Selama dua puluh empat tahun perjalanan hidupnya, baru kali ini William memaknai arti rumah yang sesungguhnya. Dan baru kali ini juga dirinya sangat ingin kembali ke rumah Austin. Rumah, baginya memiliki kesan mengolok ketika kehidupan di masa lalunya bersama ibunya berjuang susah payah. Sedang pagar pembatas seperti sangkar emas memberinya jarak. Rumah, juga memberi kesan sempurna di mana William berada. Tapi sekarang ini, yang William butuhkan adalah pulang. Ia membutuhkan Austin dan tidak bisa meninggalkan Rahee untuk kedua kalinya. Rahee mengerjap begitu merasakan tubuhnya melayang dan turun dari mobil. Punggung tangannya mengusap air mata yang membasahi pipinya sejak turun dari gedung. Sedikitnya perasaan tenang mulai melingkupi meski suaranya parau. "Kenapa kita ke sini?" William