“Lo kalau jalan mata dipakai, dong lo! Ahh! Sial!” suara keras Brenda berhasil menarik perhatian seluruh penghuni lobby kantor yang memang ramai di saat jam pulang kerja. “Ma-maaf.” “Gampang, ya lo bilang maaf! Basah, nih baju mahal gue!” Brenda menatap kemeja putihnya yang berubah menjadi berwarna cokelat karena terkena tumpahan es kopi yang dia bawa. “Lo gak apa-apa?” tanya Shaleta pelan seraya menyentuh bahu wanita itu. Wanita itu hanya menggeleng pelan tanpa menatap Shaleta. Duduk berjongkok mengambil mapnya yang beberapa ikut basah. “Ada pahlawan kesiangan rupanya.” sindir Brenda keras. Shaleta menatap Brenda sejenak. “Sini, berdiri.” titah Shaleta sambil memegang kedua bahu wanita itu dan membantunya berdiri. “Tap--” “Nama lo siapa?” “Saya Myra, Bu.” “Gue Leta. Jangan pangg