Kenapa Kamu Terus Menyakiti Aku?

1046 Kata
"Aku tahu kamu mengincar cucuku karena ingin uang kan? Harga diri kamu berapa agar kamu cepat pergi dari cucuku?" tanya sang Kakek dengan wajah galaknya dan seolah menghina Gisel. "Saya mencintai Roger dan saya tidak pernah ada di dekatnya karena uang. Anda bisa tanya sendiri padanya. Saya tidak jual diri karena saya sudah menikah dengan cucu Anda," jawab Gisell. "w************n jangan berbohong padaku. Cerai saja kamu sama cucuku lalu kamu pergi dengan uang ini." Sang Kakek langsung mengambil cek yang dia bawah di saku jasnya dan dia segera menuliskan sejumlah uang. Lalu dia melemparkan cek yang bertuliskan uang itu ke wajah Gisella. Gisella menangis saat itu juga dan Roger berpura-pura membelanya dengan cara membuat Kakeknya pergi. "Ini yang untuk kamu, pergi kamu dari cucuku w************n," teriak sang Kakeknya setelah melemparkan cek bertuliskan beberapa miliar. "Kakek, apa yang Anda lakukan? Aku bilang aku cinta dia dan aku hanya ingin dia yang menjadikan istriku. Kakek tolong hargai aku karena aku yang mengurus perusahaan, jika tidak aku akan mundur dari perusahaan dan pergi selamanya dari sisi Kakek." Roger sengaja membuat sang Kakek marah agar pergi. "w************n, kamu berhasil merebut hati cucuku. Ingat! Jika dalam waktu tiga tahun dia tidak bisa melahirkan cucu maka aku akan buat kamu menikahi wanita lain. Sekarang Kakek akan pergi dan awas saja kamu pergi dari Kakekmu ini." sang Kakek langsung pergi begitu saja setelah Roger mengancam akan pergi dari perusaahan. Saat sang Kakek sudah pergi, Gisella mengatakan sesuatu hal yang membuat Roger marah. "Apa kamus sudah puas membuatku seolah aku w************n di depan Kakek kamu? Kenapa kamu terus menyakitiku aku? Padahal kamu tahu aku sangat mencintai kamu Roger?" Gisella bertanya sambil suaranya serak karena baru saja selesai menangis. "w************n! Kamu itu hanya wanita yang aku beli jadi hanya bisa jadi pelindungku. Aku memakai kamu agar dibenci Kakek karena apa? Aku tak mau menikah karena perjodohan. Suatu saat aku akan menikah dengan wanita yang aku cintai tentunya itu bukan kamu." Roger pergi begitu saja meninggalkan kamar inap Gisella. Gisella saat itu dan dia melihat cek yang tadi dilemparkan oleh Kakek Roger. Dia mengambil cek itu dan dia memiliki ide agar bisa lari dari cengkraman Roger. 'Apa aku terima saja uang ini? Kenapa Roger kamu terus menyakiti aku? Padahal sekarang yang aku harapkan kamu mencintai aku seperti dulu kamu cinta aku. Demi kamu aku dulu rela berpisah, aku sama sekali tidak tahu apa yang orang tuaku lakukan pada ibumu' Gisella hanya menangis dan dia menyembunyikan cek yang di berikan yang sangat Kakek siapa tahu nanti dia bisa menggunakan yang itu untuk dirinya. 'Jika kamu tidak pernah mencintai aku. Apa aku boleh pergi? Jujur aku sudah tidak kuat dengan cara Kakek kamu menghinaku dan kamu juga' Seminggu Gisella dirawat di rumah sakit dan Roger sama sekali tidak menjenguknya tapi Roger mengirim beberapa bodyguard untuk menjaganya. Sekarang Gisella sudah membaik dan dia diperbolehkan pulang hanya ada luka beberpaa saja yang belum kering akibat kecelakaan dan hasil CT-Scan mengatakan kalau tidak ada gegar otak. "Nona sebentar lagi Tuan Roger yang akan menjemput Anda. Jadi Anda tenang saja saya hanya akan mengawal Anda sampai di depan rumah sakit ini nantinya," kata bodyguard. "Terimah kasih." Gisella saat itu dia duduk di kursi roda dan bodyguard Roger yang mendorong kursi roda itu hingga sampai depan rumah sakit. Di sana dia melihat Roger yang sudah berdiri dan menghampiri dirinya. "Berdiri kamu! Aku tahu kamu sudah sembuh. Ayo cepat masuk mobil, aku ada urusan di perusahaan. Cepatlah! Wanita seperti kamu jangan manja di hadapanku." Roger saat itu menarik tangan Gisella lalu memaksanya mengikuti dirinya ke mobil. "Sakit! Aku bisa jalan, tolong lepaskan. Kenapa kamu suka sekali kasar? Lebih baik aku tidak bertemua kamu selama seminggu ini," jawab Gisella yang sudah kehabisan rasa sabarnya. Roger dengan kasar mendorong tubuh Gisella masuk ke dalam mobil. Lalu pria ini juga masuk ke dalam mobil dan saat dia sudah ada di dalam mobil, pria ini langsung mencengkram erat leher wanita ini. "w************n! Berani sekali kamu marah padaku. Ingat! Kamu itu hanya wanita yang aku beli dari diskotik murahan. Apa kamu bisa diam dan patuh, kalau tidak aku akan bunuh kamu saja." Roger saat itu marah dia mencengkram erat leher wanita ini sampai dia pingsan. Setelah wanita ini pingsan, Roger melakukan mobilnya dengan kecepatan penuh agar sampai di villa pribadinya. "Gisella, mulai hari ini dan seterusnya kamu akan menjalani hari-harimi seperti di neraka. Hatiku merasa lebih baik ketika aku melihat kamu yang menderita. Pasti seperti Ibuku yang saat itu dipukuli orang tua kamu, maka aku akan buat kamu dipukuli juga mulai sekarang." Roger saat itu sudah kerasukkan hawa dendamnya jadi dia mencoba menghilangkan rasa cintanya dan hanya ada rasa benci. Beberapa menitan kemudian, Roger membawa Gisella ke villa pribadinya dan sekarang mereka sudah memasuki halaman depan villa. Dia mengendong Gisella dan segera membawanya ke gudang untuk menyiksanya. Bukan siksaan di ranjang tapi melainkan siksaan lainnya. "Sekarang aku akan buat kamu lebih menderita. Hei kamu bangunlah! Jangan pura-pura pingsan." Roger saat itu membaringkan Gisella di lantai gudang yang kotor. Gisella dibangunkan dengan cara ditarik rambutnya. "Ah.. sakit! Apa mau kamu? Lepaskan tangan kamu. Sakit jangan tarik rambutku." Roger tersenyum saat Gisella bangun. Lalu dia menyuruh anak buahnya mengambilnya cambuk di ruangan lain. Setelah mendapatkan cambuk dari anak buahnya, dia langsung mencambuk Gisella. "Rasakan ini! Dulu Ibuku dipukuli balok kayu. Sekarang giliran kamu, aku cambuk hingga mati." Roger mencambuk wanita ini dengan kejam. "Apa salahku? Ampun... tolong... jangan sakiti aku lagi... " Gisella saat itu hanya bisa duduk di depan Roger dicambuk sampai 5 kali. "Rasakan ini! Coba kamu berteriak yang kencang." "Ampuni aku.. sakit." Gisella tidak kuat menahan cambukan dari Roger lalu dia pingsan. "Hei kamu masih hidupkan? Dia tidak boleh meninggal." Roger khawatir kalau Gisella meninggal akibat dicambuk. Dia saat itu langsung mengendong Gisella kembali ke kamar biasanya. Dia memanggil dokter keluarga untuk mengobati Gisella. Beberapa saat Dokter datang dan dia kaget kenapa bisa ada seorang wanita yang pingsan dengan luka sepertinya dicambuk. "Dokter, periksa wanita ini. Tutup mulut kamu jangan sampai ada yang tahu. Buat wanita ini sembuh dan aku masih butuh dia untuk mainanku," kata Roger. "Baik, Tuan Muda." Saat itu Gisella sadar dari pingsannya dan dia kaget berteriak keras ketika Dokter membalut lukanya. "Siapa Anda? Lepaskan saya! Tolong... jangan cambuk saya lagi," teriaknya ketika dia baru saja membuka kedua matanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN