Aura berjalan dengan senyumnya yang lebar lalu duduk di sebuah kursi taman, angin yang di buat dari kipas angin membuat rambut dan dress Aura sedikit berkibas. Seorang pria juga duduk di sampingnya, mereka saling bertatap untuk beberapa saat. Awalnya Aura merasa agak canggung harus bertatapan dengan orang yang baru pertama ini ia temui dan tidak ia kenal, tetapi Aura berusaha menghilangkan kecanggungannya dan bersikap profesional.
Pria itu menyodorkan sebuah cokelat pada Aura dan langsung di terimanya dengan wajah penuh senyum, seakan melihat cokelat terenak. Aura menatap cokelat itu dengan penuh senyum, ia berusaha hanyut dalam perannya dan menunjukkan ketertarikannya pada cokelat.
"Cut!!!" ucap sang sutradara.
Aura dan pria di sampingnya menatap ke arah sutradara yang siap untuk berbicara dengan pengeras suara, "bagus! sekarang kita ke adegan makan cokelatnya ya, properti bersiap!" ucap sutradara tegas.
Beberapa saat kemudian staf - staf datang dan mengatur kembali properti dengan cepat, mereka terlihat profesional dengan tugas mereka sehingga para staf - staf itu terlihat fokus pada bagian mereka masing - masing. Aura dan lelaki di sebelahnya bersiap, masih di posisi yang sama lalu beberapa saat kemudian staf - staf itu keluar dari area set memberi tanda jika sudah selesai dengan properti lainnya.
Staf properti yang baru saja selesai dengan tugasnya mundur, berganti dengan staf yang mengurus cast mereka langsung bersiap, salah seorang staff datang mendekat. "Aura kamu buka saja cokelatnya setengah bungkus," ucap staff itu, Aura mengikuti ucapan staff itu lalu mulai membuka bungkus cokelat itu.
"Oke sini bungkusnya," ucap staff itu lagi, Aura juga langsung memberikan bungkusan dari coklat.
Staf itu memberikan arahan kepada Aura untuk menunjukkan point - point utama dari produk nantinya, ia mengajari Aura untuk sebisa mungkin menunjukkan brand dari produk itu dan menikmati produknya senatural mungkin.
"Oke siap?!" tanya sutradara setelah beberapa saat, staff yang mendekati Aura mengacungkan jempolnya lalu berjalan berjauh.
"Oke cast langsung posisi," ucap sutradara, Aura langsung kembali ke posisinya.
"Ready! Action!" ucap sutradara, Aura kemudian memasukan cokelat yang tadi ia buka ke dalam mulutnya.
Aura mengunyah beberapa kali coklat itu sambil tersenyum lebar, pria di sebelahnya menatap Aura semakin dalam. Senyum Aura tidak menghilang meskipun ia memakan cokelat itu, Aura mencoba memiringkan tangannya senatural mungkin untuk menunjukkan brand dari cokelat itu.
"Maafin aku ya," ucap pria itu, Aura mengangguk lalu membalas pelukan dari pria itu.
"Cut!!!" ucap sutradara, lalu ia bertepuk tangan dengan di iringi staff lain yang juga bertepuk tangan.
Syuting berakhir begitu saja, di akhir memang cast pria meminta maaf kepada cast wanita dengan memberikan cokelat, jalan cerita yang memang manis untuk iklan coklat yang manis pula. Kak Shyn datang mendekat dengan membawa sebotol air mineral di tangannya, "minum dulu," ucap kak Shyn, Aura mengangguk lalu menyambut air mineral yang di sodorkan oleh kak Shyn.
Sutradara berjalan mendekat ia menatap Aura yang menutup kembali botol air mineralnya, "senang berkerja sama dengan kamu," ucap sutradara itu, Aura tersenyum senang.
Tentu saja Aura tidak bisa menyembunyikan senyumnya, "terima kasih bapak," ucap Aura, sutradara itu mengangguk ramah.
"Ini kartu nama saya," ucap kak Shyn yang langsung bergerak cepat melakukan pekerjaannya, ia menyodorkan kartu namanya kepada sutradara.
"Apa di masih baru?" tanya sutradara.
Kak Shyn mengangguk, "dia cukup lama di bidang peran, tapi baru bergabung bersama kami. Tentu saja kami tidak bisa menyia-nyiakan bakat yang ia miliki," ucap kak Shyn percaya diri, jantung Aura malah berdegup kencang mendengar percakapan mereka.
Bagaimana jantung Aura tidak berdegup kencang, mendengar pujian dari sutradara membuatnya tidak bisa menahan senyumnya. Aura merasa senang sekaligus bangga bisa mewujudkan keinginan dari sutradara dalam iklan itu, akhirnya Aura bisa sedikit bernapas lega karenanya.
Sutradara itu tertawa pelan, "baiklah, saya akan mengamati kamu. Sampai ketemu lagi," ucap sutradara dengan nada ramahnya, Aura dan kak Shyn mengangguk dengan senyum di bibir mereka dan sutradara itu 'pun kemudian pergi menjauh.
Kal Shyn menatap Aura dengan senyuman lebar, "ini pertanda baik," ucap kak Shyn.
Senyum kak Shyn membuat Aura tidak bisa menghilangkan senyumnya juga, ia merasa sangat senang dan kak Shyn juga merasa bangga dengan penampilan yang diberikan oleh Aura. Agensi pasti tidak akan sia - sia mendapatkan trainee dengan bakat seperti Aura, kak Shyn sebagai manager Aura sendiri mengakui bagaimana bakat yang di miliki oleh Aura.
Aura ikut tersenyum, "semoga saja ya kak," ucap Aura, ia benar - benar berharap apa yang dikatakan oleh kak Shyn dan sutradara benar - benar datang kepadanya.
"Pekerjaan kita selesai lebih cepat, ayo kita ke agensi setelah kamu ganti baju. Lalu kamu boleh pulang setelah absen," ucap kak Shyn memberi tahu, Aura mengangguk setuju lalu ia kembali berjalan ke ruang tunggunya.
Tangan Aura membuka pintu ruang tunggunya lalu masuk ke dalam ruang ganti yang memang ada di dalam ruang tunggunya, pakaiannya juga masih ada di ruang ganti sana. Tidak ingin membuang waktu, Aura segera menanggalkan pakaiannya lalu mengganti pakaian yang di sediakan sebagai properti syuting kembali menjadi miliknya.
Setelah itu, ia keluar dari ruang ganti dan memasangkan pakaian yang tadi di pakainya syuting ke gantungan yang ada di belakangnya. Tidak lama kak Shyn menyusul masuk, ia mengambil air mineral lalu meminumnya. Aura busa bernapas lega sekarang, satu pekerjaannya sudah selesai saat ini.
"Udah nih kak," ucap Aura.
Kak Shyn menatapnya, "ayo kalau gitu," saut kak Shyn lalu kembali berdiri dari duduknya dan berjalan lebih dulu, Aura juga langsung berjalan menyusul kak Shyn yang beberapa langkah di depannya.
Aura dan kak Shyn langsung berpamitan dengan staff lainnya dan berjalan keluar, mereka masuk ke dalam mobil dan Aura langsung memakai sabuk pengamannya. Kak Shyn menjalankan mobil dengan kecepatan sedang, ia sepertinya memiliki pekerjaan lain karena terlihat agak terburu - buru.
"Aku gak sempet kalau makan siang, nanti kamu makan siang di bawah aja ya. Aku ada rapat setelah ini," ucap kak Shyn memberi tahu, ia kemudian menghidupkan mesin mobil dan mulai melajukan mobilnya.
Tentu saja Aura tidak masalah, Aura tahu jika kak Shyn juga memiliki banyak pekerjaan lain yang harus ia selesaikan. Lagi pula, sampai saat ini saja kak Shyn tidak pernah melakukan kelalaian tugasnya kepada Aura. Hubungan kerja yang baik antara Aura dan kak Shyn membuat Aura sendiri merasa nyaman dengan kak Shyn dalam urusan pekerjaan, semua di tata dengan baik olehnya.
Aura mengangguk mengerti, "kalo aku mah gampang kak," ucap Aura ramah, ia memang lapar tapi masih dapat ia tahan selama beberapa saat.
***
Kak Shyn menghentikan mobilnya di depan lobby utama agensi, Aura dan kak Shyn sama - sama keluar dari dalam mobil. Seseorang pria dengan pakaian serba hitam segera datang mendekat, sepertinya ia adalah anggota keamanan yang bertugas menjaga keamanan kantor.
"Tolong parkirkan di tempat saya ya," ucap kak Shyn kepada pria itu, ia kemudian masuk bersama dengan Salsa ke dalam.
Kak Shyn terlihat terburu - buru, ia membuka pintu tengah mobilnya lalu mengambil beberapa berkas yang ada di kursi penumpang bagian tengah. Kak Shyn kemudian menyerahkan kunci mobilnya kepada petugas keamanan, ia menatap Aura yang berdiri menunggunya.
"Aku ke atas, kamu makan siang aja dulu. Jangan nanti - nanti karena gak baik buat kesehatan kalau telat makan," ucap kak Shyn yang terdengar seakan tengah menceramahi Aura tetapi sebenarnya ia tengah menunjukkan kepeduliannya kepada Aura.
Mendengar itu Aura mengangguk dan tersenyum, "oke, aku ke sana kalau begitu." Tangan Aura menunjuk ke arah kantin perusahaan, kak Shyn mengangguk lalu berjalan ke arah lift.
Aura langsung berjalan mendekat menuju area kantin, sebelum masuk ia mencuci tangannya di wastafel yang ada di samping pintu masuk kantin. Ia kemudian masuk dan mengambil wadah makannya lalu berjalan ke barisan yang tidak terlalu panjang, mengantre makan siangnya.
Tidak perlu waktu lama Aura menjulurkan wadah makannya yang kemudian di isi dengan nasi dan lauk pauk oleh petugas kantin, wadah makan dari alumunium itu segera penuh dalam waktu yang singkat kemudian Aura membawanya sembari mencari tempat untuk duduk.
"Di sana aja ah," gumam Aura di dalam hatinya, ia kemudian berjalan ke arah tengah ruangan. Di dekat jendela ada sebuah meja yang kosong, kemudian Aura meletakkan makanannya di atas meja.
Aura membuka terlebih dahulu air mineral dalam botol yang ia pegang sejak tadi, kemudian meminumnya karena tenggorokannya terasa sudah kering. Perutnya bunyi, membuat Aura menertawakan dirinya sendiri. Untung saja meskipun tidak seramai jam makan siang karena ini sudah melewati jam makan siang, tetapi karena masih ramai dapat di pastikan tidak ada yang mendengar suara perutnya yang berbunyi tadi.
"Enak seperti biasa," gumam Aura setelah memasukan satu suapan ke dalam mulutnya.
Aura mengunyah makanan yang ada di dalam mulutnya itu perlahan, beberapa kali Aura makan di sini dan memang rasa masakan di sini sangat enak. Tidak heran jika banyak pegawai betah makan siang di dalam kantor daripada membeli makanan dari luar atau sekadar makan siang di luar.
"Aku boleh 'kan duduk di sini," ucap suara berat, lalu wadah makan yang sama seperti ya terletak di atas meja.
Kepala Aura terangkat ia melihat Agry berdiri di depannya, "tentu saja pak Agry," ucap Aura dengan senyum canggung.
Aura masih ingat jelas kejadian tadi, keberadaan Agry di depannya saat ini membuat Aura sebenarnya merasa agak tidak nyaman. Tetapi, Aura hanya bisa bersikap tidak terjadi apa - apa untuk menghindari pembicaraan mengenai kejadian tadi.
Sebenarnya Aura bisa saja tersenyum lebar, jika saja kejadian di rumah sakit tadi tidak terjadi. "Semoga pak Agry tidak membahasnya," gumam Aura berharap di dalam hatinya.