048:ZIA-URUN REMBUG

1945 Kata

“Olahraga tuh jangan cuma jogging aja, A!” Papa Ga belum selesai ngomelnya. “Gue tunggu kabar dari lo!” Dan berselang detik beliau kembali bicara dengan seseorang di ujung telpon. Ponsel dimatikan, beliau simpan di saku celana, baru kemudian bertolak pinggang. Beliau tak datang sendiri. Ada Papa Gi, Mama April, Ayah Borne, dan Papi Ian. Keempat orang tua kami lainnya tersebut memilih bersantai di sofa setelah menyapa Rain dengan usapan di kepala. “Jago emang si Wolfy?” tanya beliau kemudian. “Muka sampai bonyok gitu?” “Lumayan, Pa. Yang jelas, dia juga ngga asal mukul,” jawab suamiku. “Kamu?” Kini beliau beralih. “Foxy, Om,” sahut Foxy seraya mengulurkan tangan lebih dulu. Saat Papa Ga menyambut, ia menyalam takzim. “Ngga bisa bela diri?” Foxy mengatupkan bibir, geleng-geleng. Papa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN