“Indira.” Saat ada yang memanggilnya, Indira bukannya berhenti justru mempercepat langkahnya. Dia sudah sangat hafal dengan suara itu jadi tak perlu menoleh ke belakang. “Dira ...” “Lepaskan!” Indira menepis tangan Nizam saat menarik lengannya. “Jangan kurang ajar!” serunya dengan wajah menahan amarah. “Maaf, Dir. Aku terpaksa menarik tanganmu karena kamu tidak mau berhenti.” “Harusnya kamu tahu jika aku tidak berkenan berbicara denganmu!” Nizam menatap mantan istrinya penuh permohonan. Entah apa yang dilakukannya di lingkungan sekolah Kalila? Membuat Indira kaget bisa bertemu dengannya. Tanpa peduli lagi, Indira bergegas berjalan menuju ke arah mobilnya. Sejak tadi asisten pribadinya siaga satu menjaga nyonya nya dari mantan suami. “Indira aku mohon beri waktu sebentar. Aku ingin