Hari ini si Rendy gak berani tidur lagi. Tubuhnya tegak dan sedang diberi tugas untuk ngecap surat. Setelah itu surat tersebut akan diantar ke Dinas. Ada manfaatnya juga aku ejek kemarin, setidaknya dia berubah untuk jadi lebih baik. "Eh, Umi masih disini ... kirain pulang bantuin si abang kemas-kemas mau berangkat ke luar kota." Aku menyengir ketika abang ini datang ke ruanganku dan duduk di hadapanku, lalu sok kenal dan sok dekat, seolah-olah aku yang dibicarakannya. "Abang siapa Sal? " tanya salah satu Ibu di ruangan ini. "Itu anaknya Pak Budi si Fahri naksir si cewek magang nih yang cantik dan manis seperti gula." Astaga, apa-apaan, kok aku sih. "Oh, boleh ... mumpung masih muda, eh bukannya dia sudah punya pacar terus mau tunangan." Wah parah si Umi, kenapa jalin percintaan