William mendapati dirinya berada di ruangan gelap. Telinganya berdengung seolah tempat ini adalah lorong sempit yang menggemakan suara. Sedikit menggerakkan kakinya pun ia tidak bisa, namun masih bisa menutup telinga dengan tangan karena dengungannya semakin menyakitkan. Kemudian, dalam keremangan itu ia bisa mengenali sosok di hadapannya. Rahee sedang memeluk seorang anak—anak-anak kecil lebih tepatnya. Tatapannya menjurus pada William penuh harap dengan kaki yang duduk bersimpuh. "Tolong lepaskan." Suara Rahee merintih. William hampir merangsek maju, namun sial, lagi-lagi kakinya tidak dapat di gerakkan. Suaranya tak bisa keluar dengan lidah kelu membuatnya kian ketakutan. Rahee menangis tersedu-sedu bersama anak-anak kecil itu dan William tidak melakukan apa-apa. **** William tersen