“Masih ngamuk?” “Iya, Pak. Kayaknya makin menjadi-jadi. Soalnya, manager keuangan dan stafnya sudah dua jam belum keluar.” Arsya duduk di depan meja sekretaris Ihsan. Kesalahan yang dilakukan karyawannya sangat fatal hingga membuat perusahaan rugi milyaran. Wajar saja jika sepupunya marah besar. Ditambah lagi suasana hati Ihsan sedang tidak baik karena terpisah dari kekasihnya. Indira yang harusnya sudah kembali empat hari yang lalu kini masih berada di Jogja. Pekerjaannya belum selesai juga sekalian mengambil jatah liburnya. “Pak Arsya gak ke dalam saja?” “Gak, ah! Nanti aku kena semburan lahar panas.” “Mana masih jam segini lagi, Pak.” Sekretaris Ihsan mengeluh sambil mengusap keningnya. Nasibnya kini sedang di ujung tanduk. Jika, Bosnya ngantor di Dirgantara sejak pagi itu pertand