Sumpahku kali ini tidak mempan karena aku harus menginjakkan kakiku untuk kedua kalinya di rumah si Om Ben. Dia juga sudah mengambil jatah nasi kotak untukku, sebenarnya dia gak mau tetapi aku paksa dan dia juga dikasih. Untung saja masih sepi daerah sekitar rumahnya, mungkin emak-emak lagi sibuk di dapur. Aku malu ketahuan datangin laki-laki bujangan, dikiranya aku cewek apaan. "Kalau pagi selalu sepi ya Om." "Ibu-ibu lagi ada acara, makanya sepi." "Oh, kompakkan gitu ya seru." "Wajib gak bisa nolak," katanya sembari melirikku dan memapahku masuk ke dalam rumahnya. Perlahan dia membawaku ke sofa, dengan sangat hati-hati. Merasakan perhatian yang seperti ini, jangan salahkan aku kalau mudah jatuh cinta padanya. Ya ampun, aku kok jadi murahan. "Kamu mau makan?" "Kalau disuapin bo