BAB 31

1554 Kata
Aura menghentikan langkahnya dan mencoba mengatur napasnya yang memburu, jantungnya sudah pasti berdegup dengan sangat kencang sejak tadi. Tangan Aura bergetar karena gugup dan juga terkejut, ia kemudian mengenggam tangannya dengan sebelah tangannya untuk meredam gemetar dari tangannya. Aura kemudian membalik tubuhnya, menatap kak Shyn yang saat ini tengah memandangnya bingung. Wajah kak Shyn terlihat penuh tanda tanya, begitu juga dengan Aura yang wajahnya terlihat penuh kebingungan dan keterkejutan. Aura terdiam, ia langsung berjongkok memeluk lututnya yang terasa lemas, rasanya semua kekuatannya sudah menghilang entah ke mana. "Ada apa Aura?" tanya kak Shyn lagi. Kak Shyn ikut berjongkok di sebelah Aura, ia kemudian meraih pundak Aura dan menepuknya peran. Kak Shyn bingung harus bertindak seperti apa, terutama ia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya telah terjadi. Aura juga terlihat tidak ingin mengatakannya, bahkan kak Shyn melihat Aura yang memasang ekspresi terkejut. Aura menggeleng, ia berusaha menyembunyikan ekspresi terkejutnya. "Tidak ada apa - apa kak," saut Aura pelan, ia berharap kak Shyn mempercayai perkataannya. Jujur saja, Aura tidak tahu bagaimana harus menghindari pertanyaan kak Shyn saat ini. Mana mungkin ia menjelaskan jika baru saja bertemu dengan Brian yang notabennya adalah mantan pacarnya dan lebih gilanya mantan pacarnya ini adalah CEO di tempatnya berkerja saat ini. Jelas saja mana mungkin, Aura sudah susah payah mengubur masa lalu. Bertemu dengan Brian seperti ini seperti melempar garam pada luka, baru saja luka itu perlahan mengering tetapi sekarang malah kembali terbuka. Jelas saja, Aura benar - benar pada titik jenuh yang penuh dengan kebingungan saat ini. Aura tidak bisa membicarakan ini dengan kak Shyn, sama sekali ia tidak ingin membahas masalah ini lagi. "Lalu kenapa kamu berjalan begitu cepat jika memang tidak ada apa - apa?" tanya kak Shyn lagi, ia kini menatap Aura penuh dengan selidik. Mata Aura menatap ke belakang, untunglah Brian ataupun Agry tidak menyusulnya. Lagi pula, Aura menertawakan sendiri pikirannya untuk apa juga mereka bersusah payah menyusul dirinya. Aura tidak menjawab pertanyaan kak Shyn, membuat kak Shyn mendadak kesal dengan sikap Aura dan Aura malah sibuk dengan pikirannya sendiri. Aura menggelengkan kepalanya, "tidak mungkin," gumam Aura dalam hatinya. Kak Shyn makin dalam menatap mata Aura untuk mencari jawaban, tangannya menepuk pelan pundak Aura yang sedari tadi diam. Aura tersadar dari lamunannya, ia menatap kak Shyn yang merangkulnya mengajaknya untuk berdiri dari posisinya yang sebelumnya berjongkok. Apa lagi banyak orang yang menatap mereka, membuat kak Shyn tidak bisa membiarkan Aura tetap berjongkok. "I ... iya kak?" ucap Aura dengan terbatah. "Kamu belum menjawab pertanyaan aku tadi, kalau tidak ada apa - apa kenapa kamu jalan dengan terburu - buru?" tanya kak Shyn tidak mengalihkan pandangannya dari Aura sama sekali. Aura menelan ludahnya, "aku kira kita akan telat jadi aku jalan dengan cepat," ucap Aura, ia bisa bernapas lega ketika melihat kak Shyn mengangguk - anggukkan kepalanya. "Ya sudah ayo kita ke mobil," ucap kak Shyn, Aura mengangguk mengikuti langkah kak Shyn yang kini ada di sampingnya. Tangan kak Shyn menekan tombol lift yang beberapa saat kemudian terbuka, Aura langsung masuk setelah kak Shyn masuk duluan lalu lift itu tertutup. Aura menatap kosong ke depan, kak Shyn menyadari perubahan Aura yang menjadi lebih pendiam saat ini padahal sebelumnya ia baik - baik saja dan ceria. Tidak memerlukan waktu lama sekarang mereka sudah berada di lobby depan, "ayo," ajak kak Shyn, Aura mengangguk lalu kembali mengikutinya berjalan. Setelah melewati pintu utama mereka sekarang sudah di luar rumah sakit, langkah kak Shyn dan Aura berlanjut menuju parkiran tempat kak Shyn tadi memarkirkan mobilnya. Saat mobil sudah ada beberapa langkah dari mereka, kak Shyn membuka kunci mobil. Aura menarik gagang pintu mobil dan masuk, begitu pula dengan kak Shyn yang juga masuk dan duduk di balik kursi kemudi. Kak Shyn meletakkan tasnya di samping, lalu memakai sabuk pengamannya. Aura mengatur pendingin mobil agar mengarah kepadanya yang saat ini berkeringat, kak Shyn menghidupkan mesin mobil lalu mulai melajukan mobil dengan kecepatan sedang keluar dari dalam rumah sakit. Beberapa saat kemudian mobil sudah berada di jalan raya, untung saja jalanan terlihat agak sepi karena jam masuk kantor dan sekolah sudah lewat sehingga mereka tidak terjebak macet. Mobil kak Shyn melaju dengan kecepatan semakin cepat, waktu terkikis cukup banyak. Kemudian kak Shyn memarkirkan mobilnya di pinggir sebuah gedung. Di luar gedung terlihat parkiran yang cukup ramai, kak Shyn mengambil botol air mineral memberikannya kepada Aura dan meminumnya sendiri, Aura meminum air dari botol pemberian kak Shyn tenggorokannya memang sudah kering sejak tadi. "Ayo Ra," ucap kak Shyn, ia kemudian melepas sabuk pengamannya. Aura juga melepas sabuk pengamannya, ia meminum kembali air mineral pemberian kak Shyn. Aura mencoba untuk menyadarkan dirinya, saat ini ia harus bersikap profesional dan Aura tidak bisa membawa masalah pribadinya ke dalam pekerjaan. "Udah?" tanya kak Shyn. Aura menganggukkan kepalanya, "udah, ayo kak!" ajak Aura bersemangat. Tentu saja Aura bersemangat, selain karena akan mendapatkan gaji lebih karena pekerjaanya mulai bertambah. Aura juga bersemangat untuk bertemu dengan orang - orang baru dan berkerja sama dengan orang lain. Aura menutup pintu mobil, ia kemudian menyusul kak Shyn yang berada di depannya. Kak Shyn membalikkan tubuhnya menatap Aura, membuat Aura juga ikut menatapnya. "Kamu pasti bisa berkerja dengan baik jika berusaha sebaik mungkin," ucap kak Shyn memberikan Aura semangat. Aura mengangguk dengan senyum kecil di bibirnya, "aku yakin jika aku bisa 'kak," ucap Aura dengan percaya diri. Siapa bilang jika Aura tidak gugup karena sudah sering mendapatkan pekerjaan menjadi bintang iklan, meski begitu saat ini iklan yang ia mainkan bukan hanya akan membawa namanya tapi juga membawa nama baik agensi yang menaunginya saat ini. Sebenarnya, beban di pundak Aura saat ini berkali - kali lipat lebih berat karena ia juga harus berusaha sebaik mungkin. Tidak hanya untuk hasil yang memuaskan, tapi untuk menunjukkan dirinya memiliki potensi. "Ayo kak," ucap Aura bersemangat, segala pikiran negatif dengan susah payah di singkirkan oleh Aura dan saat ini ia akan maju dengan rasa percaya dirinya. Kak Shyn mengangguk ia maju lebih dulu, ia menyapa beberapa orang yang seperti ya juga sudah mengenal kak Shyn dengan baik. Aura juga ikut menyapa mereka dengan baik, personal branding memang harus di terapkan dalam dunia kerja apa lagi di dunia entertaiment seperti ini. Lalu beberapa saat kemudian salah seorang staff berjalan mendekat ke arah Aura dan kak Shyn, ia menyambut kak Shyn dengan senyum lebarnya. "Kak," ucap staff itu, kak Shyn tersenyum lebar. "Ayo kak langsung ke ruang persiapan," ucap staff itu kepada kak Shyn. Pandangan kak Shyn langsung tertuju pada Aura, ia menganggukkan kepalanya memberi tanda. Aura juga mengangguk mengerti lalu berjalan mengikuti kak Shyn yang ada di depannya. Langkah kaki Aura mengikuti ke mana arah langkah kaki kak Shyn beranjak, mereka lalu berhenti di depan ruang persiapan. "Bajunya udah di dalam, make up juga. Nanti 15 menit lagi aku panggil," ucap staff itu menunjukkan sebuah ruangan kepada kak Shyn. Mendengar itu kak Shyn mengangguk mengerti, "oke, makasih ya," saut kak Shyn ramah. Kemudian staff itu pergi meninggalkan kak Shyn dan Aura, mereka kemudian masuk ke dalam ruangan yang tadi di tunjukkan oleh staff itu. Di dalam ruangan ada pakaian yang tergantung dan berbagai make up yang sudah tertata, kak Shyn meminta Aura duduk di depan meja rias terlebih dahulu. "Aura kamu bersihkan wajah kamu dulu, sama ganti baju. Kakak mau ngehubungin kantor," ucap kak Shyn lalu duduk di sebuah kursi tunggu. Mendengar perintah kak Shyn, Aura langsung mengangguk. Ia kemudian duduk di depan meja rias, ia membersihkan wajahnya seperti yang di perintahkan oleh kak Shyn dan mulai menyapu bekas make up di wajahnya. Tidak memerlukan waktu lama sebenarnya untuk membersihkan wajah Aura dari bekas make up, karena Aura memang jarang memakai full make up kecuali memang diperlukan. *** Kak Shyn baru saja selesai memoleskan make up di wajah Aura, "berdiri dulu kamu," ucap kak Shyn. Setelah tadi mengganti pakaiannya dengan pakaian yang sudah di siapkan, kak Shyn memeriksa kembali polesan make up di wajah Aura. Ia tahu Aura lebih baik dengan make up natural dan soft, dan benar saja Aura benar - benar terlihat cantik saat ini. "Hampir selesai," gumam kak Shyn. Tanpa banyak bertanya Aura langsung berdiri seperti apa yang di perintahkan oleh kak Shyn, kemudian kak Shyn langsung berputar menatap penampilan Aura sambil memeriksanya sekali lagi. Sebagai manager, kak Shyn memang di tuntut untuk serba bisa jika di perlukan. Seperti tadi, kak Shyn sendirilah yang memakaikan make up di wajah Aura. Pintu terketuk pelan kemudian terbuka, "kak Shyn udah?" tanya staff yang tadi memang berkomunikasi dengan kak Shyn. "Udah kok La," ucap kak Shyn dengan anggukan. Staf itu kemudian memgangguk, "ayo kak," ajaknya untuk keluar. Kak Shyn kemudian menganggukkan kepalanya, "ayo Aura," ajaknya, Aura juga mengangguk lalu melangkah mengikuti kak Shyn. Setelah mereka sampai di set, staf itu mendekat. "Kamu udah liat naskahnya 'kan?" tanyanya mengkonfirmasi. Aur mengangguk, ia bahkan tidak hanya melihat tapi mempelajari dan mendalami karakter seperti apa yang harusnya ia tunjukkan nanti. Staf tersebut mengangguk pelan, oke kamu masuk ke set ya. Aura melangkahkan kakinya memasuki set, di set sudah ada laki - laki yang lebih dulu duduk di bangku taman. "Oke," saut Aura saat sudah masuk ke dalam set. Melihat semua sudah berada di posisinya sutradara menatap dalam ke arah set, "action!!!" ucapnya dengan nada cukup tinggi kemudian Aura berperan seperti apa yang sudah ia latih kemarin - kemarin. Meskipun ia gugup, tapi Aura mencoba untuk menampilkan yang terbaik karena kak Shyn sudah memberikan yang terbaik maka ia juga harus memberikan yang terbaik.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN