Tubuhku berguncang keras dan tersadar dari lelapnya mata untuk beberapa saat. Ani mengatakan bahwa kami sudah sampai di saat waktu menunjukkan pukul 9 malam. Sebelum keluar dari Bus, dia menelepon seseorang yang dipanggilnya 'Om', mungkin minta dijemput. Mataku masih belum bisa terbuka lebar dan aku merasa bibirku kering juga haus tetapi botol minuman telah kosong. Apa boleh buat, demi membasahi bibir aku mengulumnya ke dalam. Berusaha meneguk saliva yang tersisa di sekitar mulut. Setelah selesai menelpon, Ani mengajakku keluar karena sudah ada jemputan di bawah sana. Rasa enggan untuk bergerak, namun dipaksakan setelah semua penumpang sudah meninggalkan kursi mereka. Dua jinjinganku sudah berada dalam genggaman ketika berada di depan pintu bus, semilir angin dingin menyapa mataku. Ras