Air berdiri bersandar pada dinding di belakangnya. Kedua tangannya dimasukan ke dalam saku celana dan kaki kiri disilangkan di depan kaki kanannya. Air menoleh kearah sampingnya memperhatikan Shaleta yang sedang mengunci pintu unit apartemen gadis itu. Hingga suara milik seseorang muncul, Air memajukan punggungnya sampai ke balik punggung Shaleta. “Mau pergi Ta?” Sontak, Shaleta langsung menoleh ketika mendengar suara yang bukan suara Air. “Iya.” “Mau kemana emang?” tanya Rafi sambil mengulurkan tangannya. “Ini, apa?” walau sedikit bingung Shaleta tetap menerima uluran tangan Rafi sebagai bentuk sopan santun. “Jalan.” “Normalnya orang Indo kalau ketemu sama kenalannya, kan?” Kerdus! Bilang saja mau pegang-pegang. Air menatap Rafi tajam. Shaleta manggut-manggut dan langsung menarik