015:ZIA-ADU NYOLOT

1899 Kata

“Kok ngga bilang aku kalau ke sini?” tanya Rain padaku. Kuletakkan sesendok sambal teri ke piringnya, ia tersenyum hangat. Ah, Iqbal tadi hanya menyapa dan akhirnya ia malah bergabung dengan meja yang diisi para dokter muda lainnya. Sementara Papi dan Ateu Denok sudah meninggalkan kami barusan. By the way, Rain sebenarnya memanggil Aunty ke Ateu Denok, aku yang sedari awal memanggil beliau Ateu. Lucunya, lama-lama justru Rain yang mengikuti. Kagok katanya. “Bawain sambal teri buat kamu,” jawabku. “Serius, sayang?” “Serius. Aku nunggu di ruang tunggu farmasi. Kan di situ titik temu semua koridor. Akhirnya kamu lewat, tapi ngga lihat aku. Kayaknya ngantuk banget juga. Kupikir kamu bakal langsung pulang. Ternyata ngga, malah Papi yang lihat aku pas beliau baru datang. Papi minta temanin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN