"Kau ingin menemuiku?" suara Aron terdengar tegas saat ia melihat Nurani berkeliling di dalam rumah megahnya. Ia telah melihat Nurani dari CCTV dan memutuskan untuk menemuinya. Nurani, yang sedang berdiri di tengah ruangan besar, berbalik dan menatap Aron. "Di mana tasku? Aku ingin menelepon orang rumah," ujarnya dengan nada cemas. Alih-alih menjawab pertanyaannya, Aron malah tersenyum dan bersedekap d**a. "Aku telah menolongmu tadi. Apa kamu enggak mau berterima kasih padaku?" tanyanya dengan nada menggoda. "Mmm... iya, terima kasih, Tuan Aron," jawab Nurani dengan kurang fokus, pikirannya masih dipenuhi kekhawatiran tentang Nelson. Aron tersenyum lebih lebar. "Aku rasa sekarang sudah siang, bagaimana kalau kita makan siang saja?" ajaknya. "Aku harus segera pulang. Aku khawatir pada