Gara masih berada di luar GOR bersama dengan Giselle. Giselle masih terlihat sangat shock sekali saat ini. Tadi ia hampir saja masuk rumah sakit jika tidak di tolong oleh Gara. Ia sangat berhutang banyak kepada Gara itu.
Tak lama Angga datang bersama dengan beberapa temannya karena tadi ia mendengar bahwa ada insiden yang menimpa Giselle dan Gara. Mereka saat ini menanyakan kabar dari Giselle karena mereka sangat khawatr.
"Giselle kamu ga papa?" tanya Angga kepada Giselle tersebut saat ini.
"Ya jelas dia kenapa-kenapa lah. Lo ga liat kak dia hampir aja ketiban itu papan yang gede banget. Kalo aja gua ga liat tadi gimana coba? Bisa-bisa nya panitia di dalam buat acara yang ga safety buat pengunjung. Gua ga mau masuk kesana lagi dan biarin gua sama Giselle celaka." ujar Gara ke Angga. Ia tidak perduli bahwa Angga merupakan Kakak Kelas nya yang pasti ia tidak ingin kesana lagi karena menurutnya itu akan berbahaya lebih dari ini juga.
"Oke kalian boleh bebas dari ini, nanti gua bakalan urus. Yang pasti pihak dari panitia penyelenggara mengucapkan beribu-ribu maaf buat Giselle dan Lo. Sekarang kalian boleh kembali ke sekolah. Tapi jangan keluar dari sekolah karena acara belum selesai semua." ujar Angga kepada Gara dan Giselle.
Gara tak menjawab apa-apa dan langsung menarik Giselle untuk pergi ke gedung sekolah SMA. Saat di tarik seperti itu Giselle juga mengangguk kepada kakak kelasnya itu dan mengucapkan terimakasih kepada mereka.
Saat ini Giselle dan Gara sudah berada di kantin SMA 25. Sebenarnya Giselle tampak merasa tidak enak saat ini tapi disisi lain dirinya juga benar-benar bahagia karena ia tadi ditolong oleh Gara dan saat ini ia bersmaa Gara. Hanya bersama Gara tidak ada teman-temannya. Gara tadi juga marah-mwrah yang mana mengindikasikan bahwa Giselle sangat berarti untuk Gara.
"Gara, makasih ya tadi udah nolong aku. Aku ga tau kalo ga ada kamu mungkin sekarang aku ga ada disini, mungkin sekarang aku udah ga tau deh dimana di rumah sakit mungkin." ujar Giselle kepada Gara tersebut saat ini.
"Gua nolong Lo karena gua ga mau ada keributan nanti. Lo mau makan apa sekarang?" tanya Gara kepada Giselle yang mana ia tidak mengaku bahwa pertolongan yang tadi ia lakukan itu untuk Giselle dan ia tidak mau bilang bahwa ia tulus menolong Giselle juga. Entahlah kenapa Gara tidak ingin Giselle mengetahui tentang hal tersebut. Jadi ia menutupi semua hal itu.
"Aku beli sendiri aja Gara, kamu mau apa biar aku sekalian pesenin." ujar Giselle kepada Gara dan saat ini Gara meminta Giselle untuk duduk saja.
"Lo ga liat? Meskipun disini ga ada anak kelas 10 tapi kelas 11 sama 12 mereka semua ada disini. Lo mau digangguin sama mereka semua. Bilang sama gua Lo mau apa biar gua beliin sekarang." ujar Gara kepada Giselle itu.
Giselle pun saat ini melihat ke arah yang di tunjuk oleh Gara dimana disana ada banyak Kakak kelas cowok yang duduk, ia pun akhirnya mengatakan kepada Gara bahwa ia ingin bakso dan es teh. Akhirnya Gara pun pergi dari sana untuk membeli makanan yang diingin kan oleh nya tersebut.
Giselle saat ini ditinggalkan sendiri oleh Gara tapi ia sama sekali tidak diganggu oleh Kakak Kelas. Ia pun duduk saja disana, ah harusnya ia bisa pergi mengelilingi universitas yang ada di GOR tapi karena insiden tadi ia jadi tidak bisa melakukannya. Ia pun saat ini hanya bisa mendengarkan cerita dari teman-teman nya saja. Ia pun merasa sedih tapi ia juga merasa senang.
Tak lama kemudian Gara datang kembali membawa dua bakso dan dua es teh. Setelah ia sudah mendapat kan itu ia pun duduk dan memberi kepada Giselle. Mereka berdua saat ini makan bersama dan banyak juga sebenarnya yang melihat ke arah mereka karena pasti kakak kelas pada bingung kenapa mereka berdua bisa ada disini sementara yang lainnya ada di dalam GOR.
Tentu mereka bingung karena mereka semua belum mengetahui insiden yang terjadi di GOR tadi. Jika mereka sudah tahu mungkin mereka tidak akan seperti ini. Giselle tampak makan dengan penuh kenikmatan pada saat ini. Mereka terus menerus ada disana hingga akhirnya saat ini mereka berdua sudah selesai makan. Saat makan tadi sama sekali tidak ada pembicaraan antara merka berdua. Selesai mereka makan pun juga sama hanya diam saja.
"Dek, kok ga pada ke GOR?" tanya salah satu kakak kelas yang sepertinya juga merupakan panitia. Gara pun saat ini menjawab kakak kelas itu dengan jawaban yang sama dengan jawaban nya kepada Angga tadi. Ia menambahkan bagaimana mungkin mereka tidak tahu ada insiden tadi karena itu tadi sudah sangat membahayakan. Seharusnya tidak hanya dirinya dan Giselle saja yang keluar dari sana tapi semua siswa karena panitianya saja tidak menerapkan safety oad pengunjung. Bukan berarti tadi sudah ada papan jatuh tapi yang lainnya tidak jatuh. Bisa saja yang lainnya menyusul.
Kemudian setelah itu Gara membawa Giselle pergi dari kantin karena menurut nya kantin sudah tidak mengenakkan untuk dirinya dengan adanya kakak kelas yang tadi membuat nya kesal. Mereka berdua pun entah tidak tahu ingin pergi ke mana dan akhirnya mereka berakhir di lapangan basket outdoor. Disana ada basket yang entah memang ada disana atau sengaja di tinggal kan. Gara pun bermain basket saat ini dan Giselle hanya melihat saja.
Giselle tampak sangat senang bisa menikmati pemandangan dimana Gara bermsin basket di depan nya seperti ini. Memang Gara bisa di bilang multi talent sekali. Gara masih bermain sendiri saat ini hingga bel istirahat berbunyi dan banyak yang menonton mereka berdua, ah lebih tepat nya menonton kebisaan Gara di lapangan ini. Merkea semua pasti sama seperti Giselle yang tampak sangat terpukau dengan Gara. Gara tampak tak terganggu sama sekali meskipun sudah banyak yang melihat nya bermain.
Tak lama kemudian Gara di dekati oleh kakak kelas sepertinya dan ia mengajak Gara untuk tanding saat ini. Gara tampak menatap ke arah mereka.
"Maksudnya gua sendiri dan Lo banyak kayak gitu?" tanya Gara ke dia.
"Ngga, gua ini kapten tim basket disini. Jadi gua mau Lo tanding Lo bisa pilih temen-temen gua. Kita pilihnya urut. Suit terus kalo udah yang pertama milih satu lalu yang kedua satu dan seterusnya. Gimana?" tanya Cello itu.
"Oke, menarik." ujar Gara kepada Cello dan kali ini mereka sudah suit yang menang adalah Gara. Gara pun harus memilih duluan. Ia memang belum kenal dan tahu bagaimana skill mereka dalam permainan basket ini. Namun ia bisa melihat dari mata mereka, ia akan memilih saat ini. Sementara Cello dan teman-teman nya saat ini sudah yakin bahwa Gara tidak bisa memilih dengan baik karena Gara sama sekali tidak tahu siapa yang bisa bermain basket.
Namun saat Gara sudah memilih satu orang mereka kaget dengan pilihan Gara karena saat ini Gara memilih salah satu tim inti yang skillnya hampir sama dengan milik Cello. Awalnya Cello juga ingin memilih dia, tapi ia sudah keduluan. Ia juga tampak kaget dengan pilihan dari Gara tersebut.
Mereka pun sudah memilih dan sudah memiliki tim dan saat ini permainan pun akhirnya dimulai juga. Gara bermain dengan sangat bagus saat ini, ditambah dengan teman-teman tim pilihannya juga sangat bagus bermain nya. Suasana lapanagn basket outdoor pun juga semakin ramai.
Tentu mereka semua tidak ingin melewatkan saat dimana mereka bisa melihat Gara yang merupakan anak kelas 10 yang sangat multi talenta itu.
"Lihat Gar, mereka semua kumpul disini cuman buat liat kamu main. Mereka semua penasaran sama kamu Gar. Sementara aku, aku penasaran apa yang ngebuat kamu mutusin aku." ujar Giselle saat dirinya melihat semua.
Suasana semakin ramai kala siswa kelas 10 sudah ada beberapa yang kembali, tentu mereka langsung penasaran ketika melihat lapangan basket indoor yang sangat ramai. Saat sudah melihatnya mereka tahu kenapa bisa seramai ini karena Gara tengah bermain basket di sana bersama tim basket.
"Gila ya Gara tuh perfect banget anjir. Rasanya gua pingin culik dia terus gua bawa balik deh biar gua sama dia tuh bisa ngobrol seneng kan. Tinggal bareng beuh astaga gua bayangin nya indah bener." ujar salah satu kaka kelas yang mana mereka duduk di belakang Giselle. Giselle saat ini tersenyum kecut.
Gara semakin terkenal dan dikenal oleh mereka semua. Fans Gara juga banyak dan mereka semua cantik-cantik sangat berbeda sekali dengan Giselle yang dari dulu hingga sekarang hanya begini saja. Tiba-tiba Giselle pun kepikiran mengenai Gara yang memutuskan nya itu. Apa Gara memutuskan dirinya karena Gara tengah bosan kepada dirinya? Sebab dia tidak berubah.
Giselle masih memikirkan hal itu hingga akhirnya ia mendengar sorak Sorai penonton. Ternyata pertandingan itu sudah selesai terlaksana juga dan yang menjadi pemenang nya adalah tim Gara. Banyak sekali yang tidak menyangka bahwa kakak kelas yang satu tim dengan Gara pun juga tidak menyangka bahwa dirinya bisa menang bersama dengan Gara saat ini.
Gara sudah ingin pergi dari sana menuju ke Giselle, tapi ia terhenti disana karena Cello mengatakan sesuatu yang membuat nya tersenyum.
"Gua tunggu Lo di Tim Basket SMA 25." ujar Cello dan Gara saat ini sudah berjalan menuju ke Giselle. Kakak kelas yang berada di belakang Giselle tampak sangat senang karna Gara berjalan menuju ke arah mereka.
"Ayo balik ke kelas." ujar Gara singkat dan saat ini Gara dan Giselle sudah keluar dari lapangan basket outdoor itu. Sementara Kakak krlas yang berada di belakang Giselle tadi tampak sangat malu karena mereka membicarakan tentang Gara di belakang cewek yang saat ini dekat dengan Gara. Sementara Giselle saat ini berjalan tapi sepertinya pikirannya tidak disini.