Indira mendiamkan Ihsan sejak dua minggu yang lalu. Rasa kesalnya pada kekasihnya belum juga mereda. Malah semakin menjadi-jadi karena hasutan orang disekelilingnya. Terutama si kembar. Ajakannya menikah tidak ditolak namun diabaikan begitu saja oleh sang kekasih. Padahal biasanya Ihsan selalu memanfaatkan momen berdua untuk melamar Indira. Tapi, saat diajak menikah malah diam terkesan ogah-ogahan. “Kamu belum baikan sama Kak Ihsan.” “Belum, Va. Dia aja kayak gak niat gitu buat minta maaf.” Vanya menghabiskan makan siangnya lebih dulu sebelum kepo dengan masalah sahabat dengan sepupunya. Mereka kini tengah berada di cafe dekat sekolah Kalila. “Sepulangnya dari Surabaya kemarin belum ketemu?” “Sudah,” jawab Indira. “Dia tuh ke rumah tujuannya ketemu sama anak-anaknya saja.” “Bukannya