Shaleta berjinjit dan mengulurkan tangan kanannya menggambil ordner yang letaknya ada di rak dokumen paling atas. Menghela nafas lelah ketika ponselnya kembali bergetar panjang tanda ada panggilan masuk, tapi sayangnya masih dari caller id sama dengan lima belas panggilan tak terjawab sebelumnya. “Lo ngapain, Ta?” “Astaga!” jerit Shaleta kaget. Reflek beringsut dan menarik turunkan tangannya. Shaleta langsung berpaling. Menatap Radit, pelaku yang sudah membuatnya kaget itu dengan tajam. “Wow wow wow.” Radit angkat tangan. “Santuy, santuy, Ta. Lagi PMS? Keseringan banget PMS perasaan sih, lo. Lagian lo ngapain, sih nemplok-nemplok kayak gitu?” Shaleta menghela nafas pelan mencoba mengulur kesabarannya. Alih-alih menjawab pertanyan dari Radit. Shaleta malah meraih ponsel yang diletakkan