Sore yang melelahkan. Rania tahu Harun adalah seorang maniak seks, namun Rania tidak bisa berbuat apa-apa karena ia hanya wanita biasa yang bisa lelah oleh setumpuk tugas kantor dan tugas rumah.
Walau begitu, ia tetap berusaha memenuhi kebutuhan batin suaminya. Nadya menuntun suaminya menuju kamar pribadi mereka, berusaha bersikap manja walau tentu saja tidak semanja dan sepanas Rania.
Harun segera merebahkan tubuh istrinya yang masih berbalut seragam kantor, ke atas ranjang. Pria itu mulai melumat kasar bibir istrinya. Nadya berusaha menikmati, tapi sejatinya Nadya sama sekali tidak menikmati pergumulan itu. Ia hanya berpura-pura. Desahan, erangan yang keluar dari bibir Nadya, semua hanya sandiwara semata.
“Sayang ... cepat lepaskan jilbab dan pakaianmu, abang sudah tidak tahan.” Harun
