Kayla, Naura, dan Mayang tiba-tiba merangkul Sofia yang sedang sibuk memasukkan buku ke dalam tasnya. Gadis itu menoleh satu persatu ke arah mereka dengan ekspresi yang bingung.
“ Kita mau pergi ke suatu tempat, lo mau ikut kan.?” Ucap Kayla lirih.
“ Kemana.?” Tanya Sofia penasaran.
“ Ke suatu tempat yang lo belum pernah kesana.” Lanjutnya semakin membuat Sofia penasaran.
Seperti kemarin, Sofia akan pulang ke rumah dulu lalu setelah itu diam-diam melarikan diri tanpa sepengetahuan Mang Ujang dan Mbok Tati. Saat Sofia kembali ke mobil Naura, dia terkejut melihat penampilan teman-temannya yang memakai pakaian yang sedikit terbuka.
“ Kok baju kamu tertutup banget sih Sof, harunya kamu kaya kita gini.” Seru Mayang menunjukkan penampilannya kepada Sofia.
“ Memangnya kita mau kemana? Terus kenapa harus pakai baju yang terbuka gitu.?” Tanya Sofia tak tahu apa-apa.
“ Biar kelihatan gaul, nih lo ganti celana lo pake rok ini.” Naura memberikan sebuah rok mini kepada Sofia yang di terimanya dengan ekspresi ragu.
Alhasil Sofia mengganti celana miliknya dengan rok mini itu di dalam mobil, sebelumnya Naura menyuruh supirnya untuk keluar agar Sofia dapat menggantinya dengan bebas.
Setelah semua selesai, Naura menyuruh supirnya untuk masuk dan mereka pun segera menuju lokasi tempat mereka akan pergi. Selama di perjalanan Sofia merasa risih hanya dengan memakai rok mini di atas lutut itu, namun melihat teman-temannya terlihat seperti bahagia ia pun berusaha untuk menyamakan suasana hatinya saat itu.
“ Kita mau kemana sih.?” Tanya Sofia masih penasaran.
“ Lo bakal tau nanti kalau kita udah sampai.” Seru Naura.
**
Mereka tiba di salah satu lokasi yang ada di pusat kota, di hadapan mereka ada sebuah gedung yang bertuliskan HAPPY SINGING yang terpampang begitu besar di atas sana. Dari tulisan dan ikon karaoke sudah membuat Sofia tahu kalau itu adalah sebuah rumah bernyanyi.
“ Ayo masuk.” Ajak Kayla dan segera membuat mereka memasuki tempat tersebut.
Mereka pun mulai memesan ruangan vip dimana lengkap dengan makanan dan minuman serta ruangan yang pastinya lebih luas dan nyaman, ketiganya kemudian melirik Sofia untuk membayar tagihannya dan segera gadis itu memberikan kartu atm nya kepada penjaga tempat.
Setelah mereka selesai membayarnya, mereka pun bergegas menuju ruangan yang di pandu oleh seorang pemandu karaoke. Setibanya di ruangan itu mereka di arahkan bagaimana cara menyetel lagu dan menggunakan mic dengan baik dan benar.
Setelah semua beres pemandu pun keluar dan meninggalkan mereka agar dapat dengan bebas bernyanyi sepuas mereka. Sofia terdiam di pojok sofa menatap teman-temannya yang sibuk bernyanyi, suassana yang baru ini benar-benar membuatnya sangat tidak nyaman namun dia berusaha terliat tersenyum tiap kali mereka melirik Sofia.
“ Ayo Sof, kamu nyanyi juga.” Mayang memberikan mic kepada Sofia namun dia menolak karena dirinya tidak bisa bernyanyi sebagus mereka.
“ Lama banget sih.” Keluh kayla sambil melirik jam tangannya.
“ Lo udah hubungin mereka kan.?” Tanya Naura.
“ Udah, katanya lagi on the way tapi lama banget.”
Sofia hanya diam menatap mereka yang terlhat membicarakan sesuatu seolah-olah mereka telah mengundang seseorang namun belum ada yang datang, tak lama setelah itu pintu terkuak dan empat orang anak laki-laki dengan seragam SMA lain masuk ke dalam ruangan itu.
“ Hey, Kayla gue udah lama nggak ketemu sama lo.” Ucap laki-laki berambut hitam dengan model under cut.
“ Makanya gue ngajak lo nyanyi. Kenalin ini teman-teman gue, dan ini Naura lo masih ingat kan.?”
“ Ingat dong, hai semua salam kenal.” Tatapannya berakhir pada Sofia yang sejak tadi hanya diam menunduk.
“ Nama gue Yuda, ini Kevin, Gery, dan yang satunya lagi Soni.” Ujar cowok itu memperkenalkan teman-temannya juga.
Yuda adalah teman SMP Kayla dulu dan keduanya cukup dekat sampai akhirnya mereka berpisah karena sekolah yang berbeda, kini mereka berempat mengambil tempat di mana Yuda langsung mengambil tempat di sebelah Sofia.
“ Diam aja dari tadi, nggak mau kenalan.?” Tanya Yuda namun Sofia tetap menolak untuk menatapnya.
Saat Yuda menyentuh paha Sofia gadis itu langsung merespon dengan cepat, dia menampar Yuda dan menjauh secepat mungkin. Sofia sangat panik dan saat itu semua mata tertuju kepadanya, alhasil Sofia segera pergi tanpa mengatakan apapun.
“ Kok di biarin pergi.?” Tanya Yuda menatap Kayla heran.
“ Karena gue udah punya fotonya, rencana gue berhasil.” Ucap Kayla sambil menunjukkan foto Yuda saat menyentuh Sofia.
“ Asli ya lo itu antagonis banget.” Sahut Naura sambil tertawa kecil.
“ Kasihan Sofia.” Ucap Mayang dengan wajah memelas.
“ Sekarang kita senang-senang aja yuk, mumpung udah di bayarin nyanyi sama makan gratis.” Seru Yuda dan mereka pun melanjutkan kegembiraan mereka tanpa memperdulikan Sofia yang sudah pergi entah kemana.
**
Sofia berlari dan terus berlari, dia tak peduli kemana langkah kakinya membawa gadis itu pergi. Saat dia sadar dirinya sudah berada di tempat yang asing, masih dengan pakaian yang seperti itu dan membuatnya kembali merasa tidak nyaman.
Ketika Sofia hampir saja menangis secara tidak sengaja dia bertemu dengan Diandra yang habis pulang dari sekolah, entah keajaiban apalagi yang telah terjadi kepadanya saat ini.
Sofia pun tak dapat membendung tangisnya dan langsung menangis di hadapan Diandra, cowok itu masih syok melihat keberadaan Sofia dengan penampilan yang tidak biasa. Untungnya Diandra memiliki sweeter sehingga dia memberikannya kepada Sofia untuk menutup bagian bawahnya agar tidak begitu terekespos.
“ Udah jangan nangis, kamu jelasin ke aku kenapa bisa ada disini dan kenapa penampilannya kaya gini? Ini bukan kamu banget.” Lontar Diandra saat mereka berdua duduk di halte bus.
Sofia tidak ingin memberitahu Diandra alasan dirinya berakhir seperti ini, dia sudah dapat menebak kalau Diandra pasti akan menyalahkannya lagi. Dia hanya diam tak menjawab, Diandra pun mulai pasrah dan tak memaksanya lagi.
“ Ayo pulang.” Ajak Diandra ketika dia memutuskan pulang menggunakan sebuah bajaj agar dapat bersama Sofia sampai di rumah.
Sofia kembali merasakan perasaan yang hangat dan senang setiap kali bersama Diandra, apapun yang di lakukan Diandra adalah obat penyembuh dari luka di hatinya. Meskipun sederhana namun terkesan begitu indah.
**
Malam harinya papa Bian datang ke kamar Sofia ketika gadis itu sedang sibuk mengerjakan tugas sekolah, melihat kehadiran papanya dia pun langsung menyudahi aksinya dan melirik sang papa yang sedang duduk di atas tempat tidurnya.
“ Sofia, papa nggak akan marah sama kamu. Tapi kamu bisa kan jujur sama papa kali ini.” Lontar Papa Bian terdengar sangat serius.
“ Jujur soal apa pa.?”
“ Kamu pakai uang kamu dua hari ini untuk apa? “ Papa Bian menunjukkan bukti pengeluaran atm Sofia dimana ternyata semua itu akan masuk ke ponsel papanya.
“ Papa diam bukan berarti papa nggak tahu, dari kemarin papa udah nunggu kamu buat jelasin ke papa sendirian. Tapi hari ini papa udah nggak bisa diam lagi, terakhir kamu gunakan atm kamu di tempat karaoke. Sama siapa kamu pergi? “
Sofia semakin takut karena telah ketahuan oleh papanya, percuma saja kemarin dia diam-diam keluar jika pada akhirnya papa Bian tahu soal ini.
“ Sama siapa, papa tanya.?”
“ Sama teman-teman Sofia pa.”
“ Kayla? “ Sebut papa Bian.
Sofia mengangguk pelan dan menyebutkan, “ Naura sama Mayang juga.”
“ Mereka yang ngajak kamu kesana.?”
“ Aku sendiri yang mau pah.”
“ Papa udah nggak tau lagi mau nasehatin kamu bagaimana, kayaknya papa bakal berhentiin kamu sekolah lagi aja. Biar kamu home schooling kaya kemarin, papa jauh lebih tenang dan kamu juga nggak akan dapat teman-teman kaya mereka.”
“ Jangan pa, aku janji nggak bakal gitu lagi.” Pinta Sofia menahan langkah papa Bian untuk pergi.
“ Kamu udah sering janji tapi masih aja melanggar, papa nggak mau kamu jadi anak yang durhaka selalu berbohong sama papa.”
“ Please pa, aku benar-benar janji sama papa. Kalau aku melanggar lagi terserah papa mau keluarin aku apa nggak dari sekolah itu.”
Akhirnya papa Bian kembali lulu dengan permintaan Sofia, dia memberikan kesempatan lagi kepadanya namun ini akan menjadi yang terakhir dari kesempatan yang mereka buat.
**
Bel baru saja berbunyi yang menandakan waktu pulang sudah tiba, Sofia bergegas merapihkan barang-barangnya dan sesekali menoleh ke arah teman-temannya yang mungkin saja berniat untuk pergi lagi.
“ Hari ini nggak ada jalan-jalan.?” Tanya Sofia menatap mereka satu persatu.
“ Kalau aku sih ada les, jadi nggak ikut dulu.” Jawab Mayang.
“ Kalau gue ada latihan piano, gue balik duluan ya.” Sambung Naura.
“ Kalau gue mau pulang aja.” Lanjut Kayla.
“ Oh oke, hati-hati di jalan kalian.” Ucap Sofia pelan.
Sepertinya hari ini Sofia harus pulang ke rumah, padahal dia sudah senang kemarin bisa menikmati waktu yang menyenangkan dengan teman-temannya itu. Sofia kemudian berjalan seorang diri menuju halaman parkir, saat menuruni anak tangga tanpa sengaja dia mendengar orang-orang sedang membicarakannya.
Sofia tidak mengerti apa lagi yang mereka bahas, tidak mungkin tentang papa Bian lagi. Rumor itu bahkan sudah tenggelam, namun Sofia tetap berjalan seolah-olah tidak mendengar apa yang mereka katakan padanya.
“ Oh jadi ini anak yang kelihatan polos tapi mainnya sama cowok SMA lain di tempat karaoke.”
“ Untung aja Dava nggak jadi sama kamu dek, kasihan Dava nya.”
Tiga orang senior dari kelas dua tiba-tiba menghalang jalan Sofia dan melontarkan kalimat yang tidak di mengerti oleh Sofia, bagaimana mereka tahu soal karaoke itu sementara hanya ada teman-temannya saja disana.
“ Jangan munafik ya dek, kamu mending fokus sekolah aja sekarang.” Lanjutnya sambil menyentuh pundak Sofia kemudian berlalu meninggalkannya.
Sofia menoleh ke arah mereka, dia pun segera mencaritahu melalui ponselnya tentang berita yang tidak di ketahuinya hari ini. Salah satu teman Sofia memposting sebuah capture akun tak di kenal dimana dalam capture terdapat foto Sofia bersama cowok bernama Yuda itu.
“ Siapa yang foto? Terus siapa yang menyebarkannya.?” Sofia sama sekali tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini.
Sofia sudah menghubungi Kayla, Naura , dan Mayang untuk menanyakan soal foto itu. Dari angle foto bisa saja di antara mereka yang memotret, tapi sayangnya tak ada balasan dari mereka saat itu.
Tak tahan berada di sekolah, akhirnya Sofia berlari menuju mang Ujang dan menyuruhnya untuk segera pulang. Lagi-lagi ada masalah tentang dirinya, seakan tak mau berhenti padahal dia sudah merasa jauh lebih baik selepas rumor tentang dia dan papanya.
**
Kepulangan Sofia di sambut oleh papa Bian yang terlihat sudah menunggunya sejak tadi, beliau menyuruh Sofia untuk duduk di hadapannya. Kini Sofia sudah mengambil tempat di depan papa Bian, tak lama setelah itu beliau memperlihatkan sesuatu di layar ponselnya.
“ Kamu jelasin ke papa maksud dari foto ini.” Ujar papa Bian terdengar serius.
Sofia melirik foto yang ada di ponsel tersebut, kemudian dia mendapati foto dirinya dan Yuda saat di tempat Karoake, entah bagaimana bisa foto itu berakhir ke papanya yang pastinya saat ini Sofia sangat takut untuk sekeedar menjelaskan kronologinya.
“ Kenapa semalam kamu nggak jelasin ke papa soal ini, kenapa harus orang lain yang kasih tahu papa soal ini.?”
Sofia masih diam membisu, ia tak berani bicara. Sementara papa Bian sudah semakin marah meski ia berusaha untuk menahan emosinya jangan sampai membentak Sofia seperti waktu itu.
“ Papa kira kamu Cuma main sama teman-teman cewek kamu itu, papa nggak tau loh kalau kamu main sama cowok yang bukan dari sekolah kamu.”
“ Kamu udah nggak mau di atur sama papa lagi atau gimana? Kamu mau hidup bebas? Udah nggak butuh papa lagi, iya?”
“ Sofia minta maaf pa, tapi Sofia sama cowo di foto itu nggak ada hubungan apa-apa. Dia Cuma pegang Sofia sebentar dan Sofia pergi dari tempat itu pa.” Jelasnya tak berani menatap wajah papa Bian.
“ Kamu masuk ke kamar sekarang, papa udah selesai ngomong sama kamu.” Titah papa Bian membuat Sofia menoleh ke arahnya sebentar yang kemudian membuat Sofia beranjak dari sana menuju kamarnya.
“ Sabar pak, non Sofia jangan sering di marahin.” Ucap Mbok Tati yang datang membawakan papa Bian secangkir kopi.
“ Dia anak perempuan saya mbok, orang tua mana yang bisa lihat anaknya di pegang-pegang sama laki-laki ingusan kaya gini. “ Keluh Papa Bian masih terbawa emosi.
“ Kan non Sofia udah jelasin kalau anak itu yang sengaja pegang non Sofi, buktinya respon non Sofi cepat, dia pergi dari tempat itu karena dia tahu itu bukan tempat yang bagus.”
“ Tetap aja mbok, saya masih kesal dengan foto itu.”
“ Emangnya pak Bian nemu fotonya dimana.?”
“ Ada yang DM saya, nggak tau itu siapa tapi setelah lihat fotonya emosi saya meledak mbok.”
“ Sabar pak, kita cari solusinya sama-sama yang baik untuk non Sofia dan juga pak Bian.”