Vasco tetap berlari mengejar Sherina. Memijat perutnya yang perih karna lelah lari-larian. Nafasnya pun ngos-ngosan, ada keringat yang netes dileher. Duduk disamping Sherina, menatap wajah Sherina yang terlihat marah. Bukannya menjelaskan, tapi Vasco malah tertawa kecil. Bhuuk! Sherina memukul bahu Vasco cukup keras. “Aaww, sakit, yaang. Kenapa dipukul sih?” mengelus bahu bekas tangan Sherina. “Tau aku marah, malah ketawa. Jahat!” Kembali Vasco tertawa kecil, mencubit pipi cubby Sherina pelan. “Cemburu ya?” Sherina terlihat gugup, menatap kelain arah dengan sangat kebingungan. Ia pun nggak tau dengan perasaannya. Kenapa bisa kesal melihat Vasco yang dengan seenaknya memeluk cewek tadi itu. “Apa sih, enggak!” mengela, menepis tangan Vasco yang jahil nyubitin pipinya. Vasco terkekeh,