Hal yang paling sulit dilakukan oleh Indira adalah berusaha tegar dan baik-baik saja di saat hatinya tengah hancur. Saat ini dia masih berada di ruangan serba putih. Kedua mata sembabnya memandang lekat wajah pucat gadis kecilnya. Setelah bangun dari pingsan, Kalila meminta bertemu dengan Bunda nya untuk yang terakhir kalinya. Keadaannya semakin melemah untuk sementara waktu harus dirawat inap. Lila selalu murung dan menolak makan. Membuat Indira semakin khawatir dengan keadaan putrinya. “Ma ...” “Iya, Sayang.” Safira duduk di sebelah Indira saat ruangan terasa sepi. Dia tidak ikut pulang ke rumah Duka karena bertugas menemani Mamanya menjaga adik kecilnya. “Fira selalu menangis setiap teringat Ibu padahal kami tidak punya kenangan indah bersama. Bagaimana dengan Kalila? Semenjak lah