Air diam duduk di sofa memperhatikan setiap gerak gerik Shaleta yang dengan cekatan menyiapkan bahan-bahan untuk masakan gadis itu. Shaleta memundurkan kepalanya sedikit. Menengok Air. “Gak apa-apa 'kan kalau cuma nasi goreng, Air?” “Gak apa-apa, sayang. Apapun yang kamu masakin buat aku, pasti aku makan sampai habis gak bersisa.” jawab Air sambil berpindah tempat duduk ke kursi meja makan. Shaleta terkekeh pelan. “Oke. Tahan sebentar lagi ya, Air. Cacingnya masih kuat nunggu 'kan?” Air menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. “Ada juga aku yang kuat nunggu kamu lama banget, yangg.” Gerakan tangannya yang sedang mengaduk-aduk nasi di atas frying pan terhenti. Shaleta mengangkat wajahnya dan perlahan menoleh ke belakang. Menatap dalam tepat di manik hitam Air. Air langsung menega