ENAM BELAS

1764 Kata
"Aaaaa!!!" terdengar suara jeritan seseorang. Keiyan bisa melihat dengan jelas seekor serigala melompat hendak menerkam Anik. Keiyan berlari sekencang mungkin untuk berusaha menggapai Anik yang tercengang. Secepat kilat Kei dapat menggapai Anik dari terkaman serigala tersebut. Entah kenapa tubuh Kei terasa sangat ringan, tubuhnya seakan melayang dan seluruh sendi terasa sangat lentur. kecepatan dalam berlari pun semakin meningkat. "Kamu tidak apa, kan?" tanya Kei kepada Anik yang masih berada di dalam pelukannya. Sedang Anik tercengang dengan apa yang dilakukan oleh Keiyan. Untung saja Kei tidak jadi berpencar ketika mencari Lisa. Ia tidak ingin Anik juga menghilang seperti Lisa. Mengingat Anik seorang gadis yang harus dilindungi. Cukup ia lalai saat bersama Lisa, tidak untuk yang kedua kalinya. Serigala tersebut menggeram marah, sebab tidak dapat meraih mangsanya. Air liurnya terus saja menetes tanda serigala tersebut lapar. serigala tersebut berusaha menerkam Kei yang masih memeluk Anik. “Kei, awaaas,” Anik memekik saat melihat serigala melompat ke arahnya dan Keiyan. Dengan cepat Kei memindahkan tubuh Anik dam menghalau cakar serigala yang hampir mengenai tubuhnya. tapi sayang, beberapa kawanan serigala tersebut datang dan mengepung Kei beserta Anik yang sangat ketakutan. Anik terkejut saat salah satu serigala menyeruan lolongan. Kei bisa melihat Anik yang sangat ketakutan, bulir keringat dingin menghias wajahnya yang mulai pucat. Anik pingsan ketika kawanan serigala mulai mengeroyok Kei. Lisa bisa mendengar suara jeritan serta lolongan serigala tersebut, tapi rasa takut Lisa lebih besar dari pada rasa penasarannya. Dia takut akan menjadi santapan serigala hutan tersebut. mengingat luka pada betisnya masih basah. kemungkinan besar salah satu serigala tersebut dapat mengendus anyir darah yang keluar dari lukanya.Lisa memilih untuk terus bersembunyi dari pada dirinya mati di hutan. Lisa menangis terisak sambil menekan lukanya agar tidak mengeluarkan darah. Rasa takut dan bersalah bercampur menjadi satu. Lisa tahu, semua ini akibat ulahnya. hingga mengorbankan dua nyawa sekaligus. Kei masih berusaha menghindar dengan tetap memegang dua kaki depan serigala tersebut. Kei dan serigala itu berguling satu sama lain, sehingga memudahkan serigala untuk menggigit lengan Kei. lengan Kei terluka oleh taring tajam serigala. Sekilas Kei melihat Anik yang hampir digigit oleh salah satu serigala yang ada. Kei merasa bersalah, malam ini ia tidak bisa melindungi dua orang gadis sekaligus. Kei marah, kedua bola matanya terasa sedikit memanas dan berubah menjadi keemasan. Di lain tempat pada waktu yang sama, tanah bergetar hebat, seluruh hewan berhamburan meninggalkan sarang. Perlahan cahaya pelangi menguar dari 6 elemen alam. Air, tanah, api, udara, logam dan tumbuhan. Energi 6 elemen alam bercampur menjadi satu menguar menuju angkasa. Seorang wanita cantik paruh baya berlari keluar istana guna memastikan firasatnya. "Anakku, segelmu sudah terbuka. Sudah waktunya kamu kembali, Nak," gumam wanita tersebut. "Ada apa ini? Kenapa tanah bergetar hebat?" tanya raja Reiyan sang penguasa kerajaan witch kepada para tetua kerajaan. "Ini sebuah pertanda, baginda. Raja sesungguhnya mendapatkan sebagian kekuatannya." jawab salah satu tetua dengan penuh hormat. "Ada apa ini, Paman? Saya merasakan energi alam yang begitu besar." "Ini pertanda musuh telah mendapatkan kekuatannya, Pangeran. Tapi pangeran tidak perlu khawatir. Kekuatan tersebut tidak begitu besar. Tapi kita juga harus bergegas." jawab panglima Luca dengan penuh penekanan. "Baik, Paman. Menurut pengamatanku, Kei tidak memiliki tanda tato sayap ataupun cincin seperti yang paman katakan." Andy memberikan. Laporan kepada Luca "Kalau begitu, kita harus segera menemukan pangeran witch itu secepatnya." Di dunia manusia…. Endrew merasakan ada sebuah energi yang sangat besar berada di sekitar hutan. ia bisa melihat energi yang berwarna pelangi merambat menuju satu titk. ”Ini energi alam, siapa orang yang bisa mengumpulkan energi alam dalam jumlah besar seperti ini?” gumamnya. Endrew mengikuti arah energi itu berkumpul. Endrew sangat terkejut ketika melihat bahwa Kei yang mengumpulkan energi alam itu. “Kei siapa kamu sebenarnya?” diam diam Endrew menyaksikan Kei yang berusaha melawan kawanan serigala tanpa berkeinginan untuk membantu. ia ingin melihat sejauh mana Kei akan bisa bertahan, dan bagaimana Keiyan menggunakan energi alam tersebut. Dengan gerakan sangat cepat, Kei menerjang serigala yang hampir menggigit Anik.Kei dapat memukul serigala tersebut sampai terlempar jauh ke arah pohon.dan bergantian melakukan hal serupa pada kawanan serigala tersebut. “Andai saja saat ini aku memiliki satu senjata,” ucap Kei dalam hati. tiba-tiba saja ada sebuah pedang panjang yang sudah ada di dalam genggamannya. Kei sedikit terkejut dengan apa yang ia lihat, bagaimana bisa ada sebuah pedang di genggaman seperti yang ia bayangkan saat ini? tapi sekarang yang terpenting adalah mengalahkan kawanan serigala hutan itu Kei mengarahkan pedang tersebut pada salah satu serigala di depannya.namun, karena Kei tidak terbiasa menggunakan pedang serta lengannya yang terluka parah, tebasan pedang tersebut meleset. bukan serigala yang terluka, akan tetapi beberapa pohon tumbang akibat gerakan Kei. Terakhir Kei dengan mudah dapat menyobek rahang moncong serta melipir kaki depan serigala yang paling besar. Serigala tersebut merintih kesakitan dan tersungkur tak berdaya. para kawanan serigala tersebut lari melihat salah satu kawanan tergeletak di bawah pohon. Kei sangat terkejut dan shock melihat apa yang telah diperbuatnya.beberapa pohon besar tumbang serta tubuh seekor serigala yang sudah tak bernyawa di hadapannya. Kei memperhatikan kedua tangannya. Darah segar masih mengucur deras hingga seluruh lengan dan sebagian pakaian berlumuran darah. Bagaimana bisa ia melakukan ini semua? Kei kembali mencari pedang yang tadi sempat di genggamnya, tapi sudah menghilang entah ke mana. Kei melihat pohon tumbang di mana mana.”Ini semua salahku, andai saja pepohonan itu dapat tumbuh kembali,” batinnya. beberapa detik kemudian, pepohonan yang tumbang kembali tumbuh dengan cepat seperti sedia kala. Kei sungguh tidak bisa menerima dengan apa yang ia lihat dan rasakan.tiba-tiba tubuh Keiyan ambruk tak sadarkan diri. Cahaya matahari sudah terik, Kei masih saja terlelap dalam tidurnya.semua peserta study tour sudah pulang dari pagi. Pak Seno beserta Endrew dan Anik masih setia menunggu Kei sadar di klinik terdekat. ya, sejak kejadian semalam Pak Seno segera mengumpulkan semua peserta tak terkecuali. Pak Seno menginstruksikan supaya semua peserta tetap berada di dalam kawasan basecamp. Pak Seno menghimbau para peserta supaya menyalakan api unggun yang besar, dan selalu bersama-sama agar tidak ada binatang buas yang berani mendekat. Hingga pagi menjelang, para peserta dihimbau untuk segera merapikan semua peralatan dan segera pulang. sedang Pak Seno sendiri membawa Kei dan Lisa yang terluka menuju klinik terdekat. beliau menyuruh pada anak didiknya untuk pulang terlebih dulu, dengan Pak Seno yang akan menyusul setelah Keiyan sadar. mengingat luka pada lengan Kei sangat parah. Kei membuka mata ketika sinar terik matahari mengganggu tidur lelapnya. “Kamu sudah sadar, Kei?” tanya Endrew ketika melihat Kei yang sudah membuka kelopak matanya. “Hmm … di mana ini, Kek?” Kei melihat ada botol infus yang menggantung di samping ranjangnya. “Kamu berada di klinik, Kei,” sahut Pak Seno. “Sebelumnya saya berterima kasih karena kamu telah menyelamatkan keponakan saya dari serangan serigala tersebut.” Kei menatap pak Seno bingung. dan beralih menatap Endrew yang senantiasa duduk di atas brankar kosong di sebelahnya. “Jadi?” Pak Seno mengangguk tersenyum membenarkan apa yang ada di dalam pikirannya. “Terima kasih, kamu telah menyelamatkan nyawa Anik. dia adalah keponakan saya satu-satunya. tapi saya juga menyesal melihat kamu terluka parah seperti ini, saya mohon maaf. karena telah lalai mengawasi kalian,” sesalnya. “Tidak apa, Pak. Ini memang sudah kewajiban kita untuk menolong satu sama lain. selain itu, disini yang seharusnya minta maaf adalah saya. sebab semalam anik membantu saya mencari Lisa yang tiba-tiba menghilang. jadi sudah sepantasnya saya menolong Anik.” “Terima kasih banyak, Kei. bapak akan menebus resep obat terlebih dulu. setelahnya kita pulang,” ucap pak Seno. Keiyan beserta Endrew sudah sampai di apartemennya.dengan Endrew yang membawa semua barang Kei atas perintah dari pak Seno. menyebalkan memang. tapi mau bagaimana lagi? Lengan Kei yang terluka belum bisa mengangkat beban sepenuhnya.jadilah Endrew yang membawa semua barang. “Huhf … leganya!” Endrew merebahkan tubuhnya di atas sofa. Keiyan juga ikut bersantai sembari nonton televisi. “Makasih ya, Kek. Lo udah bantuin gue selama ini,” ucap Kei yang masih fokus menatap layar televisi. “Untuk?” Endrew tidak mengerti maksud dari perkataan Keiyan. “Untuk semuanya, selama tour, Lo kan yang selalu jaga gue? gue tahu kalau lo yang bawa gue balik ke dalam tenda waktu itu.” “Tahu dari mana, lo? jangan sok tahu. ha ha ha,” Endrew tertawa kaku. “Gue tahu kalau lo sama sekali tidak tidur. gue lihat kelopak mata lo bergerak. itu tandanya lo hanya pura-pura tidur, iya kan?” “He he he, tahu aja lo!” sambil menggaruk tengkuknya keran ketahuan. “Kei, lo gak merasa ada yang aneh gak dengan tubuh lo?” kini raut Endrew berubah menjadi serius, tidak lagi selengean seperti sebelumnya. “Maksud, Lo?” Kei bingung dengan pertanyaan Endrew yang tidak jelas. “Gue tahu semalam, Lo mengalahkan semua kawanan serigala itu. dan lo juga yang mengembalikan hutan seperti sedia kala.” “Bagaimana lo tahu? apakah lo juga menganggap gue sebagai monster sama seperti yang lain?” tanya Kei. “Tidak, Kei. gue berkata seperti itu, karena kita sama! kita sama-sama bukan manusia,” dengan menatap manik Keiyan dengan serius. “Jangan bohong, lo! gue tahu lo berkata seperti untuk menghibur gue, kan? gue hargai usaha lo ini. tapi gue tetap enggak percaya kalau kita bukan manusia.” “Lo perlu bukti?” ucap Endrew ketika Kei akan meninggalkannya. “Bukti kalau lo monster? atau werewolf mungkin, atau makhluk sejenis itu?” Kei masih saja tidak percaya. “Ya, gue memang makhluk seperti yang lo sebut, pun dengan lo. lo juga bagian dari kami!” terangnya. “Kami? Apa yang lo maksud? haruskah gue percaya dengan makhluk mitos seperti itu?” “Harus, Kei. karena itulah identitas kita yang sebenarnya. bukan aku dan kamu. tapi Andy juga.” “Ha ha ha, cara bercanda lo udah kelewatan, Kek. baik buktikan kalau memang kita bukan manusia!” tantangnya. “Oke, lihat ini baik-baik.” Endrew mengucap beberapa mantra, dan dalam sekejap banyak sekali berbagai masakan yang sudah terhidang di atas meja. Kei mengusap surai hitamnya kasar. ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. “Oke, gue percaya kalau lo bukan manusia, tapi bagaimana lo buktiin kalau gue bukan manusia?” “Kejadian semalam, kei. itu sudah membuktikan semua yang gue ucapkan benar adanya.ditambah kemampuan lo yang mampu membaca pikiran orang lain. lo nggak bisa mengelak dari kenyataan lagi, Kei.” “Serah, lo mau ngomong apa. yang jelas gue ini manusia, bukan makhluk jejadian seperti kalian,” Kei tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh Endrew. Kei keluar dari apartemen dan menutup kasaR pintu dari luar. Endrew hanya mengelus d**a bersabar. Ia mengerti, memang tidak mudah menerima kenyataan seperti ini. terlebih untuk Kei yang sudah terbiasa dengan kehidupan sederhana nan hangat dari keluarganya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN