Suara tembakan demi tembakan membuat Indira tidak bisa memejamkan kedua matanya. Dia ingin melihat apa yang tengah terjadi namun Ihsan melarangnya. Perasaan Indira menjadi tidak tenang. Dia merasa jika sang kekasih menyembunyikan sesuatu darinya. “Kata Mas Ihsan alat perekam itu sudah dihancurkan. Tapi, kenapa masih saja berbunyi?” gumam pelan Indira. “Apa Mas Ihsan bohong? Apa itu suara tembakan asli?” Indira mengeratkan pelukannya pada Kalila. Dia takut putrinya kaget mendengar suara bising di luar rumah. “Kenapa jantungku berdebar begini?” Tok ... tok ... Suara ketukan pintu membuatnya kaget. Sebelum membukanya Indira menetralkan degup jantungnya yang semakin menggila. Kepalanya tiba-tiba pusing saat baru turun dari ranjang. Dengan langkah pelan Indira berjalan menuju ke arah pintu