Tidak layak!

1737 Kata
Ryota melihat ke arah luar rumahnya, dengan perasaan gelisah. Tangannya mengepal, saat melihat balasan pesan dari penjaga sekolah. "Lo dimana Krystal?" Arsyla mengatakan Krystal pulang lebih dulu, tapi motornya masih di sekolah saat dia pulang. Untuk itu, Ryota mengirimkan pesan pada penjaga sekolah untuk mengecek seluruh area sekolah. Tapi kemudian penjaga sekolah mengirimkan rekaman cctv, sekitar sejam yang lalu Krystal keluar dari gerbang bersama seorang laki-laki. Dia tidak bisa mengenali pria di rekaman cctv, karena laki-laki itu terus menunduk. Karenanya, dia kembali meminta pada penjaga sekolah untuk mengecek dari rekaman, kemana saja Krystal setelah pergi dari lapangan basket. "Tuan muda, nyonya Esma ingin bertemu!" Ryota melihat pelayan yang datang mencarinya. "Apakah papaku juga ada bersama nenekku?" "Iya, tuan Keenan juga di sana!" Pelayan itu kemudian lebih dulu undur diri. Ini sudah malam, tapi Krystal belum pulang. Jelas neneknya khawatir. Tapi yang jadi masalah adalah papanya juga ada di sana. Mengirimkan pesan pada Arsyla agar mencoba bertanya pada anak-anak kelas dua, mungkin saja tahu dengan siapa Krystal dekat akhir-akhir ini. Tidak, ini baru berapa hari Krystal masuk sekolah, tidak mungkin untuk memiliki kedekatan seperti itu. Melangkah menuju ruang baca neneknya. Dia berharap mendapatkan kabar baik segera, atau mungkin akan ada kekacauan. "Tuan, nona muda tadi mengatakan akan mengantarkan temannya pulang. Jadi nyonya meminta agar anda mencari tahu teman mana yang diantarkan nona muda!" Pak Lim menjelaskan keadaannya, sebelum Ryota masuk ke ruangan itu, karena dia berharap tuan Ryota memiliki informasi yang dibutuhkan. Ryota mengangguk mengerti, tapi wajahnya menggelap. Karena mungkin neneknya akan marah jika tahu teman yang diantarkan Krystal adalah laki-laki. Dan papanya juga pasti akan menyalahkannya, karena tidak tahu siapa yang bersama Krystal. Bagaimanapun, dia adalah kakaknya, seharusnya dia menjaga adiknya. Membuka pintu, dia bisa melihat tatapan nenek dan papanya jauh lebih tajam. "Kenapa lama sekali untukmu datang ke sini?" Keenan agak tidak puas, karena butuh sekitar sepuluh menit untuk Ryota akhirnya datang menemui mereka. "Maaf, Pa!" Ryota melihat ekspresi marah yang tersembunyi dibalik ketenangan papanya. "Duduklah, nenek hanya ingin bertanya tentang adikmu. Dia terlambat pulang karena mengantarkan temannya, apakah kamu tahu temannya yang mana? Karena ini sudah sejam sejak nenek menelponnya, tapi adikmu masih belum kembali. Nenek khawatir!" Esma bicara dengan tenang, dia bahkan menepuk tangan cucunya agar Ryota lebih santai. Ryota bingung bagaimana harus menjawabnya. Sulit untuk mengatakan kalau dia tidak kenal teman Krystal itu, karena saat ini papanya sedang menatapnya. "Aku sedang mencoba menghubungi teman-temannya. Nenek harus tenang, karena Krystal bilang mengantarkan temannya, artinya dia akan baik-baik saja!" Ryota menenangkan neneknya, tapi dia sendiri tidak bisa tenang. Karena teman yang diantarkan Krystal adalah laki-laki. "Kamu tidak mengenalnya?" Keenan melihat putranya yang enggan menatapnya. Ryota menelan ludah, dia bisa merasakan kalau papanya sedang menyalahkannya. "Seharusnya Krystal pulang lebih dulu dari Arsyla. Mereka adalah yang pulang paling terakhir setelah latihan basket. Tapi saat Arsyla pulang, motor Krystal masih terparkir di sana. Tidak ada kendaraan lainnya!" "Arsyla tidak tahu dimana Krystal, tapi mungkin pada saat itu Krystal sedang bersama temannya yang kemudian dia antarkan pulang!" Keenan bisa mengerti situasinya. Dia mengerutkan kening. "Jadi, tidak ada yang tahu siapa teman yang diantarkan Krystal?" "Krystal adalah anak baru, teman seperti apa yang meminta cucuku untuk mengantarnya pulang?" Esma merasa jika cucunya sedang dimanfaatkan. Apalagi Krystal adalah gadis muda, kenapa ada teman yang minta diantar pulang hingga larut malam? "Emh, aku akan bertanya lagi pada Arsyla!" Ryota semakin panik mendengar ucapan nenek dan papanya. Yah, teman seperti apa yang membuat adiknya belum pulang sampai malam begini. Apalagi itu masih laki-laki. "Arsyla anak kelas tiga, kenapa tidak bertanya pada adik kelasmu saja yang sekelas dengan Krystal!" Nenek menyarankan. "Baik, Nek!" Ryota menurut, karena dia juga merasa sangat darurat. "Temannya itu perempuan kan?" Keenan memastikan. Esma menepuk tangan putranya. "Tentu saja, kenapa juga laki-laki akan minta diantarkan seorang gadis pulang. Juga, di dunia ini ada namanya tranportasi umum, atau taksi, kenapa ada laki-laki yang begitu pengecut minta diantarkan seorang gadis?" "Aku hanya ingin mengurangi kekhawatiranku!" Keenan juga merasa pertanyaannya itu aneh. Ryota mendengarkan pembicaraan keduanya, tapi dia pura-pura tidak dengar. Bibirnya manyun memikirkan kalau ada laki-laki pengecut seperti itu, yang sekarang membuat adiknya belum juga pulang. "Kenapa juga ponsel gadis itu tidak bisa dihubungi?" Keenan menjadi semakin tidak puas dengan Krystal. Ryota akhirnya mendapatkan nomor Mikha. Terakhir saat dia latihan basket, Krystal menonton dengan teman-temannya, salah satunya adalah yang dia tahu bernama Mikha. "Aku akan menelpon temannya Krystal!" Ryota izin pada neneknya untuk meminta waktu menelpon. "Yah, tanyakan juga dimana rumah temannya yang diantarkan adikmu!" Esma mengingatkan Ryota, karena dari lokasi yang diketahui, dia juga bisa mencoba memastikan keberadaan cucunya dengan mengirimkan seseorang ke lokasi tersebut. "Jangan marah dulu, mungkin Krystal main dulu ke rumah temannya itu!" Esma tahu anak-anak muda biasanya suka makan atau main di rumah teman hingga lupa waktu. Dia tidak ingin putranya marah pada cucunya sebelum tahu apa yang sebenarnya terjadi. Keenan mengerutkan kening. "Ibu masih terus memanjakannya. Lihat, karena kita membiarkannya naik motor itu ..., Jika saja biarkan sopir yang mengantar-jemput, maka tidak akan menjadi masalah seperti ini!" "Kamu bahkan mulai marah pada ibu. Kamu tidak melihat ibu juga khawatir. Tapi kadang kita orangtua lupa kalau anak-anak muda suka bersenang-senang. Yang penting kita cari tahu siapa teman yang diantarkan Krystal, maka kita bisa memastikan anak itu baik-baik saja!" "Jika latar belakang anak itu tidak cukup bagus, maka lebih baik tidak membiarkan nona muda berteman lagi dengannya. Seharusnya tidak ada yang bisa meminta Nona muda keluarga Martin untuk mengantarkan orang lain. Tidak ada yang layak!" Pak Lim baru saja mengantarkan kopi untuk tuan Keenan, dia mendengar kalau keberadaan nona mudanya belum diketahui. Dia merasa teman seperti itu tidak baik untuk menjadi teman nonanya. Keenan setuju dengan yang baru saja dikatakan pak Lim. Anak-anak keluarga Martin tidak boleh dimanfaatkan orang. "Kalian ini, ayo kita tunggu kabar dari Ryota!" Esma merasa para laki-laki di keluarganya sangat posesif dan mendominasi. Bahkan pak Lim juga. Di luar ruangan baca, Ryota sedang bicara dengan Mikha. Tapi bukannya mendapatkan informasi, dia malah di buat kesal olehnya. "Kenapa tidak menjawab? Apakah kakak menyukai Krystal?" Mikha tidak menutupi kekesalan pada ucapannya. Dia awalnya senang karena Ryota meneleponnya malam-malam. Ini pertama kalinya, Ryota melakukan inisiatif. Padahal sudah sejak dulu dia mencoba mendekatinya, tapi hanya diabaikan. Namun, kebahagiaannya hanya berlangsung sebentar, karena tujuan Ryota meneleponnya hanya untuk menanyakan tentang siapa anak laki-laki yang dekat dengan Krystal. Tentu saja dia marah dan cemburu. "Tidak peduli gue menyukainya atau tidak, jawab aja pertanyaan gue!" Ryota tidak lagi sabar. Dia menahannya, karena Arsyla mengirimkan pesan, orang yang dekat dengan Krystal adalah Mikha. Tapi masalahnya, yang diantarkan Krystal adalah anak laki-laki. Maka satu-satunya orang yang mungkin tahu siapa anak laki-laki itu adalah Mikha. "Krystal berteman dengan semua orang. Dia pandai dekat anak laki-laki. Oh, bahkan aku juga melihatnya bicara dengan kak Josh kemarin!" Mikha ingin Ryota tahu hal tersebut. "Lo yakin?" Ryota tidak menunggu jawaban Mikha, dia langsung mematikannya dan mengecek kembali pada rekaman cctv. Kenapa juga Josh bicara dengan adiknya. Laki-laki itu adalah anak bermasalah. Setelah melihat video-nya, dia yakin itu bukan josh. Sosok dalam video itu agak kurus, sedangkan Josh berperawakan tinggi, badannya juga agak besar, karena Josh suka nge-gym. "Sial! Kalau sampai gue tahu siapa orang dalam video ini, gue bakal buat dia menyesal. Bisa-bisanya bikin adek gue anterin dia dan gak balik-balik!" Ryota sangat frustasi, dia tidak tahu siapa sosok dalam video. Bagaimana dia akan menemukan keberadaan Krystal? Jika terus seperti ini, papanya pasti akan menurunkan anak buahnya untuk mengambil alih, maka mungkin urusannya jadi lebih rumit. Berjalan keluar dari rumah, dia akan mencoba meminta teman-temannya untuk membantu mencari keberadaan Krystal. Tapi sebelum dia masuk ke mobilnya, dia melihat motor Krystal memasuki gerbang. Napasnya menjadi semakin berat, karena amarahnya langsung naik. "Kenapa melihatku seperti itu?" Krystal turun dari motornya, dia melepas helm dan melihat kalau Ryota sepertinya sangat marah. "Masih bertanya? Lo dari mana?" Krystal merasa kesal ditanyai dengan suara seperti itu oleh Ryota. Membuatnya sedikit merasa takut. "Aku anter temenku balik. Dia lagi sakit!" Melihat Ryota masih menatapnya marah, dia lanjut menjelaskan. "karena dia tinggal sendirian, tidak ada yang merawatnya, jadi aku belikan dia obat!" "Kalo sakit itu ke rumah sakit. Dia biarin cewek rawat dia dan bikin cewek itu pulang larut malam. Itu bahaya! Laki-laki itu begok atau Lo yang begok?" Ryota semakin meninggikan suaranya. Dia benar-benar marah sekarang. Krystal terkejut dengan amarah Ryota. Dia melihat ke bawah, agar tidak melihat wajah Ryota yang menyeramkan. "Kamu berlebihan. Kenapa kamu selalu memarahiku?" Ryota membuang muka mendengar ucapan Krystal. Gadis itu masih bertanya, setelah membuat semua orang khawatir. "Katakan, siapa temanmu itu!" Ryota memegang wajah Krystal, agar gadis itu menatap matanya. Dia bisa melihat rasa bersalah di mata Krystal, tapi juga ada kebingungan. Seolah gadis itu belum mengerti dengan benar apa kesalahannya. "Aku tidak akan memberitahumu!" Krystal hendak melepaskan tangan Ryota, tapi gagal. Dia jadi takut dan kesal. "Aku tidak bisa membantumu, jika kamu tidak mengatakannya!" Ryota melembutkan suaranya, dia berharap gadis itu mengerti. "Nenek dan papa sangat khawatir, dan kamu seharusnya tahu, keadaannya sangat kacau sekarang. Jika mereka tahu temanmu itu laki-laki, maka kamu tidak selamat malam ini!" Krystal melebarkan matanya, dia tidak menyangka kalau hanya karena pulang terlambat, situasinya jadi rumit. "Tidak seperti yang kalian bayangkan, aku tidak akrab dengan laki-laki itu. Tapi dia sangat menyedihkan. Aku hanya membantunya, karena dia tidak bisa pulang sendiri!" Ryota mencoba mencerna situasinya, tapi semakin dia mengerti, semakin dia kesal. Adiknya sedang dimanfaatkan! Dia yakin itu. "Jika hanya karena dia tidak bisa pulang sendiri, kenapa laki-laki itu tidak naik taksi?" Krystal menggeleng. "Dia sepertinya tidak punya uang!" Ryota menahan amarahnya dengan tersenyum paksa, dia benar-benar ingin memaki sekarang. "Kenapa tidak meminjamkan uang padanya. Kenapa kamu mengantarnya, kamu tahu naik motor di jalanan pada malam hari sangat berbahaya untuk seorang gadis!" Krystal mengerutkan keningnya, dia tidak terpikir untuk melakukan itu. "Dia mungkin tidak mau!" Ryota membuang napas kasar. Dia pikir adiknya itu sangat bodoh. Mungkin suatu hari adiknya akan mati di tangan orang lain tanpa disadarinya. Maka sebagai kakaknya, dia harus menjaganya. "Jangan bertemu dengan laki-laki itu lagi. Berjanjilah!" "Aku tidak bisa janji!" "Jangan bilang lo suka sama laki-laki itu?" Ryota benar-benar tidak percaya, laki-laki itu sudah membuat adiknya jadi b***k cinta. Krystal memukul lengan Ryota. "Apa maksudmu! Kenapa kamu bicara sembarangan! Aku adalah penolongnya, jadi pasti dia yang menyukaiku. Banyak orang menyukaiku. Tapi aku belum menyukai siapapun!" Ryota merasa lega, tapi rasanya adiknya itu terlalu percaya diri. "Masih tidak mau memberitahu namannya?" Ryota berteriak pada Krystal yang sudah berlari meninggalkannya. "Tidak!" Krystal terburu-buru masuk, dia harus menjelaskan keterlambatannya pada nenek.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN