Aku dan Ani seperti perang Dingin gegara perihal semalam yang mana dia menungguku di bawah bersama ibu kost. Aku pulang dikawal dengan Ben. Dia tidak menanyakan apa pun padaku. Seperti penjaga yang selalu berada di belakang motorku. Sampai di kost pun Ani tak banyak bicara, hanya berwajah masam melihatku. Pagi ini, dia juga belum bicara hingga kami selesai mandi dan sudah berpakaian, dia mulai berkata, "Kamu bawa motor sendiri ya hari ini, aku ada janji dengan teman pergi bersama." "Oh iya, kamu marah ya Ni." "Ulan, aku bukan orang tua kamu yang akan marah jika kamu sudah memilih sesuatu yang beresiko tinggi. Ini hidup kamu ... tetapi ya, saranku sih hanya satu, apa pun yang terjadi nanti adalah resiko yang harus diterima meski pahit." Aku paham, dia pasti mikir aku, Ben dan Suci. "