Sisa malam itu di habiskan William dan Rahee dengan berbagi. Hembusan angin yang menerpa kulit masing-masing seolah tak di rasakannya lantaran sentuhan hangat yang bersarang. Rahee dengan jari lentiknya menggoda d**a bidang William hingga geraman tertahan terdengar dari tenggorokan lelaki itu. Saraf sensitifnya merespon dengan baik guna menggugah gairahnya. "Awalnya," jeda William mencoba menemukan suaranya. "Aku tak pernah punya sosok seorang ayah untuk aku tiru. Jadi aku meniru apa pun yang Austin lakukan. Lucu, kan?" Rahee ikut terkekeh menyumbang suara William yang mencicit. "Aku melakukan semua hal yang Austin lakukan. Mulai dari membantu mama mengaduk adonan roti, mengangkat roti dan melayani pelanggan. Aku benar-benar mencontoh apa yang Austin lakukan. Kita kembar tapi aku lebih be