3

1008 Kata
Kecipak kasar nan ganas terdengar memenuhi ruangan remang itu. Chanyeol, sang dominan dengan hebatnya menarikan bibir tebalnya di atas belah tipis Baekhyun, slavenya. "f**k Baekhyun, f**k," geramnya rendah saat kejantanannya yang masih terlapisi celana jeansnya, bergesekan dengan kemaluan Baekhyun. Lalu dominan itu kembali melumat bibir tipis nan lembut Baekhyun lebih ganas, yang terasa sangat-sangat memabukkan, seolah slave itu benar-benar melakukan perawatan untuk bibirnya. Benang saliva sedari tadi terjulur panjang entah siapa pemiliknya, wajah Baekhyun benar-benar memerah, mendongak dengan mulut terbuka lebar, matanya terpejam saat Chanyeol dengan buasnya menciumi rahang hingga ke leher putihnya. Chanyeol menghisap, menggigit, membuat ruam merah keunguan yang membuatnya terlihat jelas di keseluruhan d******i tubuh putihnya, lalu menghisap p****g kemerahan Baekhyun. "Anhh... Eungh." Baekhyun melenguh. Chanyeol lantas langsung menarik kepalanya, membuat sedikit raut kecewa di wajah Baekhyun karena kenikmatannya yang terputus. Chanyeol menatap slavenya yang terengah-engah tersebut akibat cumbuannya, yang entah kenapa benar-benar terlihat cantik dan seksi di waktu bersamaan, padahal jelas, Baekhyun adalah seorang laki-laki. "Moan my name, Baekhyun-ah," lirih Chanyeol seduktif, di telinga Baekhyun, mampu menghantarkan jutaan volt listrik tiba-tiba di d**a Baekhyun. "Louder..." Bersamaan dengan itu tangan Chanyeol bergerak turun, satu di p****g juga satunya memegang p***s kecil Baekhyun yang sudah menegang. "Annhhh..." Baekhyun melenguh tatkala tangan Chanyeol bergerak pelan, mengurut penisnya. Chanyeol menyeringai, tak terasa, melihat wajah Baekhyun yang terangsang seperti ini benar-benar menyenangkan. "Louder Baekhyun louder. Moan my name." Chanyeol semakin mempercepat kocokan naik turunnya. "Hhh—hah,hah,hah. Chan-hyeol, eungh... Chan!" Seringai setan semakin tercetak jelas saat Baekhyun kepayahan karena pompaan di penisnya oleh tangan besarnya semakin cepat. "Dad-ddyhh... EUNGH. Chan! Chan-yheol! Ahh!!" "Tahan Baekhyun! Kau tak boleh keluar sebelum aku mengizinkanmu!" titah yang terdengar menggeram itu membuat Baekhyun mati-matian menahan orgasmenya yang benar-benar sudah di ujung kepala p***s. "Please Mast-ther. I channot hold it anhy—more-hhh..." Baekhyun putus asa, karena Chanyeol masih dengan cepat mengocok penisnya dan menahan lubang kencingnya. Ini sudah kedua kalinya ia menunda orgasmenya, yang pertama tentu saja karena vibrator yang tiba-tiba di matika Chanyeol begitu saja, dan ini benar-benar menyakitkan. "Kau harus di hukum, Baekhyun," geram Chanyeol, setelah memastikan Baekhyun tak mengeluarkan spermanya lebih dulu. Nafas Baekhyun benar-benar tak beraturan, dadanya naik turun, penisnya masih menegang dengan sempurna. Chanyeol berdiri, melepas ikat pinggangnya, lalu melepas celana jeansnya, menyisakan sebuah pants ketat yang terlihat kekecilan dan sesak, membungkus sesuatu yang sepertinya terlihat luar biasa besar di dalamnya. "Buka dengan mulutmu, Baekhyun!" titah Chanyeol yang langsung membuat Baekhyun berjongkok, berjalan seperti anjing ke sisi di mana Chanyeol berdiri. Ia menggunakan giginya, menarik pelan pants tersebut. "Hhh..." Chanyeol melenguh tertahan, mendongakkan kepalanya, saat tak sengaja gigi Baekhyun mengenai badan penisnya. "Fuck." Setelah terbuka, dengan sombonya p***s besar, berurat dan sudah menegang tersebut menampar wajah Baekhyun. "Selesaikan dengan mulutmu." Tanpa di suruh dua kali, Baekhyun langsung mengulum p***s besar, panjang, dan berurat itu ke dalam mulutnya. Sungguh, ini benar-benar besar, karena seingat Baekhyun p***s buatan yang ukurannya paling besar yang sering di masukkan ke dalam lubang anusnya pun, tak ada yang sebesar milik Chanyeol. "Ouhh..." Chanyeol melenguh, saat ujung k*********a menabrak ujung tenggorokan Baekhyun, membuat Baekhyun tersedak. Chanyeol tiba-tiba memegang belakang kepala Baekhyun, memaju mundurkannya dengan tempo yang semakin cepat. Jelas saja Baekhyun semakin kepayahan, ia kesulitan mengambil napas, mulutnya juga mencekung, namun tak terlihat tanda-tanda Chanyeol berhenti, malah lelaki dominan itu semakin mempercepat dorongan dan tarikan pada kepalanya. Glek... Baekhyun benar-benar tersedak dan ingin muntah. Untung saja Chanyeol dengan cepat melepasnya. "Kau benar-benar akan habis Baekhyun," ucap Chanyeol saat melihat wajah puppy slavenya yang memerah. Bruk! Dengan kasar Chanyeol mendorong Baekhyun ke atas ranjang, memasang kembali borgol di sisi atas kepala Baekhyun. Baekhyun benar-benar pasrah, ia yakin, tangannya akan semakin memerah bengkak karena terkena borgol tersebut. Setelahnya, Chanyeol langsung menaikkan kedua kaki Baekhyun ke atas pundaknya, memperlebar lubang yang sudah terlihat kemerahan dan sudah siap untuk di habisi itu. Ia mengarahkan kepala penisnya pada lubang itu, dan tanpa persiapan apa-apa, hanya sekali hentak, p***s besar tersebut lolos sepenuhnya memenuhi lubang Baekhyun. "Akhh...Hhah-hah-hah... Appo." Baekhyun melirih, matanya terpejam dengan liquid bening mengalir bebas di bawah matanya. "Ouh, this is so tight..." racau Chanyeol dengan mata terpejam, seolah tak mendengar lirihan Baekhyun. Lelaki dominan itu mulai memaju mundurkan penisnya langsung pada tempo cepat. Sangat kasar. Baekhyun benar-benar hilang akal karena rasa perih yang tak tertahan. Namun, itu hanya sekejap, ketika ujung kepala Chanyeol berhasil menumbuk bagian terdalam Baekhyun, menyentuh prostatnya, Baekhyun dalam definisi hilang akal yang sebenarnya. "Ouh, ahn ah! ah! More daddy, moree—hhh..." Baekhyun mendesah buas. Ini benar-benar nikmat. Mereka berdua sama-sama menganga lebar dengan mata terpejam. Baekhyun menegang, memegang tali borgol di tangannya kuat, karena tak ada pelampiasan lain. Ia benar-benar frustasi. "I wanna hhh c*m dadd, please." Baekhyun berkata frustasi dengan mata berusaha di buka, menatap Chanyeol yang benar-benar menikmati tusukannya. Tak ada jawaban. "Please dadd—YHH!! ANHHHH!" Tubuh putih mulus bak porselen itu melengkung sempurna menyemburkan warna putih khas s****a, juga matanya terpejam. Ia telah keluar ketika Chanyeol belum menjawab permintaan orgasmenya. "Aku belum mengizinkanmu tadi Baekhyun." Chanyeol langsung menggeram marah. "Ma—AHHH! AH! AH! Dad-ddYHH!" "Tak ada kata maaf selain hukuman untukmu." Chanyeol mempercepat tumbukannya, menatap Baekhyun di bawahnya dengan tajam. Lalu secepat kilat meraup bibir kemerahan itu. Plak! Plak! Plak! Peraduan kedua b****g itu benar-benar terdengar bising. Hingga akhirnya Baekhyun keluar untuk kedua kalinya. Ia terengah-engah. Persetan! Bahkan Chanyeol belum keluar sama sekali setelah Baekhyun di o*****e ketiga. Baekhyun sangat lelah, matanya menyayu, namun terus mendesah tatkalan prostatnya benar-benar membengkak sempurna karena tumbukan bertubi-tubi Chanyeol. Hingga Baekhyun hendak mencapai o*****e keempatnya, Chanyeol baru mendapatkan o*****e pertamanya bersamaan. "OUUHH... BAEKHYUN-AHH..." Chanyeol melemas, menikmati orgasmenya. Begitupun Baekhyun, ia mendesah, namun d******i pusing di kepalanya lebih hebat, hingga akhirnya matanya tiba-tiba menutup dengan sendirinya. Melihat mata Baekhyun yang tertutup, entah kenapa, akhirnya untuk pertama kalinya ia mengalah untuk tidak menghabisi Baekhyun lagi. Biasanya ia akan menghajar slavenya bahkan saat pingsan sekalipun. Dan juga, bagaimana bisa bibir Baekhyun tersenyum tipis dengan siksaan yang ia lakukan barusan. Chanyeol melepas borgol di pergelangan tangan Baekhyun yang memerah, tiba-tiba ia berbaring, memeluk tubuh kecil itu, ikut terpejam. "Sleep well, baby..." bisiknya. Seolah melupakan fakta jika Baekhyun adalah budaknya, b***k s*x tepatnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN