BAB 28

1427 Kata
Mobil berhenti di depan sebuah apartement, Agry membalikkan badannya membangunkan Ken yang tertidur di kursi belakang. Agry memanggil Ken beberapa kali dengan nada suara pelan, ia tidak ingin membangunkan Aura yang masih tertidur. Agry menatap ke belakang, ia melihat Ken tengah tertidur pulas. "Ken!" panggil Agry dengan nada suara tertahan. Sudah beberapa kali Ken di bangunkan oleh Agry tapi ia seakan tidak bergerak dari tempatnya, Ken masih memejamkan matanya. Agry juga tidak bisa menyalahkan Ken karena Ken juga kekurangan waktu tidur karena pekerjaannya, jika tidak mencuri - curi waktu sela akan susah bagi Ken untuk bisa tidur dengan nyenyak dan nyaman. "Ken cepat bangun," ucap Agry menepuk pelan lengan Ken. Setelah panggilan ke sekian akhirnya Ken menggerakkan badannya, meski masih dengan mata yang terpejam. Agry memanggil Ken sekali lagi, ia juga menepuk paha Ken dan akhirnya Ken benar - benar terbangun. Ken sedang berusaha meraih kembali kesadarannya, matanya masih terasa berat rasa mengantuknya benar - benar menyergap tanpa ampun. Mata Ken perlahan terbuka, ia mengusap - usap matanya dengan kedua tangannya. "Sudah sampai?" tanya Ken setelah membuka matanya. Agry meletakkan teluntuknya di bibirnya, memberi isyarat agar Ken tidak berisik. Agry berusaha memberi tahu Ken jika di sebelah Aura masih tertidur dengan nyenyak, ia juga terlihat kelelahan. Ken seakan mengerti lalu menganggukkan kepalanya, ia memijat sebentar keningnya yang terasa pusing kepalanya juga terasa agak berat. "Kamu turun di apartement," ucap Agry member tahu, Ken segera melihat ke arah jendela benar saja ia kini berada di depan apartement. "Kenapa gak di rumah mama?" tanya Ken bingung. "Sudahlah jangan banyak tanya, kamu turun saja. Janga berisik," ucap Agry memperingatkan. Ken mengangguk lalu membuka pintu, saat ia hendak melangkahkan kakinya turun Ken mengurungkannya. Kepala Ken tertoleh mengarah Agry, "jangan berbuat yang aneh - aneh sama kakak ipar," ucap Ken yang langsung mendapat jawaban tatapan tajam dari Agry. Ken keluar sambil menahan tawanya, setelah Ken menutup kembali pintu Agry melajukan kembali mobilnya meninggalkan apartement. Sebenarnya Agry sengaja menyuruh Ken turun duluan agar Aura bisa beristirahat lebih lama, letak apartement juga tidak terlalu jauh dari rumah Aura sebenarnya. Selain itu Agry juga kasihan dengan Ken yang sejak kemarin belum pulang, matanya juga terlihat lelah. Waktu berjalan dengan cepat, apa lagi jalanan tampak lengang sehingga butih waktu sekitar 10 menit sampai akhirnya Agry sudah masuk ke area rumah Aura, mobil Agry berhenti tepat di depan rumah Aura. Ia melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, Aura masih tertidur di sampingnya. Agry menggeser tubuhnya, matanya menatap langsung Aura. "Ra," panggil Agry pelan namun Aura tidak bergerak sedikit 'pun. "Aura," panggil Agry agak kencang, membuat Aura langsung tersadar. Agry tidak ingin sebenarnya membangunkan Aura seperti ini, namun Agry memikirkan apa yang akan orang lain atau tetangga pikirkan jika berhenti lama di depan rumah seorang perempuan. Agry juga tidak ingin orang tua Aura menganggapnya tidak - tidak, jadi Agry dengan cepat membangunkan Aura. Lagi pula sama seperti Ken, Aura juga terlihat lelah sehingga Agry tidak ingin menahan Aura tidur di dalam mobilnya. Agry ingin Aura bisa tidur dengan nyaman di kamarnya dan beristirahat dengan baik, waktu juga sudah melewati tengah malam. "Sudah sampai?" tanya Aura, Agry mengangguk. Aura mengusap matanya dengan punggung tangannya, ia terlihat masih lelah namun kesadaran Aura segera kembali. Ia memperbaiki posisi duduknya, matanya menatap ke arah teras rumahnya. Aura segera meraih tasnya, ia menatap Agry sejenak. "Terima kasih pak untuk semuanya," ucap Aura yang sudah sepenuhnya sadar, meskipun terlihat matanya memerah karena mengantuk. Agry mengangguk, "sama - sama, semoga bisa membantu kamu." Aura kembali mengangguk dan tersenyum kecil, "saya pamit," ucap Aura sopan, Agry mengangguk lalu menatap Aura yang keluar dari mobil. Kaca mobil di turunkan oleh Agry, "saya pamit," ucapnya, Aura mengangguk lalu melambaikan tangannya dan mobil Agry mulai berjalan. Aura melangkahkan kaki menuju pintu depan rumahnya, kemudian Aura membuka kunci rumah dan masuk ke dalamnya. Setelah menghidupkan lampu, hal pertama yang Aura lakukan adalah berjalan menuju dapur. Ia mengambil air putih lalu meminumnya, membasuh tenggorokkannya yang kering. Kemudian Aura berdiri di depan kulkas, ia melihat post it tertempel di depan pintu kulkas. Aura teringat sesuatu, ia mengambil catatan dari atas kulkas dan sebuah pena lalu menuliskan sesuatu. 1. Bersihkan kulkas 2. Beli sereal atau makanan apapun untuk sarapan 3. Stok buah - buahan 4. Bayar air dan listrik *** Hari ini jam 6 pagi Aura sudah sampai di agensi, ia meletakkan barang - barangnya sebelum akhirnya sekarang berlari mengelilingi kantor. Lari paginya ini adalah yang pertama setelah beberapa hari ia tidak lari, kak Shyn memintanya untuk olah raga di gym kantor saja karena kondisinya yang tidak baik. Ini adalah putaran ke 4 Aura, larinya juga sudah mulai melambat bahkan lebih seperti berjalan, di tambah matahari mulai naik. Keringat yang turun bahkan dengan cepat kembali turun meskipun sudah di seka oleh Aura, ia kemudian memutuskan beristirahat saat kembali ke depan kantor. Kak Shyn datang membawakan air minum, "dapat berapa?" tanya kak Shyn duduk di samping Aura. "4 kak," ucap Aura menyauti. Kak Shyn mengangguk mengerti, "kamu harus olah raga nanti malam," ucap kak Shyn. Aura mengangguk, "iya Kak," sautnya pelan. "Aku dengan kamu dan Kina akan latihan bersama apa benar?" tanya kak Shyn, Aura mengangguk membenarkan. "Latihanlah dengan baik, meski begitu kalian adalah saingan. Mengerti?!" ucap kak Shyn memperingatkan. "Mengerti kak," saut Aura menjawab ucapan kak Shyn. "Bersiaplah," ucap kak Shyn lalu berjalan lebih dulu meninggalkan Aura. Aura melirik jam di pergelangan tangannya, kemudian ia memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu. Perutnya sudah terasa lapar, ia berjalan ke kantin khusus pegawai. Aura mempercepat langkah kakinya saat melihat area kantin yang terlihat agak senggang, ia segera berdiri di depan kasir untuk menyebutkan pesanan makanannya. "Saya mau satu cheese cake sama americano," ucap Aura memberikan kartu pengenalnya, biasanya tiap bulan tagihannya akan terpotong dari gaji Aura, tetapi tidak dengan harga penuh. Perusahaan menanggung biaya makan semua pegawai, namun jika melebihi limit yang diberikan biasanya akan di potong dari gaji yang masuk setiap bulannya, itu Aura tahu dari kak Shyn. Beberapa saat kemudian pesanan Aura sudah selesai, ia membawa nampan berisi pesanannya lalu duduk di kursi yang memang di sediakan. Saat baru saja memakan cheese cake Aura melihat seseorang duduk di depannya, "Ken?!" ucap Aura agak kaget. "Sudah aku bilang kita akan segera ketemu lagi kak, walaupun aku gak tahu kalau bakal secepat ini. Kakak gak mau traktir aku?" tanya Ken tiba - tiba membuat Aura sempat bingung beberapa saat. "Eeh," gumam Aura, namun ia menyerahkan id cartnya pada Ken. Sebuah id card muncul di depan id card milik Aura, mata Ken dan Aura sama - sama memandang arah id card itu. "Pak Agry?" ucap Aura. Agry menggelengkan kepalanya dan menjewer telinga Ken, "kenapa minta bayarin sama orang lain kalau kakak kamu masih mampu ngasih kamu makan," ucap Agry mengomeli Ken. Berkali - kali Ken mengaduh kesakitan namun tidak begitu saja di lepas oleh Agry, "udahlah pak gak apa - apa," ucap Aura malah merasa tidak enak dan kasihan kepada Ken. "Anak ini memang seperti ini," ucap Agry kemudian ia melepas jewerannya, beberapa kali Ken mengusap telinganya yang memerah. "Sana pesan, sekalian pesankan aku americano," ucap Agry memberikan id cardnya, Ken mengambil id card Agry lalu pergi tanpa berbicara. "Maaf ya dia memang senakal itu," ucap Agry yang malah merasa malu akibat tingkah laku adiknya itu. Aura mengangguk, "tidak apa - apa," ucap Aura dengan senyum tipisnya. Agry duduk di hadapan Aura, "bagaimana istirahatmu?" tanya Agry. "Seperti biasa," jawab Aura lalu terkekeh pelan. Beberapa saat kemudian Ken kembali dengan membawa nampan, ia kemudian duduk di samping Aura dan Agry. Wajah Ken terlihat tersenyum lebah, sedangkan Agry menatap heran ke arah Ken yang jarang sekali ke kantornya selama ini. "Ada apa kamu ke sini?" tanya Agry. Ken langsung menatap datar Agry, "kamu pikir hanya kamu yang punya pekerjaan di sini," ucap Ken terdengar kesal. Aura tersenyum, tanpa sadar matanya menatap ke sekeliling. Beberapa orang menatap ke arah Aura, Agry dan Ken sambil menunjuk dan berbisik. Sekarang Aura sadar jika saat ini dirinya ada dalam masalah, dengan segera Aura menghabiskan potongan terakhir cheese cake miliknya, lalu meminum americano-nya. "Saya harus ke atas sekarang," ucap Aura dengan senyum tipis lalu berdiri dari duduknya. Ken menatap Aura, "sampai ketemu lagi kak," ucap Ken dan Aura tersenyum tipis lalu dengan cepat pergi meninghalkan Ken dan Agry. Setiap Aura melangkah, ia terus saja mendengar orang - orang yang berbisik dan menatap intensnya. Entah apa yang salah dengannya, namun sejak ia duduk bersama dengan Agry dan Ken banyak orang menatapnya dalam. Bahkan setelah Aura menangkap tatapan itu, mereka tidak terlihat mengalihkan pandangan tetapi masih menatap ke arahnya. Aura masuk ke dalam lift, setidaknya sekarang ia bisa bernapas dengan sedikit lega sekarang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN