Sepanjang perjalanan menuju rumah Austin, William hanya terdiam dengan jari yang terkait di jari lentik Rahee. Satu tangannya memegang kendali setir. Matanya terfokus menatap ke arah depan. Tapi kegugupan dan kegusaran jelas terlihat di wajahnya yang tampan. Sesekali jari itu meremas jari lentik milik Rahee yang hanya di balas ringisan tertahan oleh gadis itu. Ingin ia melemparkan semburan amarah yang di tahannya, namun melihat raut gelisah yang tercetak jelas di sana buru-buru Rahee mengurungkan niatnya. Ia lebih memilih diam dan menikmati rasa sakit akibat remasan itu yang membuat tangannya memerah seketika. Sedang William, meski diam, pikirannya melayang bersama kenangan lalu yang membuatnya kian meremas hatinya. Dulu, ia selalu bersemangat setiap kali pulang ke rumah Austin. Meski ia