Shaleta melangkahkan kakinya menuju gedung apartemen. Selalu mengeluh keberatan jika Air selalu mengantar dan menjemputnya. Tapi ketika harus pulang sendiri seperti sekarang ini, membuat Shaleta merasa sedikit ... kehilangan? Huh! Shaleta mendadak merindukan Air. Shaleta berjalan, berbaur dengan para pejalan kaki lain di trotoar yang basah setelah diguyur hujan sambil melihat lampu-lampu gedung-gedung. Menghirup dalam aroma petrichor, aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh di tanah yang kering. Aroma yang selalu bisa membuat Shaleta merasa damai. “Leta?” Tubuh Shaleta membeku untuk sepersekian detik ketika mendengar sebuah suara yang datang dari arah belakangnya. Suara itu, suara yang paling tidak ingin didengar lagi seumur hidupnya. Shaleta yang sempat menghentikan jalannya kemba