya namun tak berhasil menemukannya. Hingga seorang pelayan datang dan memberitahu Sofia bahwa temannya itu sudah pergi beberapa saat yang lalu.
Sofia kemudian meraih tasnya dan segera pergi dari kafe tersebut, dia mencari ponselnya dan hendak menghubungi mang Ujang. Tapi Sofia lupa bahwa dirinya pergi diam-diam, sehingga terpaksa dia harus mencari taksi untuk pulang.
Ketika Sofia keluar dari mall ternyata di luar sedang hujan deras, tak ada taksi yang lewat pada saat itu sehingga dia harus menunggu di luar sambil menatap air yang jatuh di depannya.
“ Kok malah jadi gini sih, niat mau jalan-jalan bareng teman justru harus pulang sendirian.” Keluh Sofia sambil mendengus pelan.
“ Masih mau kabur dari rumah tanpa bilang-bilang lagi.” Suara itu baru saja membuat Sofia menoleh dengan cepat.
“ Diandra? Kok kamu ada disini.?” Tanya Sofia sangat terkejut.
“ Aku tahu kamu pasti ada di sini kalau bareng mereka.” Jawabnya sambil berdiri tepat di sebelahnya.
“ Kamu kesini sama siapa? Mang Ujang tau kalau aku nggak ada di rumah.?”
“ Bapak sama Ibu nggak tau apa-apa, makanya aku datang jemput kamu.”
“ Kamu kesini naik apa.?”
“ Tadinya naik ojek sebelum hujan turun, aku udah nungguin kamu lama di luar dan akhirnya baru ketemu sekarang.”
“ Teman-teman kamu mana? Bukannya kamu datang kemari sama mereka ya.?” Tanya Diandra melirik ke segala arah namun tak menemukan siapapun.
“ Mereka udah pulang tadi, aku nggak ikut mereka soalnya mau naik taksi aja.” Jawabnya dengan cemas.
“ Bohong, mereka ninggalin kamu kan.” Lontar Diandra membuat Sofia diam.
“ Teman-teman kamu itu nggak tulus temenan sama kamu, mereka Cuma ada maunya aja.”
“ Stop ngejelekin mereka, kamu jangan buat aku ngulangin kalimat itu lagi dong.”
“ Oke, oke. Sekarang kita tunggu hujannya reda aja, abis itu kita pulangnya naik kereta biar lebih dekat sampai ke rumah kamu.” Ujar Diandra yang kemudian memilih untuk diam sambil menunggu hujan berhenti.
**
Sofia dan Diandra pulang setelah hujan reda, dan mereka benar-benar pulang menggunakan kereta kemudian lanjut naik taksi untuk menghemat ongkos. Tadinya Sofia tidak keberatan jika dirinya harus naik taksi dari mall sampai ke rumahnya, tapi Diandra mengajarkan Sofia untuk hidup hemat jika masih ada yang murah kenapa harus cari yang mahal.
Saat itu mereka tidak langsung pulang ke rumah Sofia karena takut ketahuan, jadi Diandra inisiatif membawa Sofia ke rumah tempatnya tinggal dulu. Setelah beberapa saat muncul mang Ujang yang terkejut melihat kehadiran Sofida disana, dia mengira kalau Sofia ada di rumahnya.
“ Kapan keluar rumahnya non? Perasaan saya ada di depan rumah terus sejak tadi siang.?” Tanya Mang Ujang penasaran.
“ Saya udah keluar dari kamar dan main disini sejak pulang sekolah mang.” Balas Sofia sambil melirik Diandra dengan senyuman.
“ Bentar lagi pak Bian pulang, non Sofia nggak mau pulang.?”
“ Mang Ujang ngusir aku.?” Seloroh Sofia.
“ Bukan begitu non, kan non nggak bilang dulu sama bapak kalau mau main kesini. Nanti bapak nyariin terus marah sama non lagi, mau.?” Timpal Mang Ujang.
“ Iya..iya, aku pulang. Terima kasih ya Ndra.” Seru Sofia sambil meraih tasnya dan segera meninggalkan rumah itu.
**
Saat jam istirahat tiba, saat itu Sofia sedang ke perpustakaan untuk mencari satu buku yang ia butuhkan, sedangkan ketiga temannya memilih untuk di kelas sambil mengobrol-ngborol ringan.
“ Lo kemarin pulang bareng Sofia kan.?” Tanya Naura pada Kayla.
“ Nggak, dia ninggalin gue.” Balasnya santai.
“ Kok bisa?”
“ Gue Cuma pergi sebentar terus kembali ke kafe itu lagi tapi dia udah nggak ada disana, ya udah gue pulang naik taksi aja.”
“ Tega banget, paling nggak bilang ke kamu kalau dia mau pulang duluan.” Timpal Mayang.
“ Ya udahlah biarin aja, mungkin dia emang mau pulang sendiri.” Sambung Kayla.
Kayla tiba-tiba menyuruh teman-temannya untuk diam, dia mendapat pesan dari pacarnya dan mendadak ekspresi wajanya berubah. Naura dan Mayang menatapnya penasaran hingga akhirnya Kayla memberitahu mereka apa isi pesan tersebut.
“ Cowok gue mutusin gue.” Ucap Kayla saat dia baru saja mendapat pesan dari pacarnya yang alias sudah mantan.
“ Kok nggak sedih.?” Tanya Mayang bingung.
“ Ya baguslah, itu artinya gue bisa dekat dengan kak Dava sekarang.” Seru Kayla.
“ Tapi masalahnya kak Dava naksir berat sama Sofia, lo yakin bisa buat kak Dava suka sama lo.?” Kata Naura sambil memberi kode tatapan pada Mayang.
“ Gue ada ide, tapi lo maukan bantuin gue.” Ucap Kayla sedikit berbisik.
“ Apaan.?” Tanya mereka penasaran.
**
Gadis itu baru saja selesai dengan urusannya di perpustakaan, dia meminjam satu buku dari sana dan bergegas menuju kelas. Namun ketika dia berjalan tanpa sengaja seseorang menabraknya dan membuat buku yang ia pegang terjatuh ke lantai.
Secara bersamaan mereka meraih buku itu yang kemudian kedua pandangan mereka saling beradu, Sofia dengan cepat meraih buku itu dan segera bangkit sambil menoleh ke arah lain.
“ Maaf kak, aku permisi ke kelas dulu.”
“ Sofia tunggu.”
Sofia kembali menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Dava, cowok itu kini memutar tubuhnya dan menatap Sofia dengan tatapan yang sulit di artikan.
“ Aku mau minta nomor hp kamu boleh.?” Ucap Dava sambil menyodorkan ponselnya.
Sofia menatap ponsel milik Dava kemudian melirik cowok itu dengan bingung, dia tidak memiliki nomor laki-laki di ponselnya bahkan nomor ponsel teman sekelasnya pun tidak di simpan olehnya.
“ Maaf kak, aku nggak biasa simpan nomor cowok di hp aku.”
“ Kalau gitu akun i********: kamu, aku boleh follow kan.”
“ Aku nggak pake sosial media kak.” Balas Sofia pelan.
“ Jadi kamu nggak mau berteman sama aku.?”
“ Maaf ya kak, bentar lagi kelas di mulai. Aku permisi.”
Sofia merasa ini adalah tindakan yang tepat untuk menjauhi Dava, dia tidak ingin cowok itu semakin mengejarnya lagi. Dengan berbohong tidak memiliki akun sosial media Sofia berharap Dava akan menyerah untuk mengejarnya.