"Gaga, mendung" katanya
"Iyah tau" jawabku
"kayanya mau hujan deh"
"astaga Rara, kenapa manggil hujan?" kataku spontan
Rara kaget, raut wajahnya berubah menjadi panik.
"ko gue manggil hujan ga?" tanyanya
"Iyah kalau ada mendung, terus Lo bilang kayanya mau hujan deh. itu tuh kaya ritual manggil hujan" ucapku menjelaskan ke Rara
"demi ga, terus gimana dong, nanti gue disalahin semua pengunjung Dufan, karena manggil hujan" katanya wajah dia masih cemas , aku sedikit gemas melihatnya.
"nanti Lo minta maaf aja ke Abang Abang tiket, karena udah datengin hujan" ucapku menggoda, Rara masih panik dan aku senang melihat dia secemas itu.
kali ini dia diam, aku rasa dia memikirkan omonganku tadi. aku merasa tidak enak hati rasanya.
"Ra, gue bercanda" ucapku
aku melihat Rara mengendorkan otot wajahnya.
"Gaga jahat ih, gue takut semua orang marah sama gue" katanya
aku mencoba menenangkan Gaga, saat sampai bawah, kami langsung menuruni bianglala, dan aku menggandeng tangannya.
dan tiba-tiba hujan langsung menyergap kami, kami berlari kecil menuju tempat untuk berteduh, saat sampai di tempat berteduh, Rara terlihat sedang merapihkan tubuhnya, aku reflek menyentuh rambut Rara, membenarkan rambutnya yang terkena air hujan.
"Lo pakai jaket gue ya" kataku
"ngga usah Gaga, aku strong loh" katanya
aku memaksa Rara memakai jaket yang sudah ku lepas untuknya, awalnya Rara menolak ku, namun akhirnya dia mengenakannya juga.
"Gaga maafin ya, aku manggil hujan tadi" katanya
aku tidak bisa menahan tawa, Rara masih memikirkan ucapan ku tentang ritual memanggil hujan, padahal aku hanya bercanda, hanya ingin menggoda dia saja. namun ternyata seperti biasa dia sangat polos, dia benar-benar seperti kertas putih yang belum ada coretan, sekali di coret akan susah hilang.
"Rara, gue bercanda loh tadi" kataku menjelaskan padanya lagi
"Gaga, kalau hujannya ga mau berhenti, kita lawan dia aja yuk" ucapnya
aku diam, bertanya-tanya maksud dari melawan itu apa?
"melawan hujan? gimana maksudnya?" tanyaku
"Iyah, kita hujan-hujan an aja, sambil bilang gue ga takut sama Lo" ucap Rara
aku tertawa, melihat ekspresi muka Rara dan gerakan tubuhnya.
"Lo tau ga, kalau kita mau hujan-hujan an biasanya hujan akan berhenti gitu aja"ucapnya
"serius?" kataku, kali ini aku yang tidak percaya
"percaya sama gue, hayu kita hujan-hujan an" ajaknya
aku ragu-ragu namun rasanya perlu di coba.
"hayu Ra" kataku
Rara menggandeng tanganku, dia langsung menari di bawah hujan, tangannya di rentangkan dan kepalanya menggeledah ke atas.
"hujan, aku ga takut sama kamu, aku bisa lari meski airmu menyentuh tubuhku" suara Rara tersamar di telinga, namun entah perasaan apa yang membuat aku ingin selalu berada di dekatnya
dan benar apa yang Rara katakan, hujan berhenti tidak lama dari Rara menantang hujan, dia tersenyum ke arahku.
"bener kan ga, hujan berhenti" katanya
aku mengangguk tanda mengiyakan.
"Gaga balik aja yuk, baju gue basah" katanya aku mengiyakan lagi perkataan Rara
namun saat akan menuju parkir mobil, Rara menyeret ku ke indmart.
"kenapa Ra?" tanyaku
"sebentar, Gaga tunggu di sini ya" ucapnya
Rara masuk ke mini market, lalu mencari barang yang dia butuhkan, setelah selesai dia menghampiriku.
"ini ga?" katanya dia menyodorkan jas hujan plastik yang baru dia beli
"buat apa Ra, udah ga hujan" kataku
"biar mobil Lo ga basah, kan baju kita basah" ucapnya aku menggelengkan kepalaku, pikirannya memang tidak bisa ditebak. aku hampir tidak bisa mengimbangi namun sekali lagi, aku merasa hidup jika bersamanya.
Rara memakai jas hujan tersebut, namun kesulitan. aku membantunya, mencari bolongan kepala yang sedari tadi tidak bisa di temukan Rara. saat aku menemukan bolongan kepala, Rara langsung memasukan kepalanya, tanganku masih berada di pundak Rara. reflek aku membawa Rara dalam pelukanku.
"Gaga kenapa?" tanyanya
"ngga tau?" ucapku
ya aku tidak tahu, aku benar - benar tidak bisa jauh darinya, aku benar -benar menginginkan Rara hadir di hidupku, hari ini, esok dan seterusnya. namun Tasya gadis baik, cantik yang aku cintai juga, tidak bisa ku lepaskan begitu saja.
egois kah aku, jika menginginkan mereka berdua dalam satu waktu.
"ih Gaga cepetan pakai" katanya
aku memakainya, dan kami langsung masuk kedalam mobil, kalian tahu? semua mata tertuju kepada kami. mereka pikir mungkin kami lucu, memakai jas hujan di dalam mobil, tapi aku tidak perduli tentang hal ini, melihat Rara seperti anak kecil mengepak mengepak tangannya, sehingga menciptakan kebisingan, akibat dari suara plastik jas hujan yang bergesekan, membuat aku tertawa bahagia.
aku tidak pernah sebahagia ini, aku tidak pernah sehidup ini. Rara satu-satunya orang yang membuat aku menjadi riang seperti ini.
"power ranger hijau mari kita pulang" kata Rara yang melihat ke arahku, aku diam sejenak. power ranger hijau? aku hampir tak bisa menebak pikiran Rara.
"gue power rangers pink, Lo power ranger ijo, liat jas hujan kita" katanya
Rara menangkap sinyal kebingungan ku,
dan aku reflek melihat jas hujan yang aku kenakan, dan yang Rara kenakan.
aku tertawa, mukaku benar - benar memerah merekah.
"baik pink, mari kita berangkat" kataku yang mengikuti permainan Rara
"bagus ijo, mari kita tangkap musuh" ucapnya
aku melajukan mobilku, memecah sore yang hening, banyak genangan air di pinggir jalan. wajar saja, hujan tadi sangat deras. selokan yang banyak sampah membuat air tidak bisa mengalir dengan benar. ibu kota belum bisa sepenuhnya cantik, jika warga nya belum bisa buang sampah pada tempatnya
"Gaga gue mau nyalain musik, boleh ngga sih?" katanya
"boleh Ra" kataku
"tapi gue tuh ga punya musik loh" katanya
"terus?" tanyaku
"pakailah handphone Lo, eh tapi ga usah deh. gue aja yang nyanyi ya" katanya menawarkan dirinya untuk bernyanyi.
aku mengiyakan tawaran Rara
"ohhhhh,,, lihat kebunku penuh dengan bunga, ada yang merah, dan ada yang putih. setiap hari ku siram semuaaaa.....
"tapi ga, gue ga pernah nyiram bunga. soalnya yang nyiram bibi dirumah" katanya, dia berhenti bernyanyi saat dia tidak melakukan hal yang di lagu tersebut.
"Rara, itukan cuma lagu" ucapku
"iya sih ya. ya udahlah ga usah nyanyi. gue mau diem aja. biar jadi emas" katanya
sekali lagi, aku tidak bisa menangkap maksud pembicaraan Rara, mencoba mencari tahu maksud dari pernyataannya namun ternyata tidak bisa.
"eh Gaga, Lo masuk ke rumah gue dulu ya" katanya
"ngga usah gue langsung pulang aja" kataku
"Iyah sih, mending gitu ya. biar Lo bisa langsung ganti baju" katanya
"nah itu Rara pinter" ucapku
"kan gue emang pinter, lupa ya" katanya
"oh iya, makanya ikut OSN" ucapku
"nah itu Gaga pinter" katanya
dia menyodorkan tangannya, dan aku meraih tangan Rara. dia memberiku selamat.
"yaudah Gaga, makasih ya. hati hati dijalan" katanya
tangan Rara masih ku pegang, enggan sekali berpisah dengannya.
"Rara, kayanya malem ini gue bakalan kangen Lo" kataku
"gapapa, kalau kangen. sebut nama Rara pasti Rara bakalan ada di sana" katanya
Rara keluar dari mobilku, lalu melambaikan kearah ku. aku berlalu.
hari ini, banyak sekali hal yang membuat aku tersenyum, prihal Rara dia sangat berbeda dari wanita yang ku kenal. dia lucu dan aku suka.
Dufan terimakasih.