“Le-ta?” Tatapan sinis dari empat pasang mata yang sedang menatapnya itu membuat Kenzie salah tingkah. “Malam.” hening. Tidak ada yang membalas sapaannya membuat Kenzie tersenyum kikuk. “Kamu-- duduk dulu aja.” “Oh, oke.” Air mengikuti arah gerak Kenzie hingga pria itu duduk di salah satu kursi di meja kosong. “Kalau sampai Kenzie berani macam-macam sama kamu. Langsung panggil aku, sayang.” pesan Air dengan raut serius. Shaleta tersenyum kecil. “Oke. Kenzie pasti gak berani macam-macam. Aku dikawal empat bodyguard gini.” “Shaleta?” tegur Ravel keras dengan suara pelan. “Kenapa bisa ada Kenzie di sini?” Shaleta berdehem pelan dan memberanikan dirinya menatap langsung pada manik mata Ravel. “Abang jangan marah. Leta janji, nanti pasti bakal jelasin semuanya sama Abang. Tapi sekarang,