"Assalamualaikum, Acil Sifa." "Walaikum salam, kapan datang?" "Baru saja, Acil." Vanda meraih tangan Sifa, diciumnya telapak tangan, dan punggung tangan Sifa. "Masak apa, Acil?" "Rara, minta dimasakan haruan bakar di santan dengan terong bakar." "Uh, enak tuh. Nini, Kai mana, Acil?" "Di kamar." "Ada yang bisa Vanda bantu tidak?" "Bantu menata di atas meja ya." "Iya, Acil." Vanda mengambil peralatan makan, dan menatanya di atas meja makan. Sementara Asila masih mengulek sambal. "Sambal buatan Acil tidak ada duanya. Siapa nanti yang akan mewarisi masak enak seperti Acil ya?" "Vanda juga bisa masak enak. Bang Revan masakannya enak." "Tapi, masakan Acil paling enak. Persis masakan Kai Bie." "Sedang membicarakan Kai ya?" "Kai," Vanda mendekati Soleh, dicium telapak, dan punggung