Vanya keluar lift dengan tergesa sambil menenteng kedua sepatunya. Saking semangatnya ingin menghajar wanita tak tau malu itu dia sampai tak menghiraukan sapaan dari rekan kerjanya. Sementara Indira, Arsya dan Virda tertinggal jauh dibelakang. “Muka tembok juga kamu ya. Sudah mengaku-ngaku sebagai calon istri Pak Ihsan juga hampir mencelakai Indira masih berani datang ke sini!” “Selamat sore Bu Vanya,” sapa Dilraba dengan senyuman. “Tidak usah basa-basi. Kamu pikir aku tidak tahu kelakuan buruk mu?!” “Maksud Bu Vanya apa?” “Ckck, memang susah membedakan kamu sedang akting atau tidak,” cibir Vanya. Kedua tangannya masih memegang sepatu heels nya. “Mau apa kamu ke sini?” “Aku ingin bertemu dengan Bu Indira. Ada sesuatu yang ingin aku jelaskan padanya.” Dilraba masih bersikap sopan, man