BAB 16

1242 Kata
EPISODE SEBELUMNYA   Gang yang gelap, membuat Ko JI menjalankan mobil dengan hati-hati. Sampai mereka di sebuah pertigaan, sekumpulan zombie yang tak bergerak karena gelap, menghalangi jalan mereka. So Ji menahan napas melihat apa yang ada di hadapannya itu. Dengan cepat Ko Ji bergerak mundur untuk menghindari para zombie yang tersesat.   Namun sayangnya, belum sempat mereka memundurkan mobil, seseorang memecahkan kaca mobil menyerang keduanya. Dua bersaudara itu terkejut karena mereka sekarang tengah diserang oleh sekelompok orang bersenjata.   Mereka berniat untuk masuk ke dalam mobil dan merampasnya.   “Jangan bergerak! Atau kalian kutembak!”   Ko Ji terlihat tenang saja sambil terus memundurkan mobilnya. Beberapa orang yang mencegat mereka pun juga tak menyerah. Bahkan salah satu dari mereka melayangkan tembakan hingga terdengar suara keras yang memancing para zombie untuk mendekat.   Mereka semua panic. Tapi salah satu pemimpin mereka seperti sudah siap dengan kondisi tersebut. Dia melemparkan bunga roket dengan jarak yang cukup jauh. Ketika roket sampai pada jarak tertentu, cahaya terang dari bunga api itupun memancing zombie untuk mengikutinya. Melihat usaha mereka berhasil, Ko Ji pun segera memundurkan kembali mobilnya. Tapi ia tak menyangka, anggota mereka ada yang berhasil menodongkan senjata api tepat ke kepala So Ji.   Ko Ji tak bisa berbuat apapun dan ikut pasrah seperti So Ji.   “Ikuti perintah kami. Mundurkan mobilnya,” ucap seorang pria yang tadi melemparkan bunga api ke arah para zombie.   Ko ji melakukan apa yang diperintahkan dan ia memundurkannya sesuai arahan mereka. Setelah mundur dan menemukan persimpangan, mereka meminta Ko Ji untuk melajukan mobilnya ke depan. Tak jauh dari lokasi sebelumnya, ada beberapa orang dengan senjata lengkap menunggu kehadiran angota mereka.   Sampai di sebuah gudang, Ko Ji dan adiknya dipaksa turun dari mobil. Mereka diarahkan untuk masuk ke dalam gudang dan bertemu dengan tawanan yang lain. Ko Ji terkejut, banyak juga manusia yang selamat dari serangan zombie.   “Kenapa kalian lakukan ini? bukankah musuh kita itu zombie –“   PLAKK   Ko Ji mendapatkan pukulan keras karena aksi protesnya. Pria yang memukul Ko Ji pun juga merampas samurai yang Ko Ji bawa kemanapun itu. Ko Ji sedikit menggeram karena menahan amarah.   “Perompak membuat semuanya menjadi musuh. Dan kami mengumpulkan kalian yang lemah ini untuk menjadi umpan para zombie nantinya.”   Beberapa tawanan yang mendengar hal itu jelas meringis. Ada juga yang dari mereka menangis ketakutan karena tak tahu harus meminta bantuan pada siapa. Padahal huru-hara baru terjadi satu hari saja, tapi manusia sudah kalang kabut dan mulai saling menyerang utuk melindungi diri mereka. Tanpa memikirkan orang lain, mereka justru memanfaatkan orang lain tersebut.   Pemandangan yang sangat mengiris hati. Bagaimana jika dunia ini masih belum terbebas dari zombie hingga bertahun-tahun? Mungkin keadaan jadi semakin lebih parah dari semua ini.   “Kalian tidak punya perasaan! Kita sama-sama ingin terbebas dari mereka. Bukankah sebaiknya kita bekerja sama? Bukannya saling menguasai hidup orang lain?”   Kali ini yang membuka suara adalah So Ji. Dan pukulan yang sama nyaris mendarat ke arahnya. Namun entah bagaimana, Ko Ji lah yang mendapat pukulan tersebut. Tentu saja, tanpa sepengetahuan mereka, Ko Ji melepaskan kekuatan kecepatan dirinya untuk menghalangi mereka berbuat sesuka hati kepada So Ji. Mungkin mereka tidak menyadari apa yang dilakukan Ko Ji barusan. Tanpa ia sadari, ada seseorang yang melihat hal itu dan kini memantau Ko Ji lebih lekat.   “Apa salahnya? Ini juga demi keselamatan kalian. Kita akan ke barak timur. Meminta perlindungan dari tentara, tapi sampai ke sana membutuhkan waktu satu hari dan kita tidak memiliki persenjataan yang cukup untuk menghadapi para monster itu. Dan tentu saja untuk bisa melewati hambatan, kami perlu umpan.”   So Ji ingin melanjutkan ucapannya tapi Ko Ji langsung menahannya untuk tak memberi perlawanan apapun.   “Jadi gadis manis, anggap saja kita memiliki tujuan simbiosis mutualisme di sini. Benar kan?”   “Itu tidak benar!”   “Jadi kapan kalian ingin ke barak?” potong Ko Ji yang tak ingin So Ji mendapatkan masalah dari mereka. Pertanyaan itu berhasil mengalihkan mereka untuk melukai So JI.   “Besok malam. Jadi kalian istirahalah dulu. Dan jangan coba-coba melarikan diri.”   Kedua kakak beradik itu akhirnya berkumpul dengan orang-orang yang tertahan juga. Sebagian dari mereka ada yang menangis ketakutan. Ada pula dari mereka yang pasrah akan keadaan. Melarikan diri ataupun ikut dengan para perompak ini juga akan sama saja nasibnya. Tak akan ada yang bisa menjamin bahwa mereka akan selamat nantinya.   So Ji memeluk kakaknya dengan erat. Ia sebenarnya ingin sekali melawan mereka tapi Ko Ji memberikan nasehat yang bagus yang membuat So Ji bisa menerimanya.   “Dalam keadaan seperti ini kita harus tenang. Jangan gegabah. Akan ada celah bagi kita untuk menyerang mereka nanti,” bisik Ko Ji sembari membuat sang adik nyaman dan hangat.   “Iya kak,” jawab So Ji sembari bersandar.   Pikiran So Ji kembali menerawang. Ia masih tidak percaya dengan apa yang ia alami hari ini. Begitu banyak kejadian yang menyedihkan, hingga menegangkan. Tentu saja yang tak mudah bagi So Ji adalah melupakan sahabatnya yang tertinggal. Ia tak bisa melakukan apapun untuk bisa menyelamatkan sahabatnya itu.   “Ada apa? kenapa menangis?” tanya Ko Ji khawatir.   So Ji menggeleng sembari menyembunyikan wajahnya ke lengan Ko Ji, “EumJi –“   Mendengar nama sahabatnya disebut, Ko ji terdiam sembari menenangkan kembali adiknya.   “Ini bukan salahmu. Tenanglah –“ ucap Ko Ji sambil kembali menenangkan So Ji untuk tidak berlarut-laru dalam kesedihannya. So Ji pun perlahan mulai tenang dan menghentikan tangisnya.   “Bagaimana dengan desa? Apa di sana masih aman?”   “Entahlah. Mungkin gerbang utama sudah mulai ditutup.”   “Gerbang utama? Maksud kakak, gerbang tua itu?” tanya So Ji terkejut. Pasalnya gerbang tersebut sudah sangat tua dan tak pernah kembali digunakan. Jika gerbang tersebut kini dipakai, sudah pasti desa benar-benar terisolir dan tak ada yang bisa keluar masuk dari desa.   “Upaya itu dilakukan untuk menghalau zombie masuk ke desa.”   “Kalau begitu kita harus cepat kembali bukan? Bagaimana cara kita masuk setelah gerbang itu menutup nanti, kak?”   “Itu juga yang jadi pikiran kakak daritadi. Kita terjebak di sini. Dan mereka berencana membawa kita ke barak Timur. Kita harus punya cara untuk keluar dari sini.”   Ko Ji melihat situasi. Para perompak masih sibuk mondar mandir untuk mencari mangsa ataupun perlengkapan yang akan mereka persiapkan untuk perjalanan esok. Pemimpin mereka tiba-tiba seperti mendapatkan kabar dari anggotanya dan ia tersenyum puas dengan berita yang ia terima itu.   “Kau, kau, kau dan kau, keluarlah! Ikut aku!”   Beberapa orang ditunjuk untuk mengikuti salah satu anak buah pemimpin Z itu. Salah satunya adalah Ko Ji. Melihat kakaknya ditarik keluar, So Ji berteriak dan meminta untuk ikut serta dalam misi mereka itu.   “Kalian mau bawa kakakku kemana! Aku ikut!”   “Jangan So Ji –“   “Bawa saja dia. Mungkin bisa berguna nantinya,”ucap pemimpin mereka yang masih belum bisa menjauhkan atensinya dari kedua kakak beradik itu.   Ko Ji dan So Ji akhirnya dikumpulkan untuk sebuah rencana.   Rencana mencuri truk terbuka yang ditinggalkan oleh para tentara. Dan tantangan dari misi mereka tersebut adalah, melewati para zombie yang tengah berkerumun diam di dekat lokasi truk. Tentu ini merupakan rencana yang sempurna untuk menggunakan umpan. Dan mereka meminta para tawanan sebagai umpan untuk dapat selesaikan misi ini.   “Kalian, buatlah keributan. Tak perlu aku jelaskan kalian tahu apa yang harus dilakukan, kan?” ucap perompak tersebut yang langsung membuat salah satu dari tawanan gemetaran ketakutan.   “Ba..bagaimana kalau kami diserang?”   Perompak tersebut hanya memberikan senyuman liciknya sembari menyiapkan mobil terpisah, “Cobalah bertahan hidup. Semoga berhasil.”   . .   bersambung        
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN