Baekhyun menggeliat. Tubuhnya terasa remuk. Ia hendak berdiri, namun kungkungan di d**a juga pahanya menghentikan pergerakannya.
"Master," ucapnya pelan hampir tanpa suara.
Baekhyun lalu berusaha melepaskan kungkungan tangan juga kaki Chanyeol, dengan pelan ia mengangkatnya hingga akhirnya terlepas.
Baekhyun tersenyum pelan, lalu melihat ke arah jam. "Pukul dua malam?" gumamnya. Ia berdiri mencari kemeja putihnya di lantai, lalu memakainya. "Haus," gumamnya lagi, lali berjalan ke luar kamar Chanyeol dengan sedikit berjinjit, agar tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan sang master.
Gluk.
Baekhyun mendesah puas, saat air dingin itu dengan bebas melewati kerongkongannya yang kering.
"Baekhyun, kau harusnya tidak bangun lebih dulu dariku." Suara serak itu terdengar, menyapa tengkuk Baekhyun, membuat Baekhyun tersentak kaget hingga meremang.
Slave itu hendak berbalik, namun Chanyeol - sang pemilik suara - tiba-tiba langsung memeluk Baekhyun dari belakang, menumpukan kepalanya di pundak Baekhyun.
"M-mash.. theerr, eungh."
Baekhyun refleks melenguh, saat Chanyeol mengecup lehernya seduktif. Tangan besar Chanyeol juga tak tinggal diam, menelusup masuk ke atas perut mulus vak porselen milik Baekhyun, mengusapnya.
"Ouhh. Emhh..."
"Menikmatinya, puppy?" tanya Chanyeol, dengan suara beratnya, yang kini sudah beralih mengulum telinga Baekhyun.
"Anhh!"
Baekhyun berjengit, saat tangan Chanyeol sudah bermain di penisnya. "Si kecil sudah tegang, hm?"
Baekhyun hanya mengangguk samar, lebih sibuk mengatur napasnya saat tangan Chanyeol sudah beralih mengurut penisnya.
Chanyeol memajukan wajahnya, berusaha menggapai bibir Baekhyun. Baekhyun yang mengerti langsung menolehkan wajahnya hingga dengan cepat Chanyeol melahap bibir kemerahan itu.
"Ah! Ah! Anh!"
Desahan Baekhyun semakin terdengar jelas, membuat libido Chanyeol seketika naik drastis, semakin mempercepat kocokannya kuga permainan lidahnya di mulut Baekhyun.
"I want to hhh cumm mash-theerr... Please-hh..."
Baekhyun terengah-engah, berharap tuannya memberikan ia izin untuk mengeluarkan spermanya yang memaksa dan mendesak keluar.
"Just c*m, Bee."
"Ahhhh... Hah, hah, hah." Bersamaan dengan jawaban Chanyeol, Baekhyun mengeluarkan spermanya di lantai hingga berceceran.
Tubuhnya melemas, tangannya menopang pada counter dapur di depannya. Dengan b****g yang kini menempel pada tubuh Chanyeol, Baekhyun bisa merasakan jika lelaki dominan tersebut sudah cukup terangsang, dengan tonjolan besar di balik celananya.
"Aku tak suka membersihkan bekas s****a asal kau tahu," ujar Chanyeol, membuat Baekhyun menoleh ke arahnya. "Bersihkan itu..." Baekhyun dengan cepat mengangguk dan menegakkan tubuhnya untuk berdiri.
"No baby, bersihkan itu, dengan mulutmu," ucap Chanyeol sambil memegang dagu Baekhyun lalu memberikan kecupan kecil di mulutnya.
Baekhyun sedikit mendelik, menciptakan seringaian di bibir Chanyeol.
"Kau tidak mau puppy? Baiklah aku akan merantaimu dan menghajar lubangmu sampai kau tak bisa bernapas."
Baekhyun menggeleng cepat, ia langsung berjongkok, menumpukan tangannya pada lanta dan mulai menjilati spermanya yang berceceran.
"Good boy," ujar Chanyeol dengan seringaiannya. Kini lelaki dominan itu sudah duduk di kursi sambil menatap dua bongkahan yang mencuat di depannya, menampilkan lubang kemerahan yang masih berkedut.
PLAK!
"Arghh..." Baekhyun meringis, saat tamparan kuat menampar pantatnya.
"Jangan berhenti jilati sisa spermamu, Baehyun."
Tanpa penolakan, Baekhyun melanjutkan kegiatannya menjilati sisa spermanya.
PLAK!
Mata Baekhyun memejam kuat, saat tamparan di bongkah pantatnya semakin kuat, ia berusaha menahannya dan terus menjilati sisa spermanya.
PLAK!
"Eunghh..." Entah kenapa Baekhyun malah mendesah, sensasi panas di pantatnya tiba-tiba terasa bagitu merangsang.
Chanyeol tiba-tiba berdiri, menarik Baekhyun, membuat slave itu agak berjengit.
Chanyeol membawa tubuh kecil itu duduk di meja counter, langsung melebarkan kaki slave itu, dan dengan ganasnya langsung merenggut bibir tipis Baekhyun dalam ciuman panasnya.
"Kau terlalu menggoda Baekhyun," ucapnya di sela-sela ciuman panas mereka.
"Sial! Aku bahkan kesulitan mengatur libidoku saat melihat tubuhmu."
Chanyeol langsung melepas kasar celana yang ia sempat pakai saat dari kamar tadi, hingga terpampanglah junior miliknya yang sudah menegang.
"Aku tak suka kau meringis sakit, tapi mendesahlah."
Baekhyn mengangguk dan bersamaan dengan itu, blush...
"Arghh..." Baekhyun tak mampu menahan rasa sakitnya, saat Chanyeol dengan tanpa perasaan, memasukkan miliknya pada lubang ketat Baekhyun.
"Owhh..." Chanyeol menggeram dengan matanya yang langsung terpejam, saat dinding rektum Baekhyun memijat badan penisnya. "Owh Bee, kenapa kau sangat nikmat, sayang..."
Chanyeol langsung memaju-mundurkan penisnya, menyentak lubang Baekhyun tanpa ampun dengan tempo cepat.
Awalnya Baekhyun masih menahan geraman sakitnya, namun itu tak lama, tatkala kepala p***s Chanyeol menyentuh titik kenikmatannya.
"Ouwhh Channie..." Baekhyun melenguh, tak sadar mengubah nama panggilannya, membuat Chanyeol berhenti bergerak, menatap wajah Baekhyun.
Baekhyun yang sadar dengan kesalahannya hanya mampu menunduk takut. "Maaf..."
Chanyeol tersenyum miring. "Tak ada kata maaf Baekhyunie."
Plak! Plak! Plak!
"Ahhh ahh ahh!" Chanyeol tanpa aba-aba menghentak kasar lubang Baekhyun, menyentuh titik kenikmatannya dengan brutal.
"Chan-hah-yheoll... Please. Harder--hh..." Baekhyun meraung keras.
Tangan Chanyeol tak tinggal diam, memainkan p****g kemerahan Baekhyun yang mencuat. Bibirnya pun menciumi leher juga pundak Baekhyun yang entah kenapa terasa sangat manis.
Baekhyun semakin mendongakkan kepalanya, matanya terpejam dengan mulut terbuka lebar mengeluarkan desahan berbahaya yang bagi Chanyeol terdengar seperti sebuah simfoni menyenangkan.
Mungkin Chanyeol telah memasukkan desahan Baekhyun ke dalam list suara favoritnya.
"Terus Baekhyun. Moan my name, louder..."
Chanyeol berucap seduktif di sela ia menciumi tengkuk Baekhyun yang berakhir di bibir cherry milik lelaki mungil tu.
"Dad, daddy-hh... I wanna c*m dadd."
Chanyeol merasakan, pijatan di dinding penisnya semakin kuat, dan lubang Baekhyun yang semakin menyempit. Chanyeol ikut terengah.
"Bersama, puppy," ucapnya kepayahan.
Dan...
"BAEKHYUN!"
"CHANYEOLIE!"
Keduanya keluar bersamaan, dengan mata yang juga sama-sama terpejam. s****a Chanyeol memenuhi lubang Baekhyun hingga meluber keluar. Juga s****a Baekhtun yang mengotori perutnya. Kening mereka menyatu, merasakan deru napas masing-masing, seolah berlomba meraup oksigen sebanyak-banyaknya.
Cup...
Chanyeol melumat bibir Baekhyun pelan, yang di balas oleh slave itu dengan pelan pula.
"Tidurlah, Bee..."
Chanyeol membawa Baekhyun ke dalam dekapannya, membiarkan juniornya masih bersarang dalam lubang berkedut Baekhyun.
Ia mengangkat Baekhyun bak seekor koala, meletakkan kepala terkulai Baekhyun di pundaknya.
Hingga mereka sampai di kamar, Chanyeol duduk di sisi ranjang dan meletakkan Baekhyun juga tubuhnya bersamaan, masih enggan melepaskan juniornya dari sarang kenikmatan milik Baekhyun.
Badan mereka menyatu.
"Tidur, dan jangan lepaskan milikku dari lubangmu," bisik Chanyeol di telinga Baekhyun yang di jawab dengan anggukan menurut slave mungil itu.
"Selamat malam Baekhyunie..."
"Hm, selamat malam, Chanyeollie..."