BAB 21 – Permainan Panas Tapi Palsu

1669 Kata

Langit mulai gelap, Harun baru saja meninggalkan Rania di depan kantor Pos tempat pertama ia menjemput wanita itu. Harun mau saja mengantar Rania pulang ke rumah, namun Rania menolak. Ia tidak ingin orang tuanya curiga. Harun kemudian mulai melajukan mobilnya menuju kediamannya. Rumah yang tidak terlalu jauh dari kantor pos itu. Hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit dengan mengendarai mobil atau motor. Sesampai di rumah, langit sudah gelap sempurna. Nadya tengah menikmati makan malam bersama dua malaikat kecil buah cinta mereka. Biru dan Jingga begitu menikmati waktu dan kasih sayang dari ibunya. “Bunda ... am adhi (makan lagi) ....” Jingga masih belum bisa bicara dengan jelas, sikapnya membuat Nadya dan Biru tertawa renyah. “Assalamu’alaikum ....” Suara bariton Harun menggema di

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN