Ben tidak bisa diusir secara halus dan aku tidak berani main kasar. Kami makan siang bersama di kamar. Pada pukul 1 dia pulang dan akan datang lagi untuk menjemputku satu jam kemudian, namun aku menolak karena sudah ada kendaraan yang akan aku gunakan untuk pergi ke tempat kerja. Pukul setengah dua siang, aku menuju ke tempat kerja. Dengan kecepatan rata-rata aku mengendarai dan tiba di sana masih sepi. Dari luar memang sepi, tetapi di dalam sudah ramai para cowok yang sedang membersihkan ruangan. "Halo, saya Ulan, Mas Erik sudah datang?" tanyaku di depan pintu pada seorang cowok yang sedang memegang sapu. "Oh, mau ketemu Pak Bos ya?" tanyanya, mengundang berapa orang yang lain ikut berdiri di sampingnya. " Iya." "Kamu yang jadi kasir baru?" Mereka bersahut-sahutan menanyaiku. Ak