Kedua tangan Shaleta menggenggam pinggiran meja riasnya. Menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Perlahan Shaleta menunduk menatap cincin pemberian Air yang sudah dia pasang di jari manis tangan kirinya. Apakah pilihannya kali ini sudah tepat? Apakah alur ceritanya bersama Air akan berbeda? Namun jika itu hanya mengulang akankah dia siap untuk jatuh yang kedua kalinya? Shaleta tersenyum getir. Semoga saja kali ini dia tidak salah pilih lagi. ☆☆☆ Air kembali menoleh menatap pintu kamar Shaleta yang masih saja tertutup rapat bosan. “Sayang!” Shaleta menghela nafas pelan. “Sebentar Air.” Air mendengus keras. Kata sebentar untuk yang kelima kalinya dari Shaleta sejak satu jam yang lalu Air tiba di unit apartemen gadis itu. Dia yang terlalu cepat datang dari waktu janjian mereka berdua